Selasa, 31 Januari 2017

DARAH PEJUANG DARI ROSULULLAH SAW.MENGALIR DALAM TUBUH AHLUL BAIT NABI SAW.

"DI DALAM JIWA AHLUL BAIT ADA DARAH DAN RUH
SAYYIDINA MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WASSALAM"

Para Pencari Kelemahan Habib
Saya ingin katakan kepada kalian, yang kalian hadapi itu adalah
keturunannya Rasulullah SAW atau Ahlul Baitnya Nabi.
Kalian harus tahu bahwa sejak 1400 tahun yang lalu hingga sekarang Keturunannya Rasulullah SAW itu tidak pernah gentar untuk menghadapi
para penguasa zalim dan para pengikutnya.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Syahid,
Sayyidina Hasan diracun,
Sayyidina Husein dipenggal,
Sayyidina Ali bin Husein disiksa,
Sayyidina Zaid bin Ali bin Husein disalib,
Imam Ahmad Al Muhajir difitnah,
Imam Jakfar Shodiq difitnah,
serta ribuan lagi mereka yang syahid ataupun dipenjara demi
membela agama Allah.

Jadi tidak ada gunanya jika Habib Rizieq atau Habib-Habib lain diintimidasi ataupun difitnah dengan berbagai cara,
leluhur mereka sudah terlebih dahulu merasakan itu semua.
Bagi mereka fitnah Dan intimidasi barang usang jika hanya untuk mematikan jiwa perjuangan mereka.
Semakin mereka ditindas maka akan semakin terlihat semangat perlawanan mereka, Ahlul Bait tidak pernah lari dari "perang".
Tidak Ada sejarahnya Rasulullah SAW lari dari perang,
Tidak Ada sejarahnya Sayyidina Ali meninggalkan negara yang sedang konflik,
Tidak ada sejarahnya Sayyidina Husein takut karena adanya intimidasi,
Tidak ada sejarahnya keturunan Rasulullah SAW ciut dengan banyaknya dukungan kepada penguasa-penguasa zalim.

#Ketahuilah_oleh_kalian,
Keturunan Rasulullah SAW dilahirkan bukan untuk jadi pengecut,
Keturunan Rasulullah SAW juga ada bukan untuk jadi bangsa munafik,
Keturunan Rasulullah SAW hadir didunia bukan untuk menjadi budaknya Dajjal...
Mereka hidup hanya untuk menyatakan bahwa yang benar adalah benar yang salah adalah salah....
Ingatlah sekali lagi hai kalian yang disana...
Di dalam darah para Habib itu ada darah para pejuang sejati sepanjang masa...
Kalian boleh saja menghancukan fisiknya,
Tapi jangan pernah berharap kalian bisa merebut ruh perjuangan para keturunan Sayyidina Rasulullah SAW dari muka bumi....... Selama masih ada mereka selama itu pula Islam akan terus berkibar di muka bumi ini.....
ALLAHU AKBAR !!!
#SHARE
#ISTIQOMAH_SATU_CINTA

BACAAN DO'A FAJAR DAN TERJEMAHANNYA

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي بِهَا قَلْبِي، وَتَجْمَعُ بِهَا شَمْلِي، وَتَلُمَّ بِهَا شَعَثِي، وَتُرَدَّ بِهَا أُلْفَتِي، وَتُصْلِحُ بِهَا دِينِي، وَتَحْفَظُ بِهَا غَائِبِي، وَتَرْفَعُ بِهَا شَاهِدِي، وَتُزَكِّي بِهَا عَمَلِي، وَتُبَيِّضُ بِهَا وَجْهِي، وَتُلْهِمُنِي بِهَا رُشْدِي، وَتَعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوءٍ، اللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيمَانًا صَادِقًا، وَيَقِينًا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ، وَرَحْمَةً أَنَالُ بِهَا شَرَفَ كَرَامَتِكَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْفَوْزَ عِنْدَ الْقَضَاءِ، وَنُزُلَ الشُّهَدَاءِ، وَعَيْشَ السُّعَدَاءِ، وَمُرَافَقَةَ الأَنْبِيَاءِ، وَالنَّصْرَ عَلَى الأَعْدَاءِ، اللَّهُمَّ أَنْزَلْتُ بِكَ حَاجَتِي، وَإِنْ قَصُرَ رَأْيِي، وَضَعُفَ عَمَلِي، وَافْتَقَرْتُ إِلَى رَحْمَتِكَ، فَأَسْأَلُكَ يَا قَاضِيَ الأُمُورِ، وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ، كَمَا تُجِيرُ بَيْنَ الْبُحُورِ أَنْ تُجِيرَنِي مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ، وَمِنْ دَعْوَةِ الثُّبُورِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْقُبُورِ، اللَّهُمَّ مَا قَصُرَ عَنْهُ رَأْيِي، وَضَعُفَ عَنْهُ عَمَلِي، وَلَمْ تَبْلُغْهُ أُمْنِيَتِي مِنْ خَيْرٍ وَعَدْتَهُ أَحَدًا مِنْ عِبَادِكَ، أَوْ خَيْرٍ أَنْتَ مُعْطِيهِ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، فَإِنِّي أَرْغَبُ إِلَيْكَ فِيهِ، وَأَسْأَلُكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هَادِينَ مَهْدِيِّينَ، غَيْرَ ضَالِّينَ وَلا مُضِلِّينَ، حَرْبًا لأَعْدَائِكَ، وَسِلْمًا لأَوْلِيَائِكَ، نُحِبُّ بِحُبِّكَ النَّاسَ، وَنُعَادِي بِعَدَاوَتِكَ مَنْ خَالَفَكَ مِنْ خَلْقِكَ، اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ، وَعَلَيْكَ الاسْتِجَابَةُ، اللَّهُمَّ وَهَذَا الْجُهْدُ، وَعَلَيْكَ التُّكْلانُ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ، اللَّهُمَّ ذَا الْحَبْلِ الشَّدِيدِ، وَالأَمْرِ الرَّشِيدِ، أَسْأَلُكَ الأَمْنَ يَوْمَ الْوَعِيدِ، وَالْجَنَّةَ يَوْمَ الْخُلُودِ، مَعَ الْمُقَرَّبِينَ الشُّهُودِ، وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ، وَالْمُوفِينَ بِالْعُهُودِ، إِنَّكَ رَحِيمٌ وَدُودٌ، وَإِنَّكَ تَفْعَلُ مَا تُرِيدُ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ الْعِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي لا يَنْبَغِي الْحَمْدُ إِلا لَهُ، سُبْحَانَ ذِي الْعَرْشِ وَالْبَهَاءِ، سُبْحَانَ ذِي الْمَقْدِرَةِ وَالْكَرَمِ، سُبْحَانَ الَّذِي أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ بِعِلْمِهِ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي نُورًا فِي قَلْبِي، وَنُورًا فِي قَبْرِي، وَنُورًا فِي سَمْعِي، وَنُورًا فِي بَصَرِي، وَنُورًا فِي شَعْرِي، وَنُورًا فِي بَشَرِي، وَنُورًا فِي لَحْمِي، وَنُورًا فِي دَمِي، وَنُورًا فِي عِظَامِي، وَنُورًا مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَنُورًا مِنْ خَلْفِي، وَنُورًا عَنْ يَمِينِي، وَنُورًا عَنْ شِمَالِي، وَنُورًا مِنْ فَوْقِي، وَنُورًا مِنْ تَحْتِي، اللَّهُمَّ زِدْنِي نُورًا، وَأَعْظِمْ لِي نُورًا، وَاجْعَلْ لِي نُورًا, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم
Artinya :
Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadamu rahmat dari sisimu yang dengannya Engkau menunjuki hatiku, mengumpulkan yang terserak dariku, memperbaiki apa yang kusut padaku, mengembalikan padaku kesenanganku, memperbaiki agamaku, menjaga batinku (dari sifat-sifat buruk dan menghiasinya dengan sifat-sifat baik), mengangkat lahiriahku (dengan amal yang baik), mensucikan amalku (dari hala-hal yang dapat merusaknya), memutihkan wajahku, mengilhamkan kepadaku petunjukku, dan menjagaku dari segala kejelekan. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu iman yang langgeng yang meliputi hatiku, dan aku memohon kepada-Mu keyakinan yang jujur sehingga aku mengetahui bahwasanya tidak ada yang menimpaku kecuali yang telah Engkau tetapkan atasku, dan buatlah aku ridho (rela) dengan segala yang Kau bagikan untukku. Ya Allah berikanlah kepadaku iman yang jujur / sungguh-sungguh dan keyakinan yang tidak diikuti oleh kekafiran dan rahmat yang dengannya aku memperoleh kemuliaan-Mu di dunia dan di akhirat. Ya Allah aku memohon kepada-Mu kesabaran ketika menerima keputusan (dari-Mu), keberuntungan ketika perjumpaan (dengan-Mu), derajat para syuhada, kehidupan orang-orang yang bahagia, pertolongan atas musuh, dan berdampingan dengan para Nabi (di surga). Ya Allah, sesungguhnya aku menyerahkan hajatku kepada-Mu, meskipun lemah pendapatku, pendek angan-anganku, dan perlunya aku akan rahmati, maka aku mohon wahai Sang Pemutus segala perkara, penyembuh segala dada (yakni: hati), sebagaimana Engkau menjauhkan antar laut, agar Engkau juga menjauhkanku dari azab neraka Sa’iir, juga dari seruan kecelakaan, dan fitnah kubur. Ya Allah, apapun yang pikiranku lemah darinya, dan angan-anganku pendek darinya, serta niat dan cita-citaku tak sampai padanya daripada segala kebaikan yang yang telah Engkau janjikan kepada salah seorang dari hamba-hamba-Mu, atau kebaikan yang Engkau berikan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, maka sesungguhnya aku sangat mendambakannya juga kepada-Mu, dan memohon kepada-Mu kebaikan tersebut, wahai Tuhan Penguasa seluruh alam semesta. Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang membawa petunjuk dan selalu ditunjuk, bukan orang yang sesat dan bukan pula menyesatkan, kami memerangi musuh-Mu, dan kami berdamai dengan para kekasih-Mu, kami mencintai manusia karena kecintaan pada-Mu, dan kami memusuhi karena permusuhan-Mu kepada siapa saja yang menyalahi (perintah)-Mu dari makhluk-Mu. Ya Allah ini adalah doa dan dari-Mu lah penerimaan, dan ini adalah kadar usaha kami dan kepada-Mu lah berserah diri, dan sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami hanya akan kembali kepada-Nya, dan tiada daya (untuk menghindar dari kemaksiatan) dan tiada upaya (untuk melakukan ketaatan) kecuali dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Luhur lagi Maha Agung. Dia Yang Memiliki tali (agama) yang kuat, dan perkara yang penuh petunjuk, aku memohon kepada-Mu keamanan pada hari datangnya ancaman (hari kiamat), dan surga pada hari kekekalan, bersama dengan orang-orang yang didekatkan lagi menyaksikan (Allah), yang ahli ruku’ dan ahli sujud, dan menepati janji, sesungguhnya Engkau Maha Penyayang Lagi Mencintai, dan Engkau Maha Memperbuat apa yang Engkau kehendaki. Maha Suci Allah Yang Berlembut dengan keperkasaan-Nya dan Berfirman dengan keperkasaan itu, Maha Suci Allah Yang Mengenakan Kemuliaan dan berbuat dermawan dengannya, Maha Suci Allah Yang mana tidak layak pensucian kecuali untuk-Nya, Maha Suci Allah Sang Pemilik karunia dan nikmat-nikmat, Maha Suci Allah Yang Memiliki kekuasaan dan kedermawanan, Maha Suci Allah Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan, Maha Suci Allah Yang Menghitung segala sesuatu dengan ilmu-Nya. Ya Allah jadikanlah bagiku cahaya dihatiku dan cahaya dikuburku, cahaya di pendengaranku dan cahaya di penglihatanku, cahaya di rambutku dan cahaya di kulitku, cahaya di dagingku, cahaya di darahku, cahaya di tulang-belulangku, dan cahaya di urat-uratku, cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di kananku, cahaya di kiriku, cahaya di atasku, dan cahaya di bawahku. Ya Allah tambahkanlah untukku cahaya, berikanlah aku cahaya, dan jadikanlah bagiku cahaya. Dan sholawat serta salam semoga tetap telimpah atas junjungan kita Nabi Muhammad dan kepada keluarga serta para sahabat beliau.

SEBERAPA AKHLAQ ENGKAU TERHADAP GURUMU

Seberapa Kau Berakhlaq & Beradab Kepada Gurumu Sebanyak Itu Kau Akan Mendapat Alfutuh..

Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mngatakan.

ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﺘﺢ ﻭﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻋﻨﻲ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﻟﻠﺤﺠﺐ، ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻻﺩﺏ ﻣﻊ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺒﺮ ﻣﻘﺪﺍﺭﻩ ﻋﻨﺪﻙ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻚ ﺫﺍﻟﻚ ﺍﻟﻤﻘﺪﺍﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﻚ

Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya (maksudnya terbukanya hijab-hijab batinnya), adalah sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu ".(al Manhaj as Sawiy : 217)

Imam Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa, "Ya Allah, tutuplah dariku kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yg menyampaikan kekurangan guruku kepadaku". (Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah : 155)

Beliau pernah mengatakan dalam kitab At Tahdzibnya.

ﻋﻘﻮﻕ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﺗﻤﺤﻮﻩ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﻋﻘﻮﻕ ﺍﻻﺳﺘﺎﺫﻳﻦ ﻻ ﻳﻤﺤﻮﻩ ﺷﻲﺀ ﺍﻟﺒﺘﺔ

Durhaka kepada orang tua dosanya bisa hapus oleh taubat, tapi durhaka kepada ustadzmu tidak ada satupun yg dapat menghapusnya.

Habib Abdullah al Haddad mengatakan.
"Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah ridha kembali ". (Adaab Suluk al Murid : 54)

Seorang murid sedang menyapu madrasah gurunya, tiba-tiba Nabi Khidir as. mendatanginya. Murid itu tidak sedikitpun menoleh dan mengajak bicara nabi Khidhir. Maka nabi Khidhir berkata, " Tidakkah kau mengenalku ?. Murid itu menjawab, "ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir ".
Nabi Khidhir, " kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku ?".
Murid itu menjawab, " Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu ". (Kalam al Habib Idrus al Habsyi : 78)

Al Habib Abdullah al Haddad berkata, " Tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, " perintahkan aku ini, berikan aku ini..!", karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Tapi sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yg memandikannya ". (Ghoyah al Qashd wa al Murad : 2/177)

Para ulama ahli hikmah mengatakan,
"Barangsiapa yang mengatakan " kenapa ?" Kepada gurunya, maka dia tidak akan bahagia selamanya ". (Al Fataawa al Hadiitsiyyah : 56)

Para ulama hakikat mengatakan, " 70% ilmu itu diperoleh sebab kuatnya hubungan ( batin, adab dan baik sangka ) antara murid dengan gurunya ".

Semoga kita semua termasuk murid yang baik dan mendapat berkah dari guru kita.
اللهم آمين

Minggu, 29 Januari 2017

SIKAP IMAM ALI ZAINAL ABIDIN ASSAJAD TERHADAP PEMBENCI SAHABAT RA.

.
*Imam Ali Zainal 'Abidin assajad ra*dan *_sikapnya terhadap pengecam Sahabat Nabi_*       

Pada suatu hari Imam Ali Zainal 'Abidin ra assajad putra Imam Husain ra kedatangan beberapa orang tamu dari Iraq. Dalam percakapannya, tanpa alasan yg masuk akal mereka mengingkari keutamaan dua orang sahabat Nabi Muhammad saw , Abu Bakar dan Umar radhiyallahu'anhuma. Tanpa segan segan mereka melontarkan ucapan yg tidak sedap didengar terhadap pribadi dua orang sahabat Nabi trsb.  Imam Ali Zainal Abidin ra sama sekali tidak tahu  maksud apa yg mereka sembunyikan, apakah hendak menguji sikap dan pendiriannya, ataukah mereka memang sungguh-sungguh mencela dua orang Khalifah itu.  Dengan penuh kesabaran Imam Ali Zainal Abidin ra mendengarkan cercaan dan kecaman mereka, barulah kemudian Imam bertanya :     

*Apakah kalian termasuk golongan yg dinyatakan Al-Qur'an , Surah Al-Hasyr : 8 :*  _"Mereka yg diusir dari kampung halaman dan dipaksa meninggalkan harta benda mereka, hanya karena mereka itu ingin memperoleh karunia Allah dan Kridhoan-Nya ?_

  "Bukan...," *jawab mereka*  dengan terus terang dan dgn suara serentak

*.  "Apakah kalian termasuk golongan kaum Anshor yg dinyatakan dalam Al-Qur'an Surah Al-Hasyr ayat 9 :* _"Mereka yg bertempat tinggal di Madinah dan telah beriman kpd Allah sebelum kedatangan kaum Muhajirin, mereka yg mencintai dan bersikap kasih sayang kpd orang-orang yg datang berhijrah kpd mereka, dan tidak mempunyai pamrih apapun dalam memberikan bantuan kpd kaum Muhajirin itu.  Mereka lebih mengutamakan kaum Muhajirin daripada diri mereka sendiri sekalipun mereka berada di dalam kesusahan?"_

"Bukan..... . " *sahut mereka*

"Jika kalian tidak termasuk dua golongan itu maka aku ( Imam Ali Zainal Abidin ) berani memberi kesaksian bahwa ; kalian bukanlah kaum Mu'minin yg diterangkan Allah. dalam Firman-Nya pada Surah Al-Hasyr ayat 10 :  _"Orang-orang yg datang sesudah mereka (Kaum Muhajirin dan Kaum An-Shar) berdoa: "Ya Allah Tuhan kami. ampunilah kami dan saudara-saudara kami yg telah beriman lebih dulu dari pada kami, dan janganlah Kau tanamkan kedengkian didalam hati kami terhadap orang yg telah beriman._  Ya Allah Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penyayang."_    

*Setelah membacakan ayat-ayat Al-Qur'an trsb, secara tiba-tiba Imam Ali Zainal Abidi ra memperkeras suaranya sentengah membentak : _"Enyahlah kalian dari rumahku ini!"_* para tamu yg datang itu bukan main terkejut, seolah-olah baru saja disambar petir. Mereka tidak  menduga sama sekali bahwa cucu Imam Ali kharamallahuwajhah sangat hormat kepada kedua orang Khalifah terdahulu, Abu Bakar dan Umar radhiyallahu'anhuma. dua orang sahabat Nabi terkemuka yg telah berjasa besar dan mendampingi perjuangan Nabi saw

*Kepada putra-putranya,* terutama Imam Muhammad Al-Baqir r.a dan Imam Zaid r.a (Imam dari mazhab Syiah Zaidiyah), Imam Ali Zaenal Abiddin r.a selalu mewanti-wanti agar jangan sampai terkecoh ajakan orang-orang Kuffah (Syiah). Dua orang putranya itu selalu diingatkan supaya pandai-pandai menarik pelajara dari pengalaman pahit datuk mereka, Al-Husain r.a

*Kepada orang-orang yg mencela tiga orang Khalifah Rasyidun, yaitu :* Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a, Umar Ibnul Khatthab r.a. dan Usman bin Affan r.a. Imam Ali Zaenal Abiddin r.a memandang kecaman yg dilancarkan oleh para yg mengaku pecinta Imam Ali bin Abi Thalib terhadap Sahabat Nabi SAW yg terkemuka itu sebagai perbuatan yg tidak patut, bahkan dianggap memalukan. *Kepada kaum Syiah yg demikian itu ia mengingatkan :  _"Hai saudara-saudara, cintailah Ahlul Bayt dengan cara yg diajarkan Islam. Janganlah kecintaan kalian kepada kami itu membuat orang lain membenci kami"._*
.

SESUNGGUHNYA SHOLAWAT KEPADA NABI SAW.TERMASUK BIRUL WALIDAIN

🌷*من اللطائف العجيبة التي وردت عن الشيخ
الشنقيطي  قوله *: 🍁
Dari pembahasan yang mengagumkan dari As-Syeikh As-Syanqitii,perkataan beliau
🌺 *إن الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم تُعد من بر الرجل لأبيه*. 🌱
Sesungguhnya sholawat kepada Nabi Saw termasuk bentuk dari berbaktinya orang tersebut kepada ayahnya
🍃 *وذلك أن الملك الذي يبلغ النبي صلى الله عليه وسلم صلاة الناس عليه يقول :
Dan itu karena,malaikat yang menyampaikan sholawat orang tersebut kepada Nabi Saw,malaikat tersebut berkata;
" يا محمد إن فلان بن فلان صلى عليك"
Wahai Nabi Muhammad,sesunguhnya fulan bin FULAN telah bersholawat kepadamu
فيكون المرء سببا في ذكر اسم أبيه في حضرة رسول الله صلى الله عليه وسلم
Maka menjadi,orang yang sholawat kepada Nabi,sebagai sebab disebut nama ayahnya dihadapan Nabi Saw
و هذا من أعظم الإحسان.*📿
Dan ini merupakan sebaik-baik ketoatan
🍀اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد واله
وصحبه 🍀

Sabtu, 28 Januari 2017

KALAM SYECH ALI BIN ABUBAKAR AS SAKRAN

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ

*Mendekat ke wali ALLAH*

Al-Imam as-Syaikh Ali bin Abu bakar as-Sakran Ba ‘Alawi mengatakan :

“Diriwayatkan bahwa seorang syaikh besar, Muhammad bin Husain al-Bajaliy mengatakan, ‘Aku pernah melihat Rasulullah SAW di dalam mimpi lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah amal yang paling utama?’
Beliau menjawab, ‘Engkau berada di hadapan seorang wali ALLAH meskipun hanya sekadar orang yang memerah susu kambing atau memanggang telur, adalah lebih utama daripada engkau beribadah hingga terpotong-potong.’
Lalu aku bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah wali yang masih hidup atau yang telah wafat?’ Beliau menjawab, ‘Baik yang masih hidup atau yang telah wafat'.”

Sayyidina al-‘Arifbillah Abdullah bin Muhsin al-Athas pernah di tanya tentang makna ucapan di atas, yaitu, “Engkau berada di hadapan seorang wali ALLAH baik yang masih hidup maupun yang telah wafat adalah lebih baik daripada beribadah hingga terpotong-potong”, maka beliau berkata :

“Keutamaan ini tidak akan didapatkan kecuali apabila seseorang berada di hadapan seorang wali dan dia tahu bahwa orang tersebut adalah wali ALLAH dengan ditampakkan kepadanya oleh ALLAH kewaliannya.”

Kemudian seseorang berkata kepadanya, “Ini merupakan suatu masalah.”

Maka beliau berkata :

“Bukan suatu masalah. Bukanlah Abu Bakar ash-Shiddiq dan Abu Lahab pernah duduk bersama Nabi SAW? Dan keduanya makan bersama Beliau SAW. Abu Bakar duduk bersama Beliau SAW dan dia tahu bahwa beliau adalah Nabi ALLAH dan Rasul-Nya dengan sebenar-benar pengetahuan. Maka dia mendapatkan yang didapatkannya sehingga menjadi orang yang paling utama. Adapun Abu Lahab, dia juga duduk bersama Beliau SAW tetapi tidak tahu bahwa beliau adalah seorang Nabi dan Rasul. Yang diketahuinya adalah bahwa Beliau SAW anak yatim yang diasuh oleh Abu Thalib, seorang laki-laki dari kaum Quraisy, dan anak dari ayah dan ibunya. Maka dia tidak mendapatkan sesuatu sebagaimana yang didapatkan Abu Bakar. Apabila keistimewaan Nabi SAW saja tidak dapat diperoleh kecuali dengan pengetahuan, lalu bagaimana dengan yang lainnya? Dan jika berada dihadapan seorang wali ALLAH dengan sungguh-sungguh, maka tidak akan kosong dari suatu manfaat, khususnya bila disertai dengan keyakinan."

Sesungguhnya sangat jelas bahwa pemberian bergantung dengan cara pandang dan ukuran cara pandang menentukan kemampuan menerima.

 Al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad mengatakan :

“Tidak akan tampak keberkahan seorang sholeh atas para sahabatnya melainkan setelah dia mati. Dan pertolongan seorang wali setelah mati, kepada kerabat dan orang-orang yang memohon pertolongannya, lebih banyak daripada ketika masih hidup. Karena, ketika masih hidup dia disibukkan dengan berbagai beban, sedangkan setelah mati, ALLAH menghilangkan segala beban darinya.”

Syaikh Ahmad bin Uqbah bin al-Hadhramiy pernah ditanya, “Apakah pertolongan orang yang masih hidup lebih kuat dibanding orang yang mati?”

Beliau menjawab :

“Pertolongan orang mati lebih kuat, karena berada dalam hamparan Yang Maha Benar.”

Menjelang wafatnya Syaikh Ali al-Muttaqi, muridnya, Syaikh Abdul Wahhab bersedih.
Maka Beliau berkata kepadanya :

“Janganlah engkau bersedih. Kami adalah kaum yang suka menolong para murid setelah wafat sebagaimana menolong mereka ketika masih hidup, bahkan lebih banyak lagi.”

Jumat, 27 Januari 2017

OBAT JIWA DARI AULIYA

Al Imam Al Quthbil Irsyad wa Ghaustil Ibad Wal Billad Al Habib Abdullah Bin Alwi Al Haddad.( Shohiburratibul Haddad ).

Al Imam Al Kabir Al Quthbil Anfas Al Habib Habib Umar bin Abdurrahman Al Athos,( Guru futuh Al Habib Abdullah Al Haddad / Shohiburratibul Athos ).  mengatakan,

“ Al-Habib Abdullah Al-Haddad ibarat pakaian yang dilipat dan baru dibuka di zaman ini, sebab beliau termasuk orang terdahulu, hanya saja ditunda kehidupan beliau demi kebahagiaan umat di zaman ini (abad 12 H)”.

*Al-Imam Arifbillah Al-Habib Ali bin Abdullah Al-Idrus. mengatakan, “Sayyid Abdullah bin Alwy Al-Haddad adalah Sultan seluruh golongan Ba Alawy”.
Al-Imam Arifbillah Muhammad bin Abdurrahman Madehejra. mengatakan, “Mutiara ucapan Al-Habib Abdullah Al-Haddad merupakan obat bagi mereka yang mempunyai hati cemerlang sebab mutiara beliau segar dan baru, langsung dari Allah SWT. Di zaman sekarang ini kamu jangan tertipu dengan siapapun, walaupun kamu sudah melihat dia sudah memperlihatkan banyak melakukan amal ibadah dan menampakkan karomah, sesungguhnya orang zaman sekarang tidak mampu berbuat apa-apa jika mereka tidak berhubungan (kontak hati) dengan Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebab Allah SWT telah menghibahkan kepada beliau banyak hal yang tidak mungkin dapat diukur.”

Al-Imam Abdullah bin Ahmad Bafaqih. mengatakan, “Sejak kecil Al-Habib Abdullah Al-Haddad bila matahari mulai menyising, mencari beberapa mesjid yang ada di kota Tarim untuk sholat sunnah 100 hingga 200 rakaat kemudian berdoa dan sering membaca Yasin sambil menangis. Al-Habib Abdullah Al-Haddad telah mendapat anugrah (fath) dari Allah sejak masa kecilnya”.

Sayyid Syaikh Al-Imam Khair Al-Diin Al-Dzarkali. menyebut Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebagai fadhillun min ahli Tarim (orang utama dari Kota Tarim).

Al-Habib Muhammad bin Zein bin Smith. berkata, “Masa kecil Al-Habib Abdullah Al-Haddad adalah masa kecil yang unik. Uniknya semasa kecil beliau sudah mampu mendiskusikan masalah-masalah sufistik yang sulit seperti mengaji dan mengkaji pemikiran Syaikh Ibnu Al-Faridh, Ibnu Araby, Ibnu Athoilah dan kitab-kitab Al-Ghadzali.

Beliau tumbuh dari fitrah yang asli dan sempurna dalam kemanusiaannya, wataknya dan kepribadiannya”.
Al-Habib Hasan bin Alwy bin Awudh Bahsin. mengatakan, “Bahwa Allah telah mengumpulkan pada diri Al-Habib Al-Haddad syarat-syarat Al-Quthbaniyyah.”

Al-Habib Abu Bakar bin Said Al-Jufri . berkata tentang majelis Al-Habib Abdullah Al-Haddad sebagai majelis ilmu tanpa belajar (ilmun billa ta’alum) dan merupakan kebaikan secara menyeluruh. Dalam kesempatan yang lain beliau mengatakan, “Aku telah berkumpul dengan lebih dari 40 Waliyullah, tetapi aku tidak pernah menyaksikan yang seperti Al-Habib Abdullah Al-Haddad dan tidak ada pula yang mengunggulinya, beliau adalah Nafs Rahmani, bahwa Al-Habib Abdullah Al-Haddad adalah asal dan tiada segala sesuatu kecuali dari dirinya.”

Seorang guru Masjidil Haram dan Nabawi, Syaikh Syihab Ahmad al-Tanbakati. berkata, “Aku dulu sangat ber-ta’alluq(bergantung) kepada Sayyidi Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.qs Kadang-kadang dia tampak di hadapan mataku. Akan tetapi setelah aku ber-intima’ (condong) kepada Al-Habib Abdullah Al-Haddad, maka aku tidak lagi melihatnya. Kejadian ini aku sampaikan kepada Al-Habib Abdullah Al-Haddad. Beliau berkata,’Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani di sisi kami bagaikan ayah.

Bila yang satu ghaib(tidak terlihat), maka akan diganti dengan yang lainnya. Allah lebih mengetahui.’ Maka semenjak itu aku ber-ta’alluq kepadanya.”

Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi. seorang murid Al-Habib Abdullah Al-Haddad yang mendapat mandat besar dari beliau, menyatakan kekagumannya terhadap gurunya dengan mengatakan, ”Seandainya aku dan tuanku Al-Habib Abdullah Al-Haddad ziarah ke makam, kemudian beliau mengatakan kepada orang-orang yang mati untuk bangkit dari kuburnya, pasti mereka akan bangkit sebagai orang-orang hidup dengan izin Allah.

Karena aku menyaksikan sendiri bagaimana dia setiap hari telah mampu menghidupkan orang-orang yang bodoh dan lupa dengan cahaya ilmu dan nasihat. Beliau adalah lauatan ilmu pengetahuan yang tiada bertepi, yang sampai pada tingkatan Mujtahid dalam ilmu-ilmu Islam, Iman dan Ihsan. Beliau adalah mujaddidpada ilmu-ilmu tersebut bagi penghuni zaman ini. ”

Syaikh Abdurrahman Al-Baiti.
pernah berziarah bersama Al-Habib Abdullah Al-Haddad ke makam Sayidina Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’Alawy, dalam hatinya terbetik sebuah pertanyaan ketika sedang berziarah, “Bila dalam sebuah majelis zikir para sufi hadir Al-Faqih Al-Muqaddam, Syaikh Abdurrahman Asseqaff, Syaikh Umar al-Mukhdor, Syaikh Abdullah Al-Idrus, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, dan yang semisal setara dengan mereka, mana diantara mereka yang akan berada dibaris depan ?

Pada waktu itu guruku, Al-Habib Abdullah Al-Haddad, menyingkap apa yang ada dibenakku, kemudian dia mengatakan, ‘Saya adalah jalan keluar bagi mereka, dan tiada seseorang yang bisa masuk kepada mereka kecuali melaluiku.’

Setelah itu aku memahami bahwa beliau Al-Habib Abdullah Al-Haddad, adalah dari abad 2 H, yang diakhirkan kemunculannya oleh Allah SWT pada abad ini sebagai rahmat bagi penghuninya.”

Al-Habib Ahmad bin Umar bin Semith. mengatakan, “Bahwa Allah memudahkan bagi pembaca karya-karya Al-Habib Abdullah Al-Haddad untuk mendapat pemahaman (futuh), dan berkah membaca karyanya Allah memudahkan segala urusannya agama, dunia dan akhirat, serta akan diberi ‘Afiat (kesejahteraan) yang sempurna dan besar kepadanya.”

Al-Habib Thahir bin Umar Al-Haddad. mengatakan, “Semoga Allah mencurahkan kebahagiaan dan kelapangan, serta rezeki yang halal, banyak dan memudahkannya, bagi mereka yang hendak membaca karya-karya Al-Quthb Aqthab wal Ghauts Al-Habib Abdullah bin Alwy Al-Haddad.”

Al-Habib Umar bin Zain bin Smith ra. mengatakan bahwa seseorang bahwa seseorang yang hidup sezaman dengan Al-Habib Abdullah Al-Haddad., bermukim di Mekkah, sehari setelah Al-Habib Abdullah Al-Haddad wafat, ia memberitahukan kepada sejumlah orang bahwa semalam beliau. sudah wafat. Ketika ditanya darimana ia mengetahuinya, ia menjawab, “Tiap hari, siang dan malam, saya melihat beliau selalu datang bertawaf mengitari Ka’bah (padahal beliau berada di Tarim, Hadhramaut).

Hari ini saya tidak melihatnya lagi, karena itulah saya mengetahui bahwa beliau sudah wafat.”

Minggu, 22 Januari 2017

SUPAYA ANAK KITA MENJADI ANAK YANG SHOLEH - SHOLEHAH

Ini di kitab apa

DO'A ORANG TUA UNTUK ANAKNYA (Supaya Menjadi Anak Yang Sholeh) Sholat sunnah empat rakaat dua salam :

1. Niat Sholat

أُصَلِّى رَكْعَتَىِ
الْحَاجَةِ لِصَلَاحِ الْأَوْلَادِ سُنَّةً للهِ تَعَالَى
اللهُ أَكْبَرُ.

2. Rakaat pertama
,setelah Al – Fatihah membaca :
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ
لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ (10x) (البقرة : 128)

3. Rakaat kedua, setelah Al – Fatihah membaca

رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيْمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتىِ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءَ, رَبَّنَا اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابِ (10x) (إبراهيم : 41)

4. Rakaat ketiga, setelah Al – Fatihah membaca

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا (10x) (الفرقان : 74)

5. Rakaat keempat, setelah Al – Fatihah membaca :

رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدِيْ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَاصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ (10x) (الأحقاف : 15)

Setelah salam membaca :

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا (10x) (الفرقان : 74)

Sholawat Munjiat

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْأَفَاتِ وَتَقْضِى لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِئَّاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ. (10x)

Amalan ini diijazahkan oleh Syech Nawawi Al Bantani, baik untuk umum maupun anak-anak yang masih dipesantren.

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّم وبَارِك عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الفاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ، والخاتِم لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الحقِّ بَالحَقِّ، والهادي إلى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ، صلَّى اللهُ علَيهِ وآلِهِ وصحبِهِ، حَقَّ قَدْرِهِ ومِقْدَارِهِ العَظِيم.

Sabtu, 21 Januari 2017

MAKNA ISTIDROJ


🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Apa itu istidraj?
Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila Anda melihat Alloh memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Alloh.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Alloh.SWT,
“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
(QS. Al-An’am: 44)
(HR. Ahmad, no.17349, Thabrani dalam Al-Kabir, no.913).

Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ra-ja (Arab: درج ) yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sementara istidraj dari Alloh kepada hamba dipahami sebagai ‘hukuman’ yang diberikan sedikit demi sedikit dan tidak diberikan langsung. Alloh biarkan orang ini dan tidak disegerakan adzabnya. Alloh berfirman,
“Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.”
(QS. Al-Qalam: 44)

Semua tindakan maksiat yang Alloh balas dengan nikmat, dan Alloh membuat dia lupa untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Alloh berikan semua hukumannya, itulah istidraj. Alloh a’lam

Semoga menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Robbana Taqobbal Minna.
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin.

Kamis, 19 Januari 2017

MAKNA FILOSOFI LAGU GUNDUL PACUL

** GUNDUL-GUNDUL PACUL **

Tembang Jawa ini konon diciptakan pada tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga, ternyata mempunyai arti filosofi yang dalam..

GUNDUL = kehormatan tanpa mahkota..

PACUL = cangkul, yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat..
Jadi pacul adalah lambang dari kawula rendah, kebanyakan petani..

Gundul Pacul, artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota, tetapi dia adalah pemimpin yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya..

Orang Jawa mengatakan pacul adalah "papat kang ucul."

Kemuliaan seseorang tergantung dari 4 (empat) hal, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya :

1. Mata untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat/orang banyak..

2. Telinga untuk mendengar nasehat..

3. Hidung untuk mencium aroma kebaikan..

4. Mulut untuk berkata adil..

Jika 4 (empat) hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya..

Gembelengan artinya : besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya..

GUNDUL GUNDUL PACUL-CUL.
Jika orang yang kepalanya sudah kehilangan 4 (empat) indera itu, mengakibatkan :

a. GEMBELENGAN (Congkak/sombong)..

b. NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL KUL.
(Menjunjung amanah rakyat/orang banyak) dengan.. GEMBELENGAN (sombong hati)..

c. WAKUL NGGLIMPANG.
(Amanah/kekuasaan jatuh tak bisa dipertahankan)..

d. SEGANE DADI SAK LATAR.
(Berantakan sia-sia, tak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat)..

Ternyata lagu yang bernada lucu dan gembira ini bermakna dalam dan mulia.

Rabu, 18 Januari 2017

KEUTAMAAN KALIMAT ALHAMDULILLAH DALAM AL QUR'AN AL KARIM

Setiap kata memiliki makna dan setiap kalimat memiliki kekuatan. Islam pun memperhatikan masalah “kalimat” ini. Terbukti dengan banyaknya dzikir yang dianjurkan dibaca setiap hari. Karena dibalik kalimat-kalimat dzikir itu ada rahasia dan kekuatan yang tidak kita ketahui.

Kali ini kita akan berhenti pada kalimat Alhamdulillah. Kalimat yang begitu ringan ini bukanlah sembarang kalimat. Al-Qur’an mengajarkan untuk mengucapkan kalimat ini disetiap kita mendapatkan kenikmatan. Tapi pernahkah kita satu detik saja terlepas dari nikmat Allah swt?

Fakta Tentang Kalimat Alhamdulillah

1. Kalimat Alhamdulillah adalah dzikir wajib bagi umat islam pada setiap harinya. Kita harus mengucapkannya di setiap solat karena kalimat ini termasuk dalam Surat Al-fatihah. Dan tidak sah solat kita tanpa membaca Al-Fatihah.

2. Kalimat Alhamdulillah adalah salah satu perintah Allah kepada para Nabi. Setiap mereka mendapat kenikmatan, tak pernah lupa untuk berucap Alhamdulillah.

– Ketika Nabi Nuh selamat dari badai banjir, Allah Memerintahkannya untuk mengucap Alhamdulillah.

فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ -٢٨-

Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka ucapkanlah, “Segala puji bagi Allah yang telah Menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim.” (QS.Al-Mukminun: 28)

– Ketika Nabi Ibrahim diberi keturunan, ia juga tak lupa mengucapkan Alhamdulillah.

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاء -٣٩-

“Segala puji bagi Allah yang telah Menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Isma‘il dan Ishaq Sungguh, Tuhan-ku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (QS.Ibrahim: 39)

– Begitu pula dengan Nabi Daud dan Sulaiman ketika diberi ilmu oleh Allah swt,

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْماً وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ -١٥-

Dan sungguh, Kami telah Memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang Melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman.”(QS.An-Naml: 15)

– Bahkan, Allah juga memberi perintah kepada kekasih-Nya, Nabi Muhammad saw untuk selalu mengucapkan Alhamdulillah. Dan Al-Qur’an menyebutkan perintah ini dalam beberapa kejadian, seperti:

Ketika menyampaikan Ke-Esaan Allah

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَم يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلَّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيراً -١١١-

Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya (QS,Al-Isra’: 111)

Ketika memberi salam kepada “hamba yang terpilih” dan untuk menafikan kesyirikan.

قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى آللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ -٥٩-

Katakanlah (Muhammad), “Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera atas hamba-hamba-Nya yang Dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan (dengan Dia)?” (QS.An-Naml: 59)

Ketika membicarakan tentang tanda-tanda kebesaran Allah.

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَتَعْرِفُونَهَا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ -٩٣-

Dan katakanlah (Muhammad), “Segala puji bagi Allah, Dia akan Memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kebesaran)-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhan-mu tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS.An-Naml : 93)

Ketika membicarakan keagungan Sang Pencipta.

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِن بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ -٦٣-

Dan jika kamu bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan (air) itu dihidupkannya bumi yang sudah mati?” Pasti mereka akan menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Segala puji bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS.Al-Ankabut : 63)

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ -٢٥-

Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Segala puji bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS.Luqman : 25)

Selain menjadi dzikir para Nabi, ternyata kalimat Alhamdulillah tidak hanya digunakan di dunia saja. Di akhirat pun tak pernah lepas dari pujian kepada Allah swt.

Ketika Berada Didepan Pintu Surga

وَقَالُواْ الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَـذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللّهُ -٤٣-

Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah Menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami.” (QS.Al-A’raf : 43)

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاء فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ -٧٤- وَتَرَى الْمَلَائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَقُضِيَ بَيْنَهُم بِالْحَقِّ وَقِيلَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ -٧٥-

Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah Memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah Memberikan tempat ini kepada kami sedang kami (diperkenankan) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka (surga itulah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. Dan engkau (Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat melingkar di sekeliling Arasy, bertasbih sambil memuji Tuhan-nya; lalu diberikan keputusan di antara mereka (hamba-hamba Allah) secara adil dan dikatakan, “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS.Az-Zumar : 74-75)

Penutup Doa Ahli Surga

وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ -١٠-

Dan penutup doa mereka ialah, “Al-hamdu lillahi Rabbil ‘alamin”. (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam). (QS.Yunus : 10)

Alhamdulillah adalah pujian kepada Allah karena tidak ada yang layak dipuji di dunia hingga akhirat nanti kecuali Allah Sang Pemberi Nikmat.

وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ -٧٠-

“Dan Dia-lah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, segala puji bagi-Nya di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya segala penentuan dan kepada-Nya kamu dikembalikan.” (QS.Al-Qashas : 70)

Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur..

Selasa, 17 Januari 2017

CARA MENCARI SAHABAT

Rangkuman pesan singkat Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf.

Bersahabatlah engkau dengan seseorang yang memiliki 5 sifat ini 

1.العقل ، فلا خير في صحبة الأحمق
bersahabatlah dengan orang yang pintar karena tidak ada manfa'at kita berteman dengan orang yang bodoh, yang akhirnya akan menyebabkan pertentangan dan perdebatan , di katakan 

العدو العاقل خير من الصادق الجاهل 
Musuh yang pintar lebih baik dari pada teman yang bodoh , karena jika kita bertemu dengan orang yang pandai walaupun dia musuh kita akan mendapatkan manfa'at dari kepandaian yg ia miliki tetapi jika kita berteman dengan orang bodoh kita akan terpeleset karena kebodohan yg ia miliki

2.الصلاح ، فلا تصحب فاسقا 
Bersahabatlah dengan orang yang soleh jangan kamu berteman dengan orang yang suka berbuat dosa, karena seseorang yang tidak takut kepada Allah tidak akan dapat di percaya sebagaimana Allah SWT mengingatkan kpd nabi Muhammad SAW

وَلاَ تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

dan janganlah kamu mengikuti(berteman) orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.

Dikatakan sering melihat orang yang fasiq atau orang yang suka melakukan maksiat dapat membuat diri kita meremehkan di dalam perkara maksiat walaupun kita tidak melakukan maksiat tersebut, seperti contoh kita melihat bintang film yang suka membuka aurot maka kita akan meremehkan orang yang membuka auorot padahal itu adalah maksiat 

3.أخلاق الكريمة 
Bersahabatlah dengan orang yang memiliki akhlaq yang baik , karena akhlaq adalah hal yg paling penting dalam ajaran agama, sebagaimana Rosulullah SAW bersabda : 

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق

Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia

Dan Allah SWT tidak memuji Nabi Muhammad karena ilmu ataupun ketampanannya tetapi Allah SWT memuji Nabi Muhammad SAW karena kemulian akhlaqnya , Allah SWT berfirman :

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan engkau wahai muhammad di atas akhlaq yang mulia 
Adapun kriteria orang yang memiliki akhlaq adalah 

الذين ملك نفسه عند الغضب 
Yang dapat menahan dirinya ketika marah 

و ملك نفسه عند الشهوة 
Dan Yang dapat menahan dirinya ketika syahwat

4. ألا يكون حريصا على الدنيا
Bersahabatlah dengan orang yang tidak cinta terhadap dunia karena orang yang cinta terhadap dunia ibarat racun ia akan menjatuhkan siapapun yang menghalanginya demi ambisinya terhadap dunia , dan bersahabat dengan orang yang cinta/tama' terhadap dunia dapat membuat seseorang itu ikut cinta terhadap dunia 

5 .الصدق ، فلا تصحب كاذبا 
Bersahabatlah dengan orang yang jujur jangan kau bersahabat dengan orang yang permbohong , karena pembohong itu seperti fatamorgana

يقرب منك البعيد، ويبعد منك القريب
yang terlihat jauh semakin mendekat padamu ketika dekat semakin jauh meninggalkanmu , hanya menipumu dan itulah fatamorgana..

Senin, 16 Januari 2017

HARTA YANG BERMANFAAT DUNIA AKHIRAT

Ini ada cerita yang inspiratif buat direnungkan dan  ditiru : Haji Usman. Pemilik salah satu usaha batik dan olahan tekstil terkemuka di Yogyakarta, memang dikenal atas kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak berharga baginya. Seakan dunia telah begitu hina di matanya.
Ringan baginya membuka kotak tabungannya, gampang baginya merogoh kantong simpanan dan seakan tanpa beban dia mengulur bantuan.
Inilah mungkin sosok nyata orang yang menganggap Dunia di tangannya dan Akhirat di hatinya.

Maka beberapa orang pengusaha muda yang bersemangat mendatangi beliau.
“Ajarkan pada kami, Ji,” kata mereka, “bagaimana caranya agar kami seperti haji Usman. Bisa bisnis maju sukses, tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan… Hingga seperti haji Usman, bersedekah terasa ringan”.

“Wah”, sahut Haji Usman tertawa,
“Antum salah alamat!”
“Lho?”…
“Lha iya. Kalian datang pada orang yang salah”
Lha saya ini SANGAT SAYANG DAN MENCINTAI HARTA & SAYA TAKUT MATI
Saya ini sangat mencintai ASET yang saya miliki ”
“Lho?”..
“Kok lho, sebab saking cinta dan sayangnya, SAMPAI-SAMPAI SAYA TIDAK RELA TINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI.
HARTA INI AKAN SAYA BAWA SEMUA KE AKHIRAT
SAYA TAKUT MATI KARENA ITU SAYA PENGIN MASUK SURGA YANG MANA KITA TAKKAN PERNAH MATI.
Saya itu TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan saya.
Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu
TITIP pada Masjid,
TITIP pada Anak Yatim,
TITIP pada Fakir Miskin,
TITIP pada Fii Sabilillah.
TITIP pada Yayasan/ Baitul Maal.
TITIP pada Mubaligh & Orang yg rajin Ibadah
TITIP pada Saudara dan Karyawan yang dirawat sakit.
Dan banyak lagi…..
Alhamdulillah masih ada yg berkenan mau dititipi, saya senang sekali. Alhamdulillah ada yang sudi diamanati, Saya bahagia sekali.

POKOKNYA DI AKHIRAT NANTI MAU SAYA AMBIL LAGI TITIPAN-TITIPAN SAYA TERSEBUT
Saya sudah bekerja keras puluhan tahun maka inginnya Kekayaan saya itu dapat saya Nikmati dengan Bonus berlipat-lipat di Alam Kubur dan di Akhirat nanti…!!!”

Maka siapa bilang harta tidak dibawa mati….?
Harta itu bisa dibawa mati….!!!
Caranya…??? JANGAN BAWA SENDIRI…!!!
Minta tolong dibawakan oleh Fakir miskin,anak yatim, orang-orang yang berjuang di jalanNYA, yayasan/baitul maal….dll
Oleh karenanya saya cukup ringan barang bawaan saya ketika Mati,yakni Cukup bawa kain kafan putih saja…
Ambil sebagai pelajaran buat kita semua.

Minggu, 15 Januari 2017

FIGUR HABAIB PEJUANG DAN PAHLAWAN NASIONAL

*Merah Putih di Dada Habaib*

Posted by admin

17 Agustus adalah hari yang “keramat” bagi bangsa Indonesia. Di hari itu bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan yang diraih 68 tahun silam. Tentu bukan soal mudah merebut kemerdekaan. Dibutuhkan perjuangan panjang yang memakan ribuan bahkan jutaan korban jiwa. Dalam usaha panjang itu, muncullah sejumlah tokoh pahlawan perjuangan. Ada fakta yang menarik untuk diketahui bahwasanya di antara nama-nama para pahlawan itu banyak yang merupakan *figur-figur keturunan Arab*.

Kita tentu mengenal *Tuanku Imam Bonjol,* pemimpin yang gigih memimpin rakyat Minangkabau mengusir penjajah. Tapi tahukah kita siapakah sebenarnya pahlawan nasional yang satu ini? Nama aslinya adalah *Sayid Muhammad bin Shahab*. Selain tokoh perjuangan, sosok berdarah Hadrami (keturunan Hadramaut, Yaman Selatan) ini adalah tokoh pergerakan Islam. Imam Bonjol melakukan perubahan besar di ranah Minangkabau. Dalam buku berjudul Pergerakan Pemikiran Islam di Minangkabau, Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar menyebut Tuanku Imam Bonjol sebagai tokoh pembaharu Islam.

Pada masa itu daerah Bonjol menjadi pusat peradaban Islam sekaligus perdagangan di Minangkabau. Lantaran gesekan yang kuat antara Kaum Padri dengan Kaum Adat, perang saudara pun tidak terelakkan. Seiring berjalannya waktu, perang saudara ini melibatkan Belanda. Pada 1820, Imam Bonjol tampil sebagai pemimpin mutlak setelah Tuanku Nan Renceh wafat. Perlawanan yang dikomandani Imam Bonjol mendapat simpati seluruh rakyat Minangkabau dan berlangsung hampir 15 tahun lamanya.

Pada 28 Oktober 1837, Imam Bonjol ditangkap Belanda lewat akal bulus mereka berkedok perundingan. Setelah ditangkap, ia diasingkan ke Cianjur kemudian dipindahkan ke Manado. Di kota Lota Pineleng yang berjarak sembilan kilometer dari Manado, Tuanku Imam Bonjol akhirnya wafat di usia 92 tahun.

Figur Hadrami lain yang sangat ditakuti Belanda adalah *Habib Abdurrahman az-Zahir*. Ia akrab dipanggil Habib Itam atau Abdurrahman Teupian Wan dan diakui sebagai pemimpin tertinggi rakyat Aceh. Tokoh-tokoh yang bergerak di bawah titahnya adalah Tengku Id, Tengku Abas, Tjot Rang, Imam Saidi dari Lambaro dan Tengku Soepi, putera Tengku di Langget yang masyhur.

Diilustrasikan oleh ahli sejarah bahwa pada waktu munculnya Habib Abdurrahman di tahun 1870, kesultanan Aceh kurang berfungsi karena sikap saling curiga di antara para hulubalang. Situasi ini tentu saja melemahkan kekuasaan sultan. Selaku tokoh agama, Habib Abdurrahman menghimbau rakyat agar loyal pada sultan sesuai kewajiban agama. Ia mengumpulkan uang dalam jumlah yang besar untuk usaha diplomatik dan perang. Hubungan sultan dengan hulubalang diislahkan kembali sehingga kekuatan militer menjadi kuat dan siap bertempur menghadapi Belanda.

Ada opini yang menyebutkan bahwa Habib Abdurrahman az-Zahir (Az-Zahir adalah cabang dari Shahab) hanya pemimpin bayangan. Pendapat ini dibantah keras oleh Snouck Hurgronje, peneliti dari Belanda. Berdasarkan fakta yang masih diingat para jenderal Belanda dan dicatat oleh Snouck, Habib Abdurrahman Az-Zahir adalah pemimpin rakyat Aceh. Selain Snouck, penulis Australia bernama Anthony Reid juga menulis ihwal Habib Abdurrahman az-Zahir ini.

Di Tanah Jawa, peran habaib dalam usaha perjuangan juga tidak sedikit. Salah satunya dibuktikan oleh *Habib Salim bin Jindan*, ulama besar yang lahir di Surabaya pada 18 Rajab 1324 H. Di mimbar-mimbarnya, Habib Salim senantiasa mengajak bangsa Indonesia untuk bangkit menentang penjajahan, baik Belanda mau pun Jepang. Ceramahnya mampu mengobarkan semangat juang sehingga tak heran bila penjajah menjadi resah. Habib Salim sempat ditangkap  Jepang  dan dijebloskan ke dalam penjara. Dalam tahanan, ia mendapat siksaan berat berupa pukulan, tendangan, bahkan ia kerap disetrum. Ia tabah menghadapi ujian itu sebab niatnya bukan hanya amar makruf nahi munkar, tapi memerdekakan tanah airnya juga. Cinta tanah air dalam pandangannya adalah bagian dari iman.

Keturunan Hadrami yang menjadi pelopor perjuangan di Jambi adalah *Sayid Idrus bin Hasan al-Jufri*. Sultan terakhir Jambi yang bergelar Pangeran Wirokusumo ini tidak diketahui tanggal lahirnya secara pasti. Dalam dokumen Belanda tercatat bahwa ia telah berumur 40 tahun pada tahun 1879. Dokumen ini juga menyebut wafatnya pada tahun 1905, meski tanda di makamnya menunjukkan tahun 1902.

Catatan arsip Belanda mengungkapkan bahwa Pangeran Wirokusumo memiliki kejeniusan dalam berlindung dari partai-partai yang kuat. Ketika Sultan Nazaruddin memegang kekuasaan, ia dipercaya menjadi wakil Sultan di ibukota. Sultan sendiri memilih tinggal jauh dari ibukota (kota Jambi) agar terhindar dari Belanda. Pada tahun 1875 Sultan Nazaruddin dan Pangeran Ratu (putra mahkota merangkap perdana menteri) menyerahkan kekuasaan kepada Pangeran Wirokusumo untuk mengatur dan mengurus seluruh urusan kerajaan.

Kediaman Sayid Idrus berada di sisi utara sungai Batanghari di Kota Jambi. Rumah ini didaftar sebagai cagar budaya serta referensi sejarah. Tanda di depan rumah menjadi nama situs, yakni Rumah Batu Olak Kemang. Pangeran Wirokusumo dimakamkan dekat kediamannya, di area Masjid Jamik Al-Ikhsaniyah yang ia bangun semasa hidupnya.

Tokoh keturunan Arab yang mengharumkan nama Indonesia di masa silam adalah *Raden Shaleh Syarif Boestaman* (1811- 1880). Pelukis kondang ini bernama asli *Shaleh bin Husein bin Awad bin Yahya*. Ia menaklukkan Eropa dengan kepiawaiannya melukis. Semasa kuliah di Belanda, ia diangkat sebagai pelukis istana oleh para bangsawan Jerman. Kemudian sewaktu tinggal di Maxem Jerman, ia mendirikan mushola bertuliskan basmalah dalam bahasa Jerman dan Jawa. Sementara di dekat kediamannya di Cikini, ia juga membangun sebuah surau (1860).

Ketika terjadi kerusuhan di Bekasi pada 1869 oleh kelompok Islam, Raden Shaleh dituduh turut mendalanginya. Kediamannya digeledah setelah dikepung 50 serdadu bersenjata lengkap. Pelukis ini meninggal di Bogor tahun 1880 dan dimakamkan di Jl. Bondongan (kini Jl Pahlawan) bersebelahan dengan makam istrinya, RA Danurejo, putri dari Keraton Kesultanan Mataram.

*Ikatan Batin*

Kegetolan orang-orang Arab Hadrami dalam ikut memerdekakan Indonesia bisa dimaklumi lantaran mereka sudah merasa bahwa negeri ini sebagai tanah air sendiri. Mereka sangat mencintai dan menghormati orang-orang pribumi seperti keluarga. Lihat saja, bagaimana mereka menyebut orang Indonesia sebagai *“akhwal.*” Dalam bahasa Arab, “akhwal” berasal dari kata “khal” yang berarti kakak atau adik laki-laki ibu. Bentuk muannats (feminin) dari kata ini adalah “khalah” berarti kakak atau adik perempuan ibu. Jikalau dijamakkan (bentuk plural), maka perkataan ini menjadi “akhwal” yang berarti seluruh kerabat anggota keluarga dari pihak ibu. Kata ini menandakan adanya hubungan kekeluargaan lewat ikatan perkawinan dan ada kalanya sebagai bentuk penghargaan. Bandingkan dengan Belanda yang menyebut pribumi sebagai *inlander* (bangsa kuli).

Orang-orang Hadrami telah menganggap Indonesia sebagai tanah air mereka sendiri dan menjadikan penduduk asli sebagai keluarga. Oleh karena itu, mereka menolak ketika Belanda hendak meningkatkan status orang-orang Arab, sebagai usaha untuk menjauhkan mereka dengan pribumi. Selain itu, diskriminasi seperti ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Allah SWT berfirman:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Salah satu proklamator Indonesia, *Drs. Muhammad Hatta*, mengakui kedekatan orang-orang Arab dengan pribumi. Dalam suratnya kepada *A.R Baswedan* (keturunan Hadrami) yang waktu itu usai mengikrarkan Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab, ia menulis, “Dengan sumpah ini, yang ditepati pula sejak itu dalam perjuangan nasional Indonesia menentang penjajahan sambil ikut dalam organisasi Gapi dan kemudian lagi ikut dalam peperangan kemerdekaan Indonesia dengan laskarnya, dengan memberikan kurban yang tidak sedikit, ternyata bahwa Pemuda Indonesia Keturunan Arab benar-benar berjuang untuk kemerdekaan bangsa dan tanah airnya yang baru.”

Kemudian Bung Hatta meneruskan tulisannya, “Sebab itu tidak benar apabila warga negara keturunan Arab disejajarkan dengan WNI turunan Cina. Dalam praktek hidup ini, kita alami juga banyak sekali WNI turunan Cina yang pergi dan memihak kepada bangsa aslinya RRC. WN Indonesia keturuan Arab boleh dikatakan tidak ada yang semacam itu. Indonesia sudah benar-benar menjadi tanah airnya.”

Pandangan sang proklamator senada dengan pendapat tokoh bangsa yang lain, *Ki Hajar Dewantoro*. Dalam sambutannya pada peringatan Hari Kesadaran Bangsa Indonesia Keturunan Arab ke-20 tahun 1954, tokoh pendidikan ini menegaskan bahwa golongan Arab tidak sama dengan golongan keturunan asing yang lain di Indonesia.
Lantaran ikatan batin yang sangat kuat inilah Sukarno pernah mencegah Jepang yang waktu itu ingin menumpas orang-orang keturunan Arab. Menjelang kemerdekaan silam, sempat ada wacana dari pihak penjajah Jepang untuk melakukan pembasmian terhadap orang-orang keturunan Arab di Indonesia karena dianggap berbahaya bagi kelanggengan kekuasaan mereka. Sebelum wacana itu dilangsungkan, Jepang meminta pendapat kepada Sukarno. Dengan halus Sukarno menahan Jepang dengan alasan kala itu masih bulan puasa. Tak lama kemudian Jepang mengalami musibah besar di negerinya dengan jatuhnya bom atom di Nagasaki dan Hiroshima. Wacana keji itu pun akhirnya urung dilaksanakan.

Menurut *Prof. Dr. Hamka*, sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan Hasan dan Husain bin Ali bin Abi Thalib yang menginjakkan kaki di Indonesia. Mereka menyandang gelar syarif atau habib. Harus diakui jasa mereka dalam penyebaran Islam di tanah air sangat besar.
Setidaknya ada lima kerajaan Nusantara yang didirikan oleh para habib ini, yakni: *Pertama*, Kerajaan Perlak di Aceh. Kerajaan ini didirikan pada tahun 225 H atau 840 M oleh Sultan Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Azis Syhah (keturunan ke-8 Baginda Rasul SAW). *Kedua*, Kerajaan Siak Riau sejak Sultan ke VII dipimpin oleh Sayid Usman bin Syihabuddin, lalu sultan Siak XII (terakhir) Sayid Syarif Qosim II mempercepat proses kemerdekaan dengan memasukkan kesultanan ke dalam NKRI.
*Ketiga*, Kerajaan Kubu di Kalimantan yang didirikan oleh Syarif Idrus bin Abdurrahman al-Aydrus pada 1199 H atau 1778 M. Pada tahun 1958, Syarif Hasan bin Zein al-Aydrus selaku sultan terakhir memasukkan kesultanan ke dalam NKRI.
*Keempat*,  Kerajaan Pontianak yang didirikan 1194 H atau 1173 M oleh Syarif Abdurrahman Nur Alam bin Habib Husein al-Qadri. Pada tahun 1950, Sultan Hamid II al-Qadri bergabung dengan NKRI.
*Kelima*,  Kerajaan Banten yang didirikan tahun 1568 M oleh Sultan Hasanuddin atas perintah ayahnya, Sunan Gunung Jati.

Ukhuwah

Beberapa versi sejarah me­nyebutkan bahwa Wali Songo berasal dari Samarkand (Asia Tengah), Champa, Gujarat, atau tempat lainnya. Pendapat ini dibantah dalam seminar Sejarah Masuknya Islam di Indonesia yang berlangsung di Medan (1973). Seminar yang dihadiri para sejarawan dan pemuka agama ini menegaskan bahwa Islam telah berangsur datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriah (abad ketujuh Masehi) dibawa oleh para saudagar Islam yang berasal dari Arab, diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Pada masa itu perjalanan dari Arab ke Indonesia dengan kapal layar memerlukan waktu berbulan-bulan, bahkan lebih setahun. Mereka harus singgah di Gujarat terlebih dahulu yang kala itu merupakan bandar yang ramai. Jadi bisa disimpulkan bahwa Gujarat hanyalah tempat singgah sementara. Opini yang menyebutkan bahwa Wali Songo berasal dari Tionghoa terlalu mengada-ada dan tidak berdasar pada sumber ilmiah sama sekali.

L.W.C Van Den Berg, Islamolog dan ahli hukum Belanda yang mengadakan riset tahun 1884-1886 berkesimpulan dalam bukunya, Le Hadhramout et les colonies arabes dans l’archipel Indien (1886),  “Ada pun hasil nyata dalam penyiaran agama Islam (ke Indonesia) adalah dari orang-orang sayid syarif. Dengan peran­taraan mereka, agama Islam tersiar di antara raja-raja Hindu di Jawa dan lain­nya. Walau pun ada juga suku-suku lain di Hadramaut (yang bukan golongan sayid syarif), namun mereka ini tidak memberikan pengaruh sebesar itu. Hal ini disebabkan mereka (kaum sayyid syarif) adalah keturunan dari tokoh pem­bawa Islam (Nabi Muhammad SAW).”

Pernyataan Van den Berg secara spesifik menyebut, abad ke-15 adalah abad kedatangan atau kelahiran seba­gian besar Wali Songo di Pulau Jawa. Abad ke-15 ini jauh lebih awal dari abad ke-18, yang merupakan gelombang kedatangan berikutnya, yakni orang-orang Hadrami yang bermarga As-segaf, Al-Habsyi, Al-Haddad, Alaydrus, Alatas, Al-Jufri, Bin Syihab, dan lainnya.

Demikianlah sejarah panjang meleburnya orang-orang Arab di Nusantara. Mereka sudah menyatu dengan penduduk asli sehingga melahirkan kebudayaan baru. Karena peleburan inilah, Islam di Indonesia sangat kokoh dan mengakar, tidak seperti di Eropa yang pada akhirnya hilang seolah tanpa jejak.

Akhir-akhir ini muncul upaya untuk memisahkan orang-orang Arab dengan pribumi. Upaya yang diprakarsai kelompok Liberal ini getol dihembuskan di media-media. Mereka membuat isitilah “Arabisasi” terhadap kedekatan kaum muslimin dengan para habib (habaib). Dalam beberapa pemberitaan, mereka kerap menyudutkan habaib dan memuji etnis lain yang notabene non muslim. Beruntung, kaum muslimin tidak mudah dihasut. Mereka sadar bahwa sesama muslim adalah saudara, apa pun status sosialnya. Mereka mesti saling menghormati dan menjadikan ukhuwah Islamiyah sebagai landasan utama…..

HIKAYAT TENTANG RIZQI

#Renungan, Keyakinan & Motivasi :

اللهم صل على سيدن محمد وال سيدن محمد..

#BUGHATS (Anak Burung Gagak hitam yang Baru Menetas) #

👳🏻 Seorang ulama dari Suriah bercerita ttg do'a yg selalu ia lantunkan.

Ia selalu mengucapkan do'a seperti berikut ini.

*ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺭﺯُﻗﻨَﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺮﺯُﻕُ ﺍﻟﺒُﻐَﺎﺙََ*

"Ya Allah, berilah aku rezeki sebagaimana Engkau memberi rezeki kpd *bughats*"

Apakah _"bughats"_ itu...?
Dan bagaimana kisahnya...?

"Bughats" anak burung gagak yg baru menetas. Burung gagak ketika mengerami telurnya akan menetas mengeluarkan anak yg disebut _"bughats"_. Ketika sdh besar dia menjadi gagak ghurab.

Apa perbedaan antara bughats & ghurab...?

Telah terbukti secara ilmiah, anak burung gagak ketika baru menetas warnanya bukan hitam seperti induknya, karena ia lahir tanpa bulu. Kulitnya berwarna putih.

Di saat induknya menyaksikanya,  ia tdk terima itu anaknya, hingga ia tdk mau memberi makan dan minum, lalu hanya mengintainya dari kejauhan saja.

Anak burung kecil malang yg baru menetas dari telur itu tdk mempunyai kemampuan untuk banyak bergerak, apalagi untuk terbang.

Lalu bgmna ia makan dan minum...?

Allah Yang Maha Pemberi Rezeki yang menanggung rezekinya, karena Dialah yang telah menciptakannya.

Allah menciptakan AROMA tertentu yang keluar dr tubuh anak gagak yang dpt mengundang datangnya serangga ke sarangnya.

Lalu berbagai macam ulat & serangga berdatangan sesuai dengan kebutuhan anak gagak, lalu ia pun memakannya...

_Masya Allah..._

Keadaannya terus seperti itu sampai warnanya berubah menjadi hitam, karena bulunya sdh tumbuh.

Ketika itu barulah gagak mengetahui itu anaknya & ia pun mau memberi makannya hingga tumbuh dewasa & bisa terbang mencari makan sendiri.

Secara otomatis aroma yang keluar dari tubuhnya pun hilang & serangga² tidak berdatangan lagi ke sarangnya.

Dia-lah Allah, Ar Raziq, Yang Maha Penjamin Rezeki...

*... نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ...*

...Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia...
(QS. Az-Zukhruf: Ayat 32)

Rezekimu akan mendatangimu di mana pun engkau berada, selama engkau menjaga ketakwaanmu kepada Allah, sbgmn sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa alihi wasallam:

"Sesungguhnya Malaikat Jibril membisikkan di dlm qalbuku bahwa seseorag tdk akan meninggal sampai sempurna seluruh rezekinya. Ketahuilah, bertaqwalah kpd Allah, dan perindahlah caramu meminta kpd Allah. Jgn sampai keterlambatan datangnya rezeki membuatmu mencarinya dgn cara bermaksiat kpd Allah. Sesungguhnya tdk akan didapatkan sesuatu yg ada di sisi Allah kecuali dgn menta'atinya."

Jadi...
Tidaklah pantas bagi orang-orang yang beriman berebut rezeki & seringkali tdk mengindahkan halal haramnya rezeki itu dan cara memperolehnya.

Yuk introspeksi diri, apakah muamalah dan pekerjaan yang kita lakukan ini sudah sesuai hukum الله atau belum. 

Mengetahui status hukum perbuatan dulu baru berbuat itulah sikap selayaknya seorang muslim.

*اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.*

“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal,  sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” (HR. Ahmad)

@tafsirhikmah