IMAN KEPADA HARI AKHIR (KIAMAT)
Apakah yg dinamakan dengan hari akhir, dan apakah artinya beriman kepada
hari akhir tersebut ?
Yg dinamakan dengan hari akhir yaitu hari yg keadaanya sangat dahsyat
sampai2 anak kecil menjadi beruban rambutnya. Manusia di hari itu bangkit dari
kuburnya dan mereka berkumpul di satu tempat untuk proses hisab (penghitungan
amal). Kemudian akhirnya mereka akan ditentukan apakah akan penuh kenikmatan
(syorga) ataukah penuh siksaan (adzab).
Adapun beriman kepada hari akhir yaitu dengan cara membenarkan bahwasanya
hari itu pasti akan datang dan akan jelas segala macam berita yg telah disampaikan
dalam Alquran maupun hadist tentang keadaan hari itu.
Apa yg harus kita yakini mengenai hari akhir dan hal2 yg berhubungan dengannya
?
Pertama kali kita harus meyakini adanya pertanyaan dalam kubur, kemudian
kenikmatan dan siksa dalam kubur, kemudian akan dikumpulkannya jasad manusia
kemudian akan kembali menjadi bentuk seperti saat pertama diciptakan, kemudian
manusia akan dihitung amalnya dan ditimbang. Kemudian akan dibagikan kepada
manusia catatan amalnya, bisa lewat tangan kanan atau tangan kiri.
Dilanjutkan dengan melewati jembatan (shiroth) dan terkahir orang yg beriman
akan dimasukkan ke syurga tempat kenikmatan dan orang kafir akan dimasukkan ke
neraka tempat siksa yg pedih.
Jelaskah keyakinan kita sehubungan dengan adanya pertanyaan kubur
serta kenikmatan atau siksa dalam kubur ?
Kita harus meyakini bahwasanya saat mayyit diletakkan dalam kuburnya,
maka ruhnya akan kembali ke jasadnya sekedar dia mampu memahami pembicaraan dan
menjawab pertanyaan kubur. Kemudian akan datang kepadanya 2 malaikat dan mereka
akan bertanya tentang : Siapakah Tuhannya, Siapa Nabinya, apa Agama yg
dianutnya, dan perkara2 yg telah diwajibkan Allah untuk dilaksanakannya.
Apabila mayyit tersebut termasuk orang yg beriman dan beramal shalih maka
ia akan mampu menjawab soal tersebut dengan pertolongan Allah Subhanahu
Wata'ala dengan jawaban yg memuaskan tanpa merasa takut dan gentar terhadap
kedua malaikat tadi. Allah akan membuka mata batinnya dan memperlihatkan pintu
syurga dan memberinya sebagian nikmat yg agung. Kemudian dikatakan
kepadanya “ini adalah ganjaran bagi siapa saja yg di dunia berjalan
lurus mengikuti perintah agama.
Apabila mayyit tersebut termasuk orang yg kafir atau munafiq maka dia akan
dibuat kaget dan takut dan gagal menjawab pertanyaan kubur. Maka kedua malaikat
tadi akan menyiksanya seketika dengan siksaan yg pedih. Allah akan membuka mata
batinnya hingga dia melihat pintu neraka. Mayyit tersebut akan disiksa dengan
bermacam siksa dan kesakitan. Kedua malaikat tersebut akan berkata kepadanya “
inilah balasan bagi siapa yg ingkar terhadap Tuhan nya dan mengikuti hawa
nafsunya semata”. Apabila mayyit seseorang dimakan oleh binatang buas
sehingga jasad tersebut berada dalam perut hewan itu, atau mayyit jatuh di
lautan kemudian termakan oleh ikan, apakah mayyit tersebut masih tetap akan
ditanya oleh malaikat dan mendapat nikmat atau siksa kubur ?
Benar, setiap manusia yg menginggal akan ditanya tentang pertanyaan kubur
dan kemudian akan disiksa atau diberi nikmat. Maka tidak ada bedanya apakah
mayyit tersebut dipendam di kuburan, atau berada dalam perut binatang buas atau
berada jauh di dasar laut – karena Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu serta
Maha Mengetahui dan Mengerti keadaan segala sesuatu.
Jika memang dalam kubur roh mayyit dikembalikan ke dalam jasadnya kemudian
ditanya oleh malaikat dan mendapat siksa atau kenimatan, maka mengapa manusia
tidak dapat melihatnya ?
Sesungguhnya Allah subhaanahu wata'ala menutup penglihatan manusia
dari hal tersebut, tujuaannya adalah sebagai ujian bagi mereka agar menjadi
jelas siapakah yg beriman kepada hal ghaib dan siapa yg tidak dan ragu serta
bimbang akan hal tersebut. Seandainya manusia melihat keadaan dalam kubur,
tentu saja mereka akan beriman semuanya, sehingga tidak ada perbedaan antar
manusia, tidak ada perbedaan mana baik dan mana buruk serta tidak ada beda antara
yg mulia dan hina. Adakah dalam hal ini perumpamaan yg dapat mendekatkan pada
pemahaman hati ? Ya, sebagai perumpamaan dalam masalah ini yaitu
sebagaimana
orang yg tidur. Orang yg tidur melihat hal2 yg menyenangkan dan penuh
kenikmatan atau bahkan sebaliknya, ia melihat hal2 yg menyedihkan dan
menyakitkan dalam tidurnya. Dan seseorang yg ada disamping serta melihat orang
tersebut tidak bisa menyaksikan apa yg ada dalam mimpi orang yg tidur tadi
serta tidak bisa merasakannya.
Begitupun dengan keadaan mayyit yg ditanya malaikat dan menjawabnya
dalam kubur. Ia mendapat nikmat atau siksa sedangkan tak seorang manusia pun yg
hidup bisa melihat keadaannya dan tidak mengetahuinya.
Bagaimana keyakinan kita terhadap Hari dibangkitkannya jasad. Dan apakah
manusia akan dibangkitkan seperti bentuk semula saat ia diciptakan ?
Yaitu Hendaklah kita meyakini bahwasanya setelah seluruh manusia mati,
Allah akan menghidupkannya kembali dalam bentuk sebagaimana awal penciptaannya.
Maka seluruh manusia akan bangkit dari kuburnya dan mereka akan dikumpulkan ke
satu tempat yg bernaman “Almauqif” (tempat berhenti).
Bagaimana keyakinan kita terhadap Hisab (Penghitungan amal manusia) ?
Yaitu Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah Subhaanahu Wata'ala
setelah mengumpulkan seluruh manusia ke satu tempat, Dia akan menghitung setiap
amal manusia dan menetapkan apakah amal itu baik atau buruk dan seluruh anggota
tubuh manusia akan menjadi saksi. Maka akan menjadi jelas segala rahasianya dan
anggota tersebut akan mengeluarkan hujjah. Hari itu tidak akan diterima alasan
sedikitpun. “Barangsiapa beramal baik meski sebesar dzarrah (atom) maka
ia pasti akan melihatnya dan Barangsiapa beramal buruk meski sebesar dzarrah
(atom) maka ia pun pasti akan melihatnya “.
Bagaimana keyakinan kita terhadap adanya Mizan (Timbangan Amal)
dan Pemberian Catatan Amal ?
Yaitu Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah Subhaanahu Wata'ala
setelah menghisab amal manusia dan memutuskan jenis amal mereka, maka kemudian
amal manusia akan ditimbang agar menjadi jelas bagi setiap manusia ukuran berat
amalnya. Barangsiapa jumlah amal baiknya lebih banyak dari amal buruknya, maka
ia akan diberikan Kitab Catatan Amalnya lewat tangan Kanan. Dan sebaliknya,
Barangsiapa jumlah amal buruknya lebih banyak dari amal baiknya ,
maka ia akan diberikan Kitab Catatan Amalnya lewat tangan Kiri.
“ Dan sungguh hal itu adalah kerugian yg sangat besar”.
Bagaimana keyakinan kita terhadap As Shiroth (Jembatan di atas Neraka)
?
Shiroth adalah jembatan yg dibentangkan memanjang di atas neraka untuk
dilewati seluruh manusia. Maka kaki orang yg beriman dan taat akan mampu
melewatinya hingga sampai ke syurga. Diantara orang beriman tersebut ada yg
melewatinya bagaikan petir, sebagian melewatinya bagaikan kuda yg melesat dan
ada yg tertatih tatih. Dan kaki orang yg ingkar (kafir) dan kaki orang beriman
yg masih berbuat
maksiyat akan terpeleset saat melewati shiroth tersebut dan tercebur ke
dalam neraka. Dan tidaklah termasuk aneh jika Allah mempermudah hambaNya
melewati shiroth bagi orang2 yg beruntung karena Dialah Allah juga yg dengan
mudah membuat burung dapat terbang di angkasa.
Apakah di hari itu berlaku syafa'at (pertolongan) dari seseorang ?
Di hari itu, para Nabi, para Wali (orang yg dekat dengan Allah), Alim Ulama
yg mengamalkan ilmunya dan para pahlawan yg gugur syahid diberi izin oleh Allah
untuk memberi Syafa'at (bantuan).
Kepada siapa sajakah mereka diberi izin Allah untuk memberi syafa'at tersebut
?
Mereka akan memberi syafa'atnya kepada sebagian orang beriman yg berbuat
maksiyat. Apakah di hari itu seseorang dapat memberi Syafa'at kepada orang
kafir ? Tak satupun Para Nabi – meski mereka adalah manusia paling
utama
diantara yg umat manusia- untuk memohonkan syafa'at kepada Allah walaupun
hanya kepada satu orang kafir. Karena mereka mengetahui bahwasanya kalimat
adzab telah nyata ditujukan bagi orang kafir tersebut. Dan sesungguhnya Allah
Subhanahu waTa'ala tidak mengijinkan hal itu (syafa'at). Allah yg Maha Mulia
berfirman :
“ Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya
“
(Albaqarah 255).
Allah juga berfirman :
“ Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang
yang
Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah
meridai perkataannya.
(Thaha 109)
Apakah yang disebut dengan “ Alkautsar “?
Alkautsar adalah nama sebuah sungai di syurga yg airnya lebih putih dari
susu dan rasanya lebih manis daripada madu. Barangsiapa meminum airnya seteguk
saja, maka ia tidak akan haus selamanya. Bagaimana keadan (hukum) orang
mukmin yg taat setelah dihisab ? Keadaan (Hukum) seorang mukmin yg taat setelah ia
dihisab adalah masuk ke syurga dan ia kekal abadi di dalamnya yg penuh dengan
segala macam kenikmatan dan kebaikan Bagaimana keadan (hukum) orang
kafir atau orang munafik setelah dihisab ?
Keadaan (Hukum) seorang orang kafir atau orang munafik setelah ia dihisab
adalah masuk ke neraka dan ia kekal abadi di dalamnya. Tidak akan diringankan
sedikitpun siksa dan kesakitan di dalamnya.
Bagaimana keadan (hukum) orang mukmin yg berdosa setelah
dihisab ?
Keadaan (Hukum) seorang orang mukmin yg berdosa setelah ia dihisab
adalah jika Allah berkenan mengampuninya maka ia akan masuk syurga sejak awal
dan abadi di dalamnya. Namun apabila Allah tidak berkenan mengampuninya, maka
Dia akan menyiksanya di dalam neraka sesuai dengan jumlah dosanya, kemudian ia
dikeluarkan dan masuk ke dalam syurga serta abadi di dalamnya.
Apakah Jannah (syurga) itu ?
Syurga / Jannah adalah tempat segala kenikmatan berada. Tempat yg didambakan seluruh
manusia., tempat segala keindahan dipandang mata. Syurga adalah tempat dimana
belum pernah ada mata yg melihatnya, belum pernah didengar oleh telinga dan
sedikitpun tidak ada hati manusia yg mampu menggambarkannya (saking nikmatnya).
Apakah Naar (neraka) itu ?
Neraka adalah tempat segala siksa berada. Seluruh siksa dan rasa sakit
ada di dalamnya yg tidak pernah terbayangkan oleh pemahaman manusia (saking gerinya).
‘Sumber : Kitab Jawaahirul Kalamiyyah’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar