Dalam salah satu bukunya Masuro Emoto mengatakan, Kita mesti berfikir positif, sebab, jika Kita banyak berfikir negative, maka :
1. Jika sering membiarkan diri kita stress maka kita akan mengalami. Gangguan pencernaan.
2 Jika sering khawatir, kita bisa terkena sakit punggung.
3. Marah selama 5 menit akan menyebabkan system immune tubuh kita mengalami depresi selama 6 jam.
4. Jika mudah tersinggung maka kita akan terkena insomnia (susah tidur).
5.Menyimpan kepahitan akan menyebabkan Imun kita mati, dan dari situlah bermula banyak penyakit seperti stree, kolesterol, hipertensi, Serangan jantung, stroke, Arthritis, dll.
6. Jika sering kebingungan, akan terkena sakit tulang belakang bagian bawah.
7. Jika sering membiarkan rasa takut yg berlebihan, akan mudah terkena penyakit ginjal.
8. Jika suka cemas akan diikuti sakit dyspepsia (sulit mencerna).
9. Jika suka marah bisa sakit Hepatitis.
10. Jika sering apatis/acuh terhadap lingkungan, bisa mengakibatkan vitalitas melemah.
11. Jika sering tidak sabar, bisa mengakibatkan diabetes (sakit gula).
12. Jika sering merasa kesepian, bisa mengakibatkan sakit demensia senelis (memori & kontrol fungsi tubuh berkurang).
13. Jika sering bersedih, bisa menderita leukemia.
Banyak buku yang membahas tentang Positive Thinking, dan dalam buku-buku Mind Body Medicine, sangat banyak diulas hal-hal seperti ini. Bagaimana Pikiran mempengaruhi kesehatan.
Tapi marilah kita lihat beberapa hal diatas (Walaupun semuanya adalah absah dan baik), sehingga teks-teks seperti ini bukan sekadar ‘jamu mujarab’ yang enak dibaca tapi sulit direalisasikan. Sthephen Covey sudah mengingatkan itu cukup lama. Bahkan dia sedikit banyak mengkritik “Berfikir Positive”, dimana itu seakan menyelesaiakn segalanya tanpa pendalaman cukup.
Marilah kita lihat teks diatas STRESS, MARAH, MENYIMPAN KEPAHITAN dst. Ini adalah sesuatu yang sedikit banyak bertentangan. Kadang Marah itu menurunkan stress dan Kepahitan yang terpendam. Dan Marah itu dibutuhkan dalam banyak hal.
Dan kita juga mesti diingatkan bahwa banyak manusia ‘sukses’ karena sifat alamiah dia yang “Kurang Positif”. Misalnya; Devisi Kualitas, mestinya orang yang perfecsionis dalam artian tertentu. Dengan itu maka kualitas akan lebih terjamin. Devisi sorteir kesalahan (barang rijek misalnya) juga perlu orang dengan nilai-nilai yang sedikit atau banyak adalah ‘Negatif Thinking’. Dan kata Martien Seligman, 'Ternyata secara genetika, ada orang-orang yang dilahirkan menjadi Pemurung (Analis, Introvesrt, Pesimist dst) dan ada bagian lain yang dilahirkan Ceria (Pengembira, Extrovert, Optimist dst).'
Orang-orang ini dibutuhkan ditempatnya masing-masing, dengan kesenangan masing-masing dan kesuksesan masing-masing, serta memperoleh cara kebahagiaannya masing-masing.
Contoh menarik dikemukakan oleh Seligman. Ada seorang yang konsultasi dengan dia. Ia seorang analis keuangan yang sukses dengan penghasilan dan karier bagus. Tetapi orang itu mengeluh sebab hubungan dia dengan wanita (pacaran) selalu gagal, dan dia sampai sekarang belum memiliki pasangan yang cocok untuk menikah.
Daia bertipe (Introvert, analis, bukan tipe penggembira dan ‘oke’ secara social-life). Sementara dia bertemu wanita-wanita yang cenderung menginginkan laki-laki yang Extrovert, oke secara social dan romatis) dan itu tidak banyak ada padanya.
Martien Seligman setelah menganalisa orang ini, dia menyarankan, laki-laki itu untuk make-date (pacara) dengan wanita-wanita bertipe Eropa (senang laki-laki gentelment, elegant, cenderung tidak banyak bicara, dan berwibawa). Setelah diberikan saran-saran tipe wanita itu, maka laki-laki itu mendapatkan wanita yang klop dengan kepribadiannya, dan kepribadian itulah, salah-satu penyebab kesuksesannya.
Kita tidak perlu mengubah kepribadian kita, tapi kita perlu menyiasatinya. Kita diperintah untuk menyalurkan kemarahan kita, menyalurkan kejengkelan kita, walaupun juga pemaaf.
Tuhan menciptakan kita beraneka-ragam, agar kita menemukan maksimalisasi diri kita masing-masing, saling berhubungan, saling mengisi dan membutuhkan.
Marah itu baik, asal tahu kapan, dimana dan dengan intensitas bagaimana kemarahan kita itu. Berfikirlah Positif dalam kebanyakan, tapi yang lebih penting miilikilah wawasan bahwa banyak jalan dan banyak hal yang mengarahkan kesuksesan dan kabahagiaan kita masing-masing, apapun diri kita.
Positive thinking merupakan keniscayaan bagi para pencari kebahagiaan. Kemampuan melihat sisi positif dari kemarahan merupakan bagian dari positive thinking itu sendiri.
BalasHapusNice blog..