Dikisahkan
suatu hari Imam Syafi’i rahimahullahu berkunjung pada murid beliau Imam Ahmad
Bin Hambal rahimahullah dan beliau berniat untuk bermalam di rumah muridnya
tersebut.
Imam
Ahmad menempatkan beliau sebagai seorang gurunya di tempat yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Seusai solat isya, Imam Syafi’i
dijamu makam malam oleh tuan rumah yang tak lain adalah muridnya.
Tatkala
beliau memasuki ruang peristirahatan yang dipersiapkan oleh tuan rumah dan
beliau mau membaringkan tubuh diatas pembaringan , sang Imam melihat ada
sebuah mushaf tepat berada sejajar dengan kakinya. Bila kakinya diselonjorkan,
maka beliaupun tidak jadi berbaring. Maka beliaupun merasa resah dengan keadaan
seperti itu. Akhirnya Sang Imam memutuskan untuk solat semalaman.
Imam
Syafi’i : “…. Saya makan seperti itu, karena saya sangat yakin bahwa makanan
yang dihidangkan adalah halal, maka saya makan banyak, karena makanan
yang halal itu adalah obat, tidak hanya sekedar bergizi….”
Di
waktu menjelang subuh, Imam Ahmad mengetuk pintu berniat membangunkan
Imam Syafi’i untuk persiapan solat fajar dan pintupun segera dibuka oleh
penghuni ruangan tersebut.
Usai
solat subuh Imam Ahmad mengadakan dialog dengan gurunya itu.
Imam
Ahmad : “ Maaf, sang Imam.. anak saya memperhatikan tuan sejak tadi malam
sampai subuh tadi dan mendapati tiga yang janggal dari tuan. Kalau
diperkenankan saya mau mengajukan tiga hal tersebut ..?
Imam
Syafi’i : “Oh… silahkan.. apa tiga hal tersebut ?!”
Imam
Ahmad : “ pertama.. saat makan malam, anak saya melihat tuan makan dengan lahap
dan agak banyak … maaf.. dan hal ini kurang lazim dilakukan seorang mukmin..”
“
Tidak layak bagi saya memindahkan barang yang bukan milik saya tanpa seijin
pemiliknya.. !” Jawab Imam Syafi’i.
Imam
Syafi’i : “…. Saya makan seperti itu, karena saya sangat yakin bahwa makanan
yang dihidangkan adalah halal, maka saya makan banyak, karena makanan
yang halal itu adalah obat, tidak hanya sekedar bergizi….”
Imam
Ahmad : “ Yang kedua… anak saya mendapati tuan tidak solat sebelum tidur,
padahal itu jarang tuan lakukan..dan yang ketiganya adalah mendapati tuan
tidak berwudlu pada menjelang solat subuh”
Imam
Syafi’i : “ Apakah anak anda tahu apa yang saya lakukan setelah saya menutup
pintu rapat rapat..?” jawab sang Imam balik bertanya. “ Ya… pasti tidak tahu..”
Jawab Imam Ahmad.
“
Ketahuilah bahwa hanya Allah swt saja yang tahu bahwa saya semalaman tidak bisa
tidur karena ada mushaf yang terletak tepat sejajar dengan kaki saya bila saya
berbaring di pembaringan…dan akhirnya saya solat sepanjang malam..” Jelas sang
Imam.
“
Kenapa tuan tidak pindahkan saja mushaf itu pada posisi dan tempat yang lain
..?” tanya Imam Ahmad. “ Tidak layak bagi saya memindahkan barang yang bukan
milik saya tanpa seijin pemiliknya.. !” Jawab Imam Syafi’i.
“
Kenapa tuan tidak minta saya untuk memindahkan mushaf tersebut..?” Lanjut Imam
Ahmad. “ Ooh.. Bagaimana saya meminta anda melakukan hal tersebut padahal sudah
larut malam. Dan tidak layak bagi saya mengganggu seseorang dikeheningan malam
..saat istirahat malam.. “ Jelas Sang Imam.
“
Trus mengenai saya tidak wudlu dulu saat hendak solat subuh, karena sejak solat
isya saya tidak batal dan semalaman saya solat sampai anda mengetuk pintu kamar
saya.. “ (diambil dari buku Dalilus Sailin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar