Macam-macam Zakat ada 7 (tujuh) macam, yaitu:
1.
Zakat Binatang Ternak.
2.
Zakat Buah-buahan dan
Tumbuh-tumbuhan.
3.
Zakat Mas dan Perak.
4.
Zakat Dagangan/Perniagaan.
5.
Zakat Rakaz / Harta Terpendam.
6.
Zakat Ma’din.
7.
Zakat Fitrah.
I.
Zakat Binatang
Binatang yang wajib
dizakatkan daripadanya ada 3 (tiga) macam dan memenuhi syarat, yaitu:
1.
Onta
2.
Lembu (sapi) atau Kerbau.
3.
Kambing.
1.
Untuk Zakat Onta, tidak dibahas
disini.
2.
Zakat Lembu (sapi) atau Kerbau:
Nisabnya yakni batas kewajiban
mengeluarkan zakatnya, yaitu:
*
Jika telah cukup jumlahnya 30
(tiga puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 1 (satu) ekor daripada
anaknya yang telah berumur 1 (satu) tahun.
*
Jika telah cukup jumlahnya 40
(empat puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 1 (satu) ekor
daripada anaknya yang telah berumur 2 (dua) tahun.
*
Jika telah cukup jumlahnya 50
(lima puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 1 (satu) ekor daripada
anaknya yang telah berumur 3 tahun.
*
Jika telah cukup jumlahnya 60
(empat puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 2 (dua) ekor daripada
anaknya yang telah berumur 1 (satu) tahun.
*
Demikian seterusnya kelipatan 30,
ditambah satu ekor.
3.
Zakat Kambing:
Nisabnya, yakni batas kewajiban
mengeluarkan zakatnya yaitu:
*
Jika telah cukup jumlahnya 40
(empat puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 1 (satu) ekor
daripada kambing itu yang telah berumur 2 (dua) tahun, adapun jika dari jenis
kambing kibas maka yang umurnya 1 (satu) tahun.
*
Jika telah cukup jumlahnya 120
(seratus duapuluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 2 (dua) ekor.
*
Jika telah cukup jumlahnya 201
(duaratus satu) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 3 (tiga) ekor.
*
Jika telah cukup jumlahnya 400
(empat ratus) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 4 (empat) ekor.
*
Demikian seterusnya setiap
bertambah kelipatan seratus, maka ditambah zakatnya 1 (satu) ekor.
Syarat wajib Zakat Binatang:
1.
Waktunya telah cukup setahun
lamanya.
2.
Makanannya didapat daripada
angonan (menggembala) yang tidak membeli.
3.
Binatang itu tidak dipakai untuk
bekerja apapun (bajak sawah dll).
II.
Zakat Buah-buahan & Tumbuh-tumbuhan
Yang diwajibkan
mengeluarkan zakat buah-buahan adalah adalah Buah Korma dan Kismis (anggur),
adapun tumbuh-tumbuhan yang diwajibkan mengeluarkan zakatnya adalah
tumbuh-tumbuhan yang dimakan untuk kehidupan seperti gandum, terigu, jagung dan
padi, serta kacang-kacangan.
Adapun nisab yang demikian
itu adalah lima wisik, yaitu sekedar tiga di atas gantung fitrah, yaitu
sembilan pikul enam puluh lima kati bersih daripada kulit.
Adapun bagi zakat padi
maka nisabnya dua kali, yaitu sembilan belas pikul tigapuluh kati.
Bagi tumbuhan yang airnya
didapat dengan tidak memerlukan usaha/disiram, yang wajib dikeluarkan yaitu
satu bahagian daripada sepuluh bahagian, atau yang disebut ‘usyur
(sepersepuluhnya atau sepuluh persen)
Sedangkan jikalau
tumbuhannya dengan disiram atau memerlukan ongkos (biaya) untuk membeli air
maka zakatnya adalah didalam duapuluh bahagian dikeluarkan satu bagian, atau
yang disebut nisful ‘usyur (seperduapuluh atau lima persen)
Yang wajib dikeluarkan
itu dihitung dari seberapa dapatnya dari sawahnya itu, bukan dihitung dari
hasil bersih setelah membayar cukai (pajak) dan upah memotong padi.
III.
Zakat Mas dan Perak
Nisabnya zakat Mas adalah
duapuluh misqal, yaitu berat tiga rial ditambah dengan setengah suku.
Nisabnya zakat Perak
adalah beratnya duaratus dirham, yaitu limapuluh delapan rupiah zaman sekarang
ditambah setengah rupiah.
Yang wajib dikeluarkan
daripada keduanya itu yaitu satu bahagian daripada empat puluh bagian, yaitu
yang disebut rubu’ul ‘asyro (seper empatpuluh atau 2,5 persen), dan
cukup setahun dari waktu memilikinya, maka wajib dikeluarkan zakatnya dan
sebagaimana lebihnya Mas dan Perak itu daripada nisabnya, maka dikeluarkan
zakatnya pula sekedarnya.
IV.
Zakat Dagangan/Perniagaan
Zakat perdagangan atau
zakat tijrah, yaitu apabila telah cukup satu tahun dari mulai
berdagang/berusaha tiba-tiba di akhir tahun itu telah cukup nishabnya, yaitu
seperti nishabnya zakat perak, maka wajib ditaksir atas dagangan itu kemudian
dikeluarkan zakatnya dengan uang perak dalam empat puluh dikeluarkan satu (2,5
persen) seperti zakat perak.
Adapun pada permulaan
dagang maka tidak disyaratkan cukup nishabnya.
V. Zakat Rakaz / Harta Terpendam
Harta terpendam daripada
Mas dan Perak yang dipendam oleh orang-orang dahulu sebelum Nabi Muhammad Sallallohu
‘Alaihi Wasallam, jika didapat (ditemukan) harta itu dan cukup akan nishabnya,
maka wajib dikeluarkan zakatnya dengan segera, yaitu Khumus (seperlima atau 20
persen) yakni satu bahagian dari lima bahagian.
VI. Zakat Ma’din
Zakat Ma’din yaitu zakat
Emas dan Perak yang didapat dari dalam tanah menurut asal kejadiannya (dari
hasil tambang).
Maka apabila didapat
daripadanya mencukupi nishabnya, wajib atasnya mengeluarkan zakatnya yaitu satu
bahagian dari empatpuluh bahagian yakni rubu’ul ‘asyro (seper empatpuluh
atau 2,5 persen).
VII. Zakat Fitrah
Zakat Fitrah adalah wajib
bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan, yang mendapatkan masa
sebelum waktu maghrib dan sesudahnya Maghrib di malam hari raya syawwal (Malam
Hari raya Idhul Fitri).
Yang dikeluarkannya
adalah yang melebihi daripada makanan yang dimakan wajib nafkahnya atas dirinya
pada malam hari raya itu beserta hari rayanya. (lebih kurang 2,5 kg makanan
pokok).
Wajib atas seorang suami
membayar zakat fitrah istrinya dan anak-anaknya yang belum balligh, begitu juga
membayarkan zakat fitrah bagi ayah-ibunya yang tidak mampu mengeluarkan zakat
fitrah.
Zakat Fitrah boleh
dibayar pada awal bulan Ramadhan, tetapi afdhalnya adalah pada pagi hari raya
syawwal (pagi Hari Raya Idhul Fitri) sebelum melakukan shalat Iedh, atau pada
malam hari raya itu.
Makruh hukumnya jika
dita’khirkan hingga selesai shalat Iedh.
Haram hukumnya jika
dita’khirkan hingga waktu maghrib pada hari raya itu, sehingga menjadi qadha’.
Yang Berhak Menerima Zakat
Dari tujuh macam zakat
yang tersebut, maka wajib diberikan zakat itu kepada orang-orang yang telah
ditentukan dan diperintahkan oleh Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an akan memberi
zakat kepada mereka itu, yang tersebut didalam Firman Allah:
إِنَّمَا الصَّدَ قَـتُ لِلْفُقَرَآءِ وَالْمَسَـكِيْنِ وَالْعَا
مِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَ لَّفَةِ قُلُوْ بُهُمْ وَفِ الرِّقَابِ
وَالْغَارِمِيْنَ وَفِى سَبِيْلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيْلِ.
Bahwasanya segala zakat
itu itu maka wajib diberikan kepada segala fakir dan miskin dan bagi orang yang
mengurusnya, dan bagi segala mu’allaf kafir masuk islam, dan bagi budak ‘abid
yang buat tebus dirinya daripada tuannya, dan bagi orang yang menanggung
hutang, dan bagi orang yang di dalam sabillillah, dan bagi orang yang musafir
minta zakat.
Jika telah diketahui
daripada ini ayat Al-Qur’an bahwasanya yang mempunyai hak yaitu delapan macam
itu, dan yang ada dinegeri kita dari delapan macam itu hanya lima macam, yaitu
fakir-fakir, dan miskin-miskin, dan mu’allaf, dan orang yang menanggung hutang,
dan orang yang musafir minta zakat.
Maka dengan perintah Allah
Ta’ala di dalam Al-Qur’an atas wajib memberi zakat bagi mereka itu, maka tidak
boleh dan tidak syah zakat itu diberikan kepada lain-lain orang yang bukan iya
termasuk daripada delapan macam yang tersebut.
Adapun aturan membagi
zakat kepada mereka itu maka adalah zakat itu dibagi dengan seberapa bilangan
macam-macam yang ada daripada delapan macam itu, dan tiap-tiap satu bahagian
dibagi satu macam dan jikalau boleh dapat rata maka diberi pada sekalian itu
tiap-tiap macam. Adapun jika tidak boleh dapat rata maka diberi pada tiap-tiap
macam pada tiga orang saja.
Wajib niat atas yang
mengeluarkan zakat pada masa ia memberikan pada yang mempunyai hak zakat, atau
kepada wakilnya yaitu dengan mengatakan di dalam hatinya dan sunnah ber lafaz “Sahjaku
mengeluarkan Zakat Hartaku atau Zakat Fitrahku Lillali Ta’ala”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar