Pasal
Ke 25
Zikir-zikir
setelah Shalat
2.
Setengah daripada zikir dan do’a
yang dibaca setelah habis Shalat lima waktu adalah:
a.
(3×) اَسْتَغْفِرُ اللهَ
Artinya:
Aku mohon ampunan
daripada Allah.
b.
Kemudian dilanjutkan dengan:
اَللَّـهُمَّ أَنْتَ
السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْذُ السَّلاَمُ. فَحَيِّنَا رَبَّنَا
بِا لسَّلاَمِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَالسَّلاَمِ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
اَللَّـهُمَّ لاَ مَا نِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ
مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ
مِنْكَ الْجَدُّ.
سُبْحَانَ اللهِ. (33×)
اَلْحَمْدُ ِللهِ. (33×)
اَللهُ اَكْبَرُ. (33×)
Artinya:
Hai
tuhanku Engkau bernama As-Salaam, dan daripada
Engkau jua Salaam, dan pada Engkau kembalinya Salaam. Maka hormatkanlah kami
wahai Tuhan kami dengan Salaam, dan masukkanlah kami kedalam surga darus
salaam. Telah Amat Kebesaran Engkau Ya Tuhan kami, dan Amat Ketinggian Engkau Ya Tuhan yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan.
Ya
Tuhanku tidak ada yang menambah bagi barang yang Engkau berikan, dan tidak ada
yang memberi bagi barang yang engkau tambahkan, dan tidak ada yang dapat
menolak bagi barang yang Engkau hukumkan. Dan tidak dapat memberi manfaat akan
orang yang mempunyai harta daripada siksa Engkau oleh hartanya.
Maha Suci Allah. (33X)
Segala Puji Allah. (33X)
Allah yang Maha Besar.
(33X)
c.
Dan ditambah lagi khusus sehabis
Shalat Shubuh dan Shalat Maghrib, sebelumnya yang demikian itu (sehabis
Istighfar) dan sebelum menggeser atau merubah posisi duduk iftirash, maka
dibaca sebagai berikut:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيْتُ، وَهُوَ
اَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. (10×)
اَللَّـهُمَّ أَجِرْنَا مِنَ النّاَرِ (7×)
Artinya:
Tiada
Tuhan yang disembah dengan sebenar-benarnya hanya Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan bagi-Nya Kerajaan, dan bagi-Nya segala Puji,
dan adalah Tuhan yang menghidupkan dan yang mematikan, dan Ia-lah atas
tiap-tiap sesuatu itu Maha Kuasa. (10 X)
Ya Tuhanku Jauhkan aku
daripada siksa api neraka.(7 X)
d.
Kemudian setelah itu membaca:
اَللَّـهُمَّ
أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ.
Dan seterusnya ……
e.
Kemudian membaca do’a di bawah
ini, diawali dengan membaca Shalawat atas Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi
Wasallam dan diakhiri atau ditutup juga dengan Shalawat.
Inilah do’anya:
اَللَّـهُمَّ أَعِنِّيْ
عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
اَللَّـهُمَّ اجْعَلْ
خَيْرَ عُمُرِ أَخِرَهُ، وَ خَيْرَ عَمَلِيْ خَوَاتِيْمَهُ، وَاجْعَلْ خَيْرَ
أَيَّامِيْ يَوْمَ الْقَائِكَ.
اَللَّـهُمَّ إِنِّى
أَسْأَ لُكَ الْجَنَّةَ، وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ، وَعَمَلٍ،
وَنِيَّةٍ، وَاعْتِقَادِ. وَ أَعُوْذُبِكَ مِنْ النَّارِ، وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا
مِنْ قَوْلٍ، وَعَمَلٍ، وَنِيَّةٍ، وَاعْتِقَادِ.
اَللَّـهُمَّ إِنِّى
أَسْأَ لُكَ الْعَفْوَ وَالْعَا فِيَةَ، فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَ اْلآ
خِرَةِ.
Artinya:
Ya Allah
Tuhanku, tolongkan aku atas mengucap Zikir pada Engkau, dan atas memberi Syukur
pada Engkau, dan membaguskan ibadah pada Engkau
Ya Allah
Tuhanku, jadikanlah yang terlebih kebajikan umurku diakhirnya, dan jadikanlah
terlebih kebajikan segala amalku dipenghabisannya, dan jadikanlah yang
terlebih kebajikan segala hari-hariku, yaitu hari yang aku bertemu pada Engkau.
Ya Allah
Tuhanku, bahwasanya aku mohon pada Engkau Syurga, dan segala amal yang
mendekatkan aku padanya dari perkataanku, perbuatanku, niatku dan keyakinanku. Dan
aku berlindung dengan Engkau daripada api neraka, dan daripada segala amal yang
mendekatkan padanya dari perkataanku, perbuatanku, niatku dan keyakinanku.
Ya Allah
Tuhanku, bahwasanya aku mohon pada Engkau ma’af dan affiat di dalam perkara
Agama, dan di dalam hal dunia dan akhirat. Amiiin.
Pasal Ke 26
Sunnah-sunnah Ab’ad
Sunnah-sunnah Ab’ad ialah
sunnah-sunnah di dalam Shalat, yang apabila tidak dikerjakan salah satunya
disebabkan oleh karena lupa atau tertinggal, maka disunnahkan untuk melakukan
sujud sahwi.
Sunnah Ab’ad ada 7
perkara, manakala tiada dapat dikerjakan salah-satu daripadanya maka sunnah
sujud sahwi, yaitu:
1.
Tidak membaca Tasyahud Awwal
2.
Tidak Duduk dalam membaca
Tasyahud Awwal
3.
Tidak membaca Shalawat atas Nabi
Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam di Tasyahud Awwal
4.
Tidak Membaca Shalawat atas
Keluarga Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam di Tasyahud Akhir
5.
Tidak membaca do’a qunut pada
Shalat Shubuh
6.
Tidak membaca Shalawat dan Taslim
atas Nabi dan atas keluarganya dan sahabatnya di dalam do’a qunut.
7.
Tidak berdiri pada saat membaca
do’a qunut.
Pasal Ke 27
Pekerjaan yang Makruh di dalam
Shalat
Perihal pekerjaan yang makruh (dibenci Allah) di
dalam shalat yaitu:
1.
Menengok ke atas atau ke kanan
atau kiri.
2.
Menyimpulkan rambut atau kain
atau baju dengan tiada hajat (maksud/sebab)
3.
Bershalat dengan menahan hadast
(menahan buang air kecil/besar atau angin)
4.
Berdiri dengan sebelah kaki atau
memajukan salah satu kakinya dengan tiada uzur (sebab)
5.
Bersender pada sesuatu barang
yang sekiranya dilakukannya niscaya jatuh olehnya.
6.
Bertolak pinggang.
7.
Jahir di dalam Shalat Sir
(bersuara keras pada shalat Zuhur dan Ashar) dan Sir ditempat yang jahir
(bersuara pelan di Shalat Shubuh, Maghrib dan Isya’).
8.
Membarengkan gerakan Imam di
dalam ruku’, sujud atau lainnya.
Pasal Ke 28
Yang Membatalkan Shalat
Perihal yang membatalkan shalat, yaitu:
1.
Kedatangan hadast kecil atau
besar.
2.
Kedatangan najis yang tiada dimaaf,
melainkan jika najis yang kering dan segera dijatuhkan dengan tiada memegang
atau memikulnya dan tiada ada bekas-bekasnya ditempat kenanya itu
3.
Terbuka aurat jika tidak segera
ditutup.
4.
Dengan sengaja menyebut dua huruf
sekalipun tidak ada artinya atau satu huruf yang ada memiliki arti.
5.
Sengaja makan atau minum
sekalipun sedikit atau banyak, sekalipun karena lupa.
6.
Bergerak tiga kali berturut-turut
sekalipun karena lupa.
7.
Menambah satu rukun fi’li dengan
sengaja.
8.
Mendahulukan gerakan Imam dengan
dua rukun fi’li atau ketinggalan daripadanya dengan dua rukun fi’li dengan
tiada uzur (sebab).
9.
Niat di dalam hati untuk
membatalkan shalat atau menggantungkan niat itu dengan sesuatu barang (keadaan)
atau pergi datang fikiran untuk membatalkannya itu.
Pasal Ke 29
Sunnah Sujud Sahwi
Sunnah melakukan sujud
sahwi dua kali sujud, disebabkan karena 3 perkara, yaitu:
1. Meninggal
sunnah ab’ad, misalnya:
a.
Meninggalkan Tasyahud Awwal
b.
Meninggalkan Shalawat di Tasyahud
Awwal
c.
Meninggalkan Shalawat atas keluarga
Nabi di Tasyahud akhir.
d.
Tidak membaca do’a qunut diwaktu
shalat shubuh.
e.
Tidak membaca shalawat atau
taslim atas Nabi, keluarga atau sahabatnya di dalam do’a qunut.
2.
Mengerjakan yang membatalkan
shalat. Jika dikerjakannya itu dengan lupa maka tidak batal tetapi sunnah sujud
sahwi, misalnya:
a.
makan sedikit karena lupa
b.
berkata-kata sedikit karena lupa
c.
menambah satu rukun fi’li karena
lupa.
3.
Mengerjakan rukun fi’li dengan
syak (ragu-ragu) apakah lebih atau tidak, misalnya:
a.
Syak (ragu-ragu) apakah sudah
sujud dua kali atau baru sekali, maka wajib sujud sekali lagi dan sunnah sujud
sahwi.
b.
Syak (ragu-ragu) apakah sudah
empat raka’at atau baru tiga raka’at, maka wajib satu raka’at lagi dan sunnah
sujud sahwi.
Adapun jatuhnya (dapat
dilakukan) sujud sahwi itu bagi Munfarid (shalat sendiri) atau bagi Imam, dan
niatnya (di dalam hati untuk melakukan sujud sahwi) wajib atas keduanya dengan
tiada berlafaz (tidak diucapkan), jika berlafaz maka menjadi batallah shalatnya
itu.
Adapun ma’mum maka wajib
atasnya mengikuti imamnya jika imamnya melakukan sujud sahwi.
Pasal Ke 30
Sunnah Sujud Tilawah
Sunnah melakukan Sujud
Tilawah sekali sujud, yaitu bagi orang yang membaca suatu ayat atau orang yang
mendengarkan suatu ayat yang ada perintah untuk melakukan sujud.
Maka ayat yang
memerintahkan sujud di dalam Al-Qur’an itu ada 14 (empat belas) ayat.
Jika yang membaca atau
mendengar ayat itu berada di luar shalat, maka syarat melakukan Sujud Tilawah
adalah sama seperti syarat-syarat shalat, yaitu:
1. Suci
daripada hadast kecil dan besar.
2. Suci
daripada najis.
3. Menghadap
Qiblat.
4. Menutup
aurat.
Adapun rukun Sujud Tilawah 4 perkara, yaitu:
1.
Niat di dalam hati: “Sahjaku
Sujud Tilawah karena Allah Ta’ala”, berbarengan dengan Takbiratul Ihram.
2.
Takbiratul Ihram (اَللهُ اَكْبَرُ).
3.
Sekali Sujud dengan Thuma’ninah
(diam anggota badan sekedar سُبْحَانَ اللهِ).
4.
Mengucapkan Salam seperti shalat,
tetapi tidak dengan tasyahhud.
Jika yang membaca atau
mendengar ayat itu berada di dalam shalat, maka sunnah bagi munfarid (shalat
sendiri) atau bagi imam melakukan Sujud Tilawah.
Adapun niat sujud tilawah
di dalam shalat maka ada khilaf (perselisihan pendapat) diantara ulama-ulama,
ada yang mengatakan wajib niat ada yang mengatakan sunnah niatnya, tetapi
kedua-duanya mu’tamad (memiliki kekuatan).
Sedangkan bagi ma’mum maka wajib atasnya
mengikuti imamnya bilamana imam melakukan sujud tilawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar