Sultan Murad IV |
Cerita ini diambil dari buku harian Sultan Murad IV. Di dalam buku hariannya itu diceritakan bahwa suatu malam sang Sultan Murad merasa sangat gelisah dan galau, ia ingin tahu apa penyebabnya.
Maka ia pun memanggil kepala
pengawalnya dan mengatakan bahwa ia akan pergi keluar dari istana dengan
menyamar sebagai rakyat biasa. Sesuatu yang memang biasa beliau lakukan.
Sultan Murad berkata: "Mari
kita keluar, kita blusukan melihat keadaan rakyatku".
Mereka pun pergi, udara saat itu
sangat panas. Tiba-tiba, mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas
tanah.
Sultan Murad IV |
Maka Disentuh lelaki itu dan
dibangunkan oleh Sultan Murad, ternyata lelaki itu telah wafat.
Orang-orang yang lewat di
sekitarnya tidak ada yang peduli dengan Keadaan mayat lelaki tersebut.
Maka Sultan Murad yang saat itu
menyamar sebagai rakyat biasa, Memanggil mereka yang saat itu lewat.
kemudian mereka bertanya kepada
sultan: "Ada apa? Apa yang kau inginkan?".
Sultan menjawab: "Mengapa
orang ini wafat tapi tidak ada satu pun diantara kalian yang ngurus dan membawa
kerumahnya? Siapa dia? Dan dimana keluarganya?"
Mereka berkata: "Orang ini
Zindiq, pelaku maksiat, dia selalu minum khamar (mabuk mabukan) dan selalu
berzina dengan pelacur".
Sultan menjawab: "Tapi . .
bukankah ia juga Umat Rasulullah Muhammad SAW? Ayo angkat dia, kita bawa ke
rumahnya".
Maka mereka pun membawa jenazah
laki-laki itu ke rumahnya.
Ketika sampai di rumahnya, saat
istri lelaki tersebut mengetahui suaminya telah wafat, ia pun sedih dan
menangis. Tapi orang-orang langsung pada pergi semua, hanya sang Sultan dan
kepala pengawalnya yang masih tinggal dirumah lelaki itu.
Kemudian Sang Sultan bertanya
kepada istri laki-laki itu: "Aku mendengar dari orang-orang disini, mereka
berkata bahwa suamimu itu dikenal suka melakukan kemaksiatan ini dan itu,
hingga mereka tidak peduli akan kematiannya, benarkah kabar itu".?
Maka Sang istri menjawab:
"Awalnya aku menduga seperti itu tuan. Suamiku setiap malam keluar rumah
pergi ke toko minuman keras (khamar), kemudian membeli sesuai kemampuannya. Ia
bawa khamar itu ke rumah, kemudian membuangnya ke dalam toilet, sambil berkata:
"Alhamdulillah Aku telah meringankan dosa kaum muslimin".
Suamiku juga selalu pergi ke
tempat pelacuran, memberi mereka uang dan berkata kepada Sipelacur: "Malam
ini merupakan jatah waktuku, jadi tutup pintumu sampai pagi, jangan kau terima
tamu lain!".
Kemudian ia pulang ke rumah, dan
berkata kepadaku: "Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa
pemuda-pemuda Islam".
Tapi, orang-orang yang melihatnya
mengira bahwa ia selalu minum minuman keras (khamar) dan melakukan perzinahan.
Dan berita ini pun menyebar di masyarakat.
Sampai akhirnya suatu kali aku
pernah berkata kepada suamiku: "Kalau nanti kamu mati, maka tidak akan ada
kaum muslimin yang akan memandikan jenazahmu, Dan tidak ada yang akan
mensholatimu, tidak ada pula yang akan menguburkanmu".
Ia hanya tertawa, dan menjawab:
"Janganlah takut wahai istriku, jika aku mati, aku akan disholati oleh
Sultannya kaum muslimin, oleh para Ulama dan para Auliya Allah".
Maka, Sultan Murad pun menangis,
dan berkata: "Benar apa yang dikatakannya, Demi Allah, akulah Sultan Murad
Itu, dan besok pagi kita akan memandikan suamimu, mensholatinya dan
menguburkannya bersama² masyarakat dan para ulama".
Akhirnya jenazah laki-laki itu
besoknya dihadiri oleh Sultan Murad, dan para ulama, para syeikh dan juga
seluruh warga masyarakat....!!
"Subhanallah"
Terkadang kita suka menilai orang
dari apa yang kita lihat dan kita dengar dari omongan orang orang. Andai saja
kita mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang, niscaya pasti
kita akan menjaga lisan kita dari membicarakan orang lain...
*******
Sumber. buku harian Sultan Murad IV berbahasa arab (Sultan Turki Utsmani, memerintah Sep 1623 - Feb 1640).
Sumber. buku harian Sultan Murad IV berbahasa arab (Sultan Turki Utsmani, memerintah Sep 1623 - Feb 1640).