1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7
tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21
tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.
►ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati
dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang
setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan
prilakunya, misalnya:
Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia
memanggil kita- bahkan ketka kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita – maka ia
akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.
Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia
tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai pngung kita
saat kita kelelahan atau sakit.
Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia
melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan mampu
menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk
melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah
ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung
jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia
juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.
►ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun)
Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah
terhormat, Ia mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan
berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi
seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika iIa telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:
1. Melakukan sholat wajib 5 waktu
2. Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
4. Membiasakan membaca Al-Qur’an
5. Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
6. Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.
2. Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
4. Membiasakan membaca Al-Qur’an
5. Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
6. Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.
Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus
sama kerena every child is unique (setiap anak itu unik)
►ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak
akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat
dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin
Abi Thalib karomallahu wajhah.
Berbicara dari hati ke hati Inilah saat yang tepat
untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menelaskan bahwa ia sudah remaja
dan beranjak dewasa.
Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan
fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial,
budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus
dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus dapat
membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh
ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akanditayangkan da
diminta pertanggung jawabannya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Memberi Ruang Lebih Setelah measuki usia akil Baligh,
anak perlu memiliki ruang agar tidakmerasa terkekang, namun tetap dalam
pengawasan kita.
Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap
otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan dan
keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai,
dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai
kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi
perilaku buruk.
Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat. Waktu
usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang
lebih beratdan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita dapat menjadi
pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan.
Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah
seperti memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang
biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan mengelola
keuangannya sendiri.
Semoga Allah memberikan kita anak-anak yang shaleh dan
berbakti.
“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak
yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38).
****
Sumber: FP Alhabib Quraisy Baharun
Sumber: FP Alhabib Quraisy Baharun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar