Rabu, 03 Februari 2016

Inilah Penemu Islam yang Menggemparkan Dunia


Tahukah Anda bahwa Islam merupakan salah satu agama yang memiliki banyak ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan sehingga banyak penemuan-penemuan Islam yang gemparkan dunia dan telah diakui oleh para ahli dari berbagai belahan bumi ini. Banyak penemu dari umat Islam yang banyak menemukan berbagai hal yang sangat fantastis dan penemuan itu dapat membawa manfaat bagi kehidupan seluruh manusia. Apa saja penemuan-penemuan dari umat Islam sejak zaman dulu ?.



Sejak zaman dulu banyak ahli dari berbagai ilmu pengetahuan berasal dari umat Islam dan hingga saat ini penemuan mereka telah digunakan oleh banyak orang. Apa saja penemuan itu ?, Berikut ini adalah penemuan islam yang mengguncangkan dunia:

1. Bapak Ilmu Bedah
 


Operasi bedah telah dikenalkan oleh Al Zahrawi yaitu seorang dokter yang hidup pada 1000 tahun lalu. Beliau memperkenalkan 1500 halaman ensiklopedia tentang operasi bedah yang telah digunakannya di Eropa dan buku ini telah menjadi sumber referensi dunia kesehatan selama 500 tahun. Zahrawi menggunakan usus kucing sebagai bahan dasar benang dalam menjahit luka dan beliau telah melakukan operasi cesar serta sebagai penemu alat penjepit bedah.
Peletak dasar-dasar ilmu bedah modern itu bernama Al-Zahrawi (936 M-1013 M). Orang barat mengenalnya sebagai Abulcasis. Al-Zahrawi adalah seorang dokter bedah yang amat fenomenal. Karya dan hasil pemikirannya banyak diadopsi para dokter di dunia barat. “Prinsip-prinsip ilmu kedokteran yang diajarkan Al-Zahrawi menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di Eropa,” ujar Dr. Campbell dalam History of Arab Medicine. Ahli bedah yang termasyhur hingga ke abad 21 itu bernama lengkap Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi. Ia terlahir pada tahun 936 M di kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol. Al-Zahrawi merupakan keturunan Arab Ansar yang menetap di Spanyol. Di kota Cordoba inilah dia menimba ilmu, mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta mengembangkan ilmu bedah bahkan hingga wafat.

Biografi dan Profil Al-Zahrawi
Kisah masa kecilnya tak banyak terungkap. Sebab, tanah kelahirannya Al-Zahra dijarah dan dihancurkan. Sosok dan kiprah Al-Zahrawi baru terungkap ke permukaan, setelah ilmuwan Andalusia Abu Muhammad bin Hazm (993M-1064M) menempatkannya sebagai salah seorang dokter bedah terkemuka di Spanyol. Sejarah hidup alias biografinya baru muncul dalam Al-Humaydi’s Jadhwat al Muqtabis yang baru rampung setelah enam dasa warsa kematiannya.

Al-Zahrawi mendedikasikan separuh abad masa hidupnya untuk praktik dan mengajarkan ilmu kedokteran. Sebagai seorang dokter termasyhur, Al-Zahrawi pun diangkat menjadi dokter istana pada era kekhalifahan Al-Hakam II di Andalusia. Berbeda dengan ilmuwan muslim kebanyakan, Al-Zahrawi tak terlalu banyak melakukan perjalanan. Ia lebih banyak mendedikasikan hidupnya untuk merawat korban kecelakaan serta korban perang.

Para dokter di zamannya mengakui bahwa Al-Zahrawi adalah seorang dokter yang jenius terutama di bidang bedah. Jasanya dalam mengembangkan ilmu kedokteran sungguh sangat besar. Al-Zahrawi meninggalkan sebuah ‘harta karun’ yang tak ternilai harganya bagi ilmu kedokteran yakni berupa kitab Al-Tasrif li man ajaz an-il-talil—sebuah ensiklopedia kedokteran. Kitab yang dijadikan materi sekolah kedokteran di Eropa itu terdiri dari 30 volume.

Dalam kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi secara rinci dan lugas mengupas tentang ilmu bedah, orthopedic, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Ia juga mengupas tentang kosmetika. Al-Zahrawi pun ternyata begitu berjasa dalam bidang kosmetika. Sederet produk kosmetika seperti deodorant, hand lotion, pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil pengembangan dari karya Al-Zahrawi.

Popularitas Al-Zahrawi sebagai dokter bedah yang andal menyebar hingga ke seantero Eropa. Tak heran, bila kemudian pasien dan anak muda yang ingin belajar ilmu kedokteran dari Abulcasis berdatangan dari berbagai penjuru Eropa. Menurut Will Durant, pada masa itu Cordoba menjadi tempat favorit bagi orang-orang Eropa yang ingin menjalani operasi bedah. Di puncak kejayaannya, Cordoba memiliki tak kurang dari 50 rumah sakit yang memberikan pelayanan prima.

Sebagai seorang guru ilmu kedokteran, Al-Zahrawi begitu mencintai murid-muridnya. Dalam Al-Tasrif, dia mengungkapkan kepedulian terhadap kesejahteraan siswanya. Al-Zahrawi pun mengingatkan kepada para muridnya tentang pentingnya membangun hubungan yang baik dengan pasien. Menurut Al-Zahrawi, seorang dokter yang baik haruslah melayani pasiennya sebaik mungkin tanpa membedakan status sosialnya.

Dalam menjalankan praktik kedokterannya, Al-Zahrawi menanamkan pentingnya observasi tertutup dalam kasus-kasus individual. Hal itu dilakukan untuk tercapainya diagnosis yang akurat serta kemungkinan pelayanan yang terbaik. Al-Zahrawi pun selalu mengingatkan agar para dokter berpegang pada norma dan kode etik kedokteran, yakni tak menggunakan profesi dokter hanya untuk meraup keuntungan materi.
Menurut Al-Zahrawi profesi dokterbedah tak bisa dilakukan sembarang orang. Pada masa itu, dia kerap mengingatkan agar masyarakat tak melakukan operasi bedah kepada dokter atau dukun yang mengaku-ngaku memiliki keahlian operasi bedah. Hanya dokter yang memiliki keahlian dan bersertifikat saja yang boleh melakukan operasi bedah. Mungkin karena itulah di era modern ini muncul istilah dokter spesialis bedah (surgeon).
Kehebatan dan profesionalitas Al-Zahrawi sebagai seorang ahli bedah diakui para dokter di Eropa. “Tak diragukan lagi, Al-Zahrawi adalah kepala dari seluruh ahli bedah.” Ucap Pietro Argallata. Kitab Al-Tasrif yang ditulisnya lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona pada abad ke-12 M. Kitab itu juga dilengkapi dengan ilustrasi. Kitab itu menjadi rujukan dan buku resmi sekolah kedokteran dan para dokter serta ahli bedah Eropa selama lima abad lamanya pada periode abad pertengahan.
Sosok dan pemikiran Al-Zahrawi begitu dikagumi para dokter serta mahasiswa kedokteran di Eropa. Pada abad ke-14, seorang ahli bedah Perancis bernama Guy de Chauliac mengutip Al-Tasrif hampir lebih dari 200 kali. Kitab Al-Tasrif terus menjadi pegangan para dokter di Eropa hingga terciptanya era Renaissance. Hingga abad ke-16, ahli bedah berkebangsaan Prancis, Jaques Delechamps (1513M-1588M) masih menjadikan Al-Tasrif sebagai rujukan.

Al-Zahrawi tutup usia di kota Cordoba pada tahun 1013M—dua tahun setelah tanah kelahirannya dijarah dan dihancurkan. Meski Cordoba kini bukan lagi menjadi kota bagi umat Islam, namun namanya masih diabadikan menjadi nama jalan kehormatan yakni ‘Calle Albucasis’. Di jalan itu terdapat rumah nomor 6 –yakni rumah tempat Al-Zahrawi pernah tinggal . Kini rumah itu menjadi cagar budaya yang dilindungi Badan Kepariwisataan Spanyol.


Sang penemu puluhan alat bedah modern
Selama separuh abad mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran khususnya bedah, Al-Zahrawi telah menemukan puluhan alat bedah modern. Dalam kitab Al-Tasrif, ‘bapak ilmu bedah’ itu memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya.

Menurut catatan, selama karirnya Al-Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah. Salah satu alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah catgut. Alat yang digunakan untuk menjahit bagian dalam itu hingga kini masih digunakan ilmu bedah modern. Selain itu, juga menemukan forceps untuk mengangkat janin yang meninggal. Alat itu digambarkan dalam kitab Al-tasrif.

Dalam Al-Tasrif, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahan arteri. Jarum bedah ternyata juga ditemukan dan dipaparkan secara jelas dalam Al-Tasrif. Selain itu, Al-Zahrawi juga memperkenalkan sederet alat bedah lain hasil penemuannya.

Peralatan penting untuk bedah yang ditemukannya itu antara lain, pisau bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula. Tak cuma itu, Al-Zahrawi juga menemukan peralatan bedah yang digunakan untuk memeriksa dalam uretra, alat untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan serta alat untuk memeriksa telinga. Kontribusi Al-Zahrawi bagi dunia kedokteran khususnya bedah hingga kini tetap dikenang dunia.
Alat Bedah Medic
Dalam kitab yang diwariskannya bagi peradaban dunia itu, Al-Zahrawi secara rinci dan lugas mengupas tentang ilmu bedah, orthopedic, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Ia juga mengupas tentang kosmetika. Al-Zahrawi pun ternyata begitu berjasa dalam bidang kosmetika. Sederet produk kosmetika seperti deodorant, hand lotion, pewarna rambut yang berkembang hingga kini merupakan hasil pengembangan dari karya Al-Zahrawi.

Popularitas Al-Zahrawi sebagai dokter bedah yang andal menyebar hingga ke seantero Eropa. Tak heran, bila kemudian pasien dan anak muda yang ingin belajar ilmu kedokteran dari Abulcasis berdatangan dari berbagai penjuru Eropa. Menurut Will Durant, pada masa itu Cordoba menjadi tempat favorit bagi orang-orang Eropa yang ingin menjalani operasi bedah. Di puncak kejayaannya, Cordoba memiliki tak kurang dari 50 rumah sakit yang memberikan pelayanan prima.

Sebagai seorang guru ilmu kedokteran, Al-Zahrawi begitu mencintai murid-muridnya. Dalam Al-Tasrif, dia mengungkapkan kepedulian terhadap kesejahteraan siswanya. Al-Zahrawi pun mengingatkan kepada para muridnya tentang pentingnya membangun hubungan yang baik dengan pasien. Menurut Al-Zahrawi, seorang dokter yang baik haruslah melayani pasiennya sebaik mungkin tanpa membedakan status sosialnya.

Dalam menjalankan praktik kedokterannya, Al-Zahrawi menanamkan pentingnya observasi tertutup dalam kasus-kasus individual. Hal itu dilakukan untuk tercapainya diagnosis yang akurat serta kemungkinan pelayanan yang terbaik. Al-Zahrawi pun selalu mengingatkan agar para dokter berpegang pada norma dan kode etik kedokteran, yakni tak menggunakan profesi dokter hanya untuk meraup keuntungan materi.

Menurut Al-Zahrawi profesi dokter
bedah tak bisa dilakukan sembarang orang. Pada masa itu, dia kerap mengingatkan agar masyarakat tak melakukan operasi bedah kepada dokter atau dukun yang mengaku-ngaku memiliki keahlian operasi bedah. Hanya dokter yang memiliki keahlian dan bersertifikat saja yang boleh melakukan operasi bedah. Mungkin karena itulah di era modern ini muncul istilah dokter spesialis bedah (surgeon).

Kehebatan dan profesionalitas Al-Zahrawi sebagai seorang ahli bedah diakui para dokter di Eropa. “Tak diragukan lagi, Al-Zahrawi adalah kepala dari seluruh ahli bedah.” Ucap Pietro Argallata. Kitab Al-Tasrif yang ditulisnya lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard of Cremona pada abad ke-12 M. Kitab itu juga dilengkapi dengan ilustrasi. Kitab itu menjadi rujukan dan buku resmi sekolah kedokteran dan para dokter serta ahli bedah Eropa selama lima abad lamanya pada periode abad pertengahan.

Sosok dan pemikiran Al-Zahrawi begitu dikagumi para dokter serta mahasiswa kedokteran di Eropa. Pada abad ke-14, seorang ahli bedah Perancis bernama Guy de Chauliac mengutip Al-Tasrif hampir lebih dari 200 kali. Kitab Al-Tasrif terus menjadi pegangan para dokter di Eropa hingga terciptanya era Renaissance. Hingga abad ke-16, ahli bedah berkebangsaan Prancis, Jaques Delechamps (1513M-1588M) masih menjadikan Al-Tasrif sebagai rujukan.

Al-Zahrawi tutup usia di kota Cordoba pada tahun 1013M—dua tahun setelah tanah kelahirannya dijarah dan dihancurkan. Meski Cordoba kini bukan lagi menjadi kota bagi umat Islam, namun namanya masih diabadikan menjadi nama jalan kehormatan yakni ‘Calle Albucasis’. Di jalan itu terdapat rumah nomor 6 –yakni rumah tempat Al-Zahrawi pernah tinggal . Kini rumah itu menjadi cagar budaya yang dilindungi Badan Kepariwisataan Spanyol.

Sang penemu puluhan alat bedah modern
Selama separuh abad mendedikasikan dirinya untuk pengembangan ilmu kedokteran khususnya bedah, Al-Zahrawi telah menemukan puluhan alat bedah modern. Dalam kitab Al-Tasrif, ‘bapak ilmu bedah’ itu memperkenalkan lebih dari 200 alat bedah yang dimilikinya. Di antara ratusan koleksi alat bedah yang dipunyainya, ternyata banyak peralatan yang tak pernah digunakan ahli bedah sebelumnya.

Menurut catatan, selama karirnya Al-Zahrawi telah menemukan 26 peralatan bedah. Salah satu alat bedah yang ditemukan dan digunakan Al-Zahrawi adalah catgut. Alat yang digunakan untuk menjahit bagian dalam itu hingga kini masih digunakan ilmu bedah modern. Selain itu, juga menemukan forceps untuk mengangkat janin yang meninggal. Alat itu digambarkan dalam kitab Al-tasrif.

Dalam Al-Tasrif, Al-Zahrawi juga memperkenalkan penggunaan ligature (benang pengikat luka) untuk mengontrol pendarahan arteri. Jarum bedah ternyata juga ditemukan dan dipaparkan secara jelas dalam Al-Tasrif. Selain itu, Al-Zahrawi juga memperkenalkan sederet alat bedah lain hasil penemuannya.

Peralatan penting untuk bedah yang ditemukannya itu antara lain, pisau bedah (scalpel), curette, retractor, sendok bedah (surgical spoon), sound, pengait bedah (surgical hook), surgical rod, dan specula. Tak cuma itu, Al-Zahrawi juga menemukan peralatan bedah yang digunakan untuk memeriksa dalam uretra, alat untuk memindahkan benda asing dari tenggorokan serta alat untuk memeriksa telinga. Kontribusi Al-Zahrawi bagi dunia kedokteran khususnya bedah hingga kini tetap dikenang dunia.

2. Kopi
Kopi merupakan salah satu minuman yang banyak diminum oleh mayoritas orang seluruh dunia. Minuman ini ternyata pertama kali ada pada abad ke-9 di Yaman dan awalnya hanya digunakan untuk kaum sufi supaya tidak mengantuk pada malam hari ketika beribadah. Kemudian kopi dibawa ke Kairo dan ternyata banyak disukai oleh para pelajar dan bangsawan. Pada abad ke-13 minuman ini dibawa ke Turki dan pada abad ke-16 dibawa ke Eropa lalu ke Italia.

3. Penemu Pesawat Terbang

Orang yang pertama merancang mesin terbang atau pesawat terbang adalah Abbas Ibn Firnas. Pada abad ke-9 dia mencoba untuk membuat konstruksi
pesawat terbang dan mencoba untuk menerbangkannya, model pesawat yang dibuatnya adalah model seperti sayap burung. Dia telah melakukan percobaan terbang di Cordoba Spanyol dan berhasil terbang tinggi namun kemudian terjatuh. Inilah salah satu penemuan muslim yang gemparkan dunia.

Pada abad ke-8, seorang Muslim Sepanyol, Ibnu Firnas, telah menemukan, mencipta dan menguji konsep pesawat terbang. Konsep pesawat terbang Ibnu Firnas inilah yang kemudian dipelajari Roger Bacon selepas 500 tahun setelah Ibnu Firnas meletakkan teori-teori dasar pesawat terbang. Sekitar 200 tahun setelah Bacon atau 700 tahun percubaan Ibnu Firnas, barulah konsep dan teori pesawat terbang dikembangkan. Ibnu Firnas atau nama sebenarnya, Abbas Qasim bin Firnas dilahirkan di Ronda, Sepanyol pada tahun 810 M. Dia dikenal sebagai orang Barbar yang ahli dalam bidang kimia dan memiliki daya kreatif dan kerap menciptakan barang-barang berteknologi baru saat itu. Ilmuwan yang suka bermain muzik dan mengarang puisi ini hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umaiyah di Sepanyol (dulu bernama Andalusia).



Masa kehidupan Ibnu Firnas sezaman dengan masa kehidupan pemuzik Iraq, Ziryab. Melakukan Cubaan Pertama Terbang Di Udara Pada tahun 875 M, Ibnu Firnas telah membuat sebuah model pesawat terbang dengan meletakkan bulu pada sebuah bingkai kayu. Inilah catatan dokumentasi pertama yang sangat lama tentang pesawat terbang. Setelah menyelesaikan model pesawat terbang yang dibuatnya, Ibnu Firnas mengundang masyarakat Cordova untuk datang dan menyaksikan hasil karyanya itu. Beliau ingin melakukan percubaan terbang dari menara Masjid Mezquita dengan menggunakan sayap atau jubah tanpa lengan yang dipasangkan di tubuhnya. Warga Cordova saat itu menyaksikan dari dekat menara tempat Ibnu Firnas akan melakukan penemuannya. Namun karana cara meluncur yang kurang baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama pesawat terbang buatannya. Beliau pun mengalami cedera belakang yang sangat parah. Cederanya inilah yang memaksa Ibnu Firnas tidak berdaya untuk melakukan percubaan berikutnya. Ada catatan yang menyebutkan, Ibnu Firnas lalai memperhatikan bagaimana burung menggunakan ekor mereka untuk mendarat. Beliau pun lupa untuk menambahkan ekor pada model pesawat terbang buatannya.
Kelalaiannya inilah yang mengakibatkan beliau gagal mendaratkan pesawat ciptaannya dengan sempurna. Menara Masjid Mezquita di Cordova saat itu menjadi saksi bisu perwujudan konsep pertama pesawat terbang yang lahir dari pemikiran seorang muslim. Cedera belakang yang tidak kunjung sembuh mengalihkan tumpuan Ibnu Firnas pada projek-projek penelitian dan pengembangan konsep serta teori dari gejala-gejala alam yang diperhatikannya. Karya-karya baru pun bermunculan dari buah pemikiran Ibnu Firnas. mulai dari puisi, kimia, sampai astronomi, semuanya dipelajarinya dengan satu tujuan, iaitu mampu memberikan manfaat bagi umat manusia. Di antara hasil karyanya yang monumental adalah konsep tentang terjadinya halilintar dan kilat, jam air serta cara membuat gelas dari garam. Ibnu Firnas juga membuat rantai rangkaian yang menunjukkan pergerakan benda-benda planet dan bintang. Selain itu, Ibnu Firnas pun menunjukkan cara bagaimana memotong batu kristal yang saat itu hanya boleh dilakukan oleh orang-orang Mesir. Sayang, tidak lama setelah itu, tepatnya pada tahun 888 M, Ibnu Firnas wafat dalam keadaan berjuang menyembuhkan cedera belakang yang dideritanya akibat kegagalan melakukan pendaratan pesawat terbang buatannya. Philip Hitti seorang sejarawan Arab berkata: “Ibnu Firnas ialah orang pertama dalam sejarah yang mencipta ilmu pengetahuan tentang pesawat terbang.” Ketika orang-orang barat mengajar anak-anak mereka mengenai Wright Bersaudara, negara-negara Islam mengajar anak-anak mereka mengenai Ibnu Firnas, seribu tahun sebelum Wright. Libya mengeluarkan setem sebagai menperingatinya. Iraq membina tugu bagi memperingati dirinya dalam perjalanan ke Lapangan Terbang Antarabangsa Iraq dan Lapangan Terbang Ibnu Firnas di utara Baghdad dinamakan sempena namanya.



4. Orang Yang Pertama Kali Mendirikan Universitas

Orang yang pertama kali mendirikan Universitas adalah Fatima Al Firhi pada tahun 859 di Fez Maroko. Selain itu Miriam saudara Fatima juga mendirikan sebuah masjid kemudian bangunan ini memiliki fungsi ganda yaitu sebagai masjid dan sebagai Universitas Al-Qawariyin yang telah diresmikan 1200 tahun kemudian. 
Fatimah mengembangkan konsep masjid sekaligus lembaga pendidikan tinggi.
Fatimah dikenal dengan Oum al Banine yang bermakna ibu dari anak-anak. Fatimah adalah seorang Muslimah yang berasal dari Kairouan, Tunisia.
Ayahnya bernama Muhammad al-Fihri. Al-Fihri adalah saudagar kaya di daerahnya. Sejak kecil, Fatimah tumbuh dalam keluarga yang berkecukupan dan terpandang di Tunisia.
Meski tumbuh dalam keluarga pebisnis, jiwa Fatimah lebih cenderung pada bidang sosial dan pendidikan. Pada abad kesembilan, ayahnya memutuskan untuk memboyong seluruh keluarganya ke Maroko. Saat itu, Maroko yang dipimpin Raja Idris II menjadi salah satu pusat perdagangan di kawasan Afrika Utara.
Melihat prospek bisnis yang cerah, keluarga Fatimah memilih menetap dan mengembangkan bisnis di Maroko. Kehidupan baru keluarga kaya itu pun dimulai. Sukses pun diraih Fatimah dan keluarganya.
Setelah ayahnya meninggal, kekayaan keluarga dikelola Fatimah dan adiknya, Maryam. Kakak beradik ini tak hanya mengembangkan bisnis, tapi juga melebarkan sayap ke dunia dakwah dan pendidikan. Utamanya, pembangunan masjid.
Masjid yang pertama kali Fatimah bangun adalah Masjid Qarawiyyin di Fes, Maroko. Masjid ini dibangun sebagai wakaf dan amal jariah bagi almarhum ayah mereka. Sedangkan, Adik Fatimah, Mariam, membangun masjid kedua, yakni Masjid Andalusia di kota yang sama.
Masjid Qarawiyyin di Fes ini yang akan menjadi cikal bakal universitas berkat tangan dingin Fatimah. Ia tak mau masjid hanya digunakan untuk aktivitas ritual ibadah, tapi harus dibangun pusat pendidikan.
Kiprah Fatimah makin dikenal sebagai pendiri lembaga pendidikan, terutama perguruan tinggi. Universitas tersebut adalah Qarawiyyin di Fes, Maroko, yang hingga saat ini masih beroperasi.
Dia mendirikan universitas tesebut pada 859 Masehi. Universitas ini dianggap sebagai pusat intelektual utama di kawasan Mediterania.

5. Aljabar

AL KHAWARIZMI
Aljabar merupakan sistem pemersatu untuk bilangan rasional, tidak rasional, dan gelombang magnitudo. Sistem ini sekarang ini telah menjadi landasan utama dalam ilmu matematika dan ternyata kata aljabar berasal dari judul kitab Al-Jabr Wal-Muqobala yang bersisi tentang ilmu matematika pada abad ke-9 di Persia. Kitab ini telah diterjemahkan dalam sebuah buku yaitu The Book of Reasoning and Balancing. Ini merupakan salah satu penemuan Islam gemparkan dunia yang dapat memajukan dunia ilmu pengetahuan.

Al-Khawarizmi adalah ilmuwan yang terkenal. Ia adalah seorang matematikawan, astronom, dan ahli geografi. Beliau dilahirkan sekitar tahun 770 di Bukhara, sebuah kota kecil sebelah selatan sungai Oxus di Persia.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi. Al-Khawarizmi dikenal oleh orang-orang Eropa sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi, al-Ahawizmi, dan lain-lain.
Al-Khawarizmi membuat karya yang sangat banyak. Di bidang geografi ia membuat bola dunia peta dunia, lengkap dengan perhitungan keliling bumi.
Di bidang matematika, ia membuat kitab yang berjudul al-Jabr wa al-Muqabilah. Kitabnya itu kelak menjadi rujukan utama ilmu aljabardi seluruh dunia. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam.

Al-Khawarizmi, Penemu Aljabar, Algoritma Dan Angka Nol
Beliau juga yang memperkenalkan angka 0 pertama kali. Angka 0 adalah angka yang terakhir ditemukan. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Beliau belajar banyak pengetahuan di bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer, yang masih digunakan hingga saat ini.
Al-Khawarizmi mengembangkan konsep algoritma dalam matematika. Oleh karena itu, dia disebut sebagai bapak ilmu komputer oleh beberapa orang. Algoritma adalah langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis. Algoritma umumnya digunakan untuk membuat diagram alur (flowchart) dalam ilmu komputera atau informatika.
Al-Khawarizmi juga menyusun kitab tentang astronomi. Dia telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalampenyelidikan trigonometri dan astronomi. Karena kepakarannya, al-Khawarizmi dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah.

6. Optik / Kamera


Sulit kita bayangkan dunia modern saat ini tanpa kamera. Perusahaan-perusahaan besar seperti Instagram dan Canon memanfaatkan tekonologi ini sebagai “barang dagang” mereka yang utama. Seorang ilmuan Islam yang bernama Ibnu al-Haytam adalah orang pertama yang mengembangkan kemampuan optik untuk difungsikan menjadi kamera.Fisikawan muslim yaitu Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia dapat melihat karena adanya refleksi cahaya yang kemudian masuk ke mata. Hal ini telah dibuktikan sekitar tahun 1.000 M dan telah mematahkan teori Euclid dan Ptolemy yang menyebutkan bahwa cahaya berasal dari mata seseorang sendiri.
Hidup di tengah kota besar Kairo pada awal tahun 1000-an M, Ibnu al-Haytam dikenal sebagai seorang ilmuan yang paling terkemuka. Ia mengembangkan berbagai macam teori sains. Ketika menjadi tahanan rumah pada saat Bani Fatimiah berkuasa, ia mulai mempelajari kerja cahaya. Sebagian penelitiannya terfokus pada bagaimana mengfungsikan lensa pada kamera. Ia adalah ilmuan pertama yang menyadari ketika pin hole (lubang kecil kamera) dimasukkan ke dalam lightproof (kotak hitam), maka akan memproyeksikan sebuah gambar. Semakin kecil lubangnya, maka kualitas gambar yang dihasilkan pun semakin tajam. Tanpa penelitian Ibnu al-Haytam mengenai pergerakan cahaya ini, maka kamera yang ada di zaman modern ini tidak akan pernah ada.


7. Musik
Musik yang sekarang ini telah membumi di dunia ini banyak berasal dari musik-musik arab dan timur tengah, bahkan ternyata nenek moyang biola yaitu lute dan rahab juga berasal dari negara ini.

8. Sikat gigi
Pada zaman Nabi Muhammad telah dipopulerkan adanya siwak yaitu alat yang berasal dari ranting pohon dan digunakan untuk membersihkan gigi. Siwak merupakan inspirasi utama dari pembuatan sikat gigi yang sekarang ini telah digunakan oleh seluruh orang dipenjuru dunia.

9. Engkol
Al Jazari


Peradaban Islam di era keemasan telah menguasai teknologi yang sangat tinggi. Pada abad ke-13 M, dunia Islam sudah menggenggam teknologi robot. Insinyur Muslim di zaman kekhalifahan sudah mampu menciptakan robot mirip manusia. Pencapaian itu sekaligus mematahkahkan klaim Barat yang kerap menyebut Leonardo da Vinci sebagai perintis teknologi robot.
Da Vinci baru merancang pembuatan robot pada 1478, itu pun baru berbentuk desain di atas kertas. Sedangkan, insinyur Muslim yang sangat brilian, Al-Jazari, sudah berhasil merancang dan menciptakan aneka bentuk robot pada awal abad ke-13 M. Atas dasar itulah, masyarakat sains modern menjulukinya sebagai ”Bapak Robot”. Peradaban Islam lebih maju tiga abad dalam teknologi robot dibanding Barat.
Peradaban Islam adalah perintis dalam bidang teknologi automata, yakni sebuah mesin yang dapat berjalan sendiri (self operating). Automata sering digunakan untuk menggambarkan sebuah robot atau lebih khusus robot autonomous. Kata Automata berasal dari bahasa Yunani automatos, yakni berlaku atas kehendak sendiri, bergerak sendiri.
Kata itu digunakan untuk menggambarkan mesin-mesin bergerak tak-elektronik, khususnya yang dirancang untuk menyerupai gerakan manusia atau hewan. Mesin robot yang diciptakan Al-Jazari berbentuk sebuah perahu yang terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik.
Robot yang terdiri atas dua penabuh drum, seorang peniup harpa, dan pemain suling logam itu diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam acara jamuan minum. Al-Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang di kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. ”Itu adalah automata pertama yang bisa diprogram,” ungkap Prof Noel Sharkey.
Robot penabuh drum yang dirakit Al-Jazari dapat memainkan beragam irama yang berbeda-beda. Robot yang ditemukan Al-Jazari itu juga mengundang kekaguman Charles B Fowler. Menurut dia, temuan insinyur Muslim itu bisa disebut ‘‘robot band”. Sebuah pencapaian penting yang belum pernah ditemukan peradaban lain sebelumnya dan kebudayaan lain di zaman itu.
Secara khusus Mark E Rosheim menyimpulkan, kemajuan yang dicapai dunia Islam di era kejayaan dalam bidang robotika sebagai sebuah penemuan lebih maju dibandingkan zaman Yunani. ”Tak seperti desain Yunani, contoh robot yang diciptakan dunia Islam (Arab) mampu mengundang daya tarik. Tak hanya dalam ilusi dramatis, tetapi mampu menghadirkan lingkungan yang bisa membuat manusia lebih nyaman,” ungkap Rosheim.

Menurut Rosheim, robot ciptaan Al-Jazari itu merupakan salah satu kontribusi peradaban Islam yang sangat penting bagi teknologi. Menurut dia, robot yang diciptakan peradaban Islam di awal abad ke-13 M sudah berbentuk manusia robot dan mampu membantu manusia untuk tujuan praktis. Sayangnya, kata dia,  robot itu tak diciptakan untuk kepentingan industri.
Selain ”robot band”, Al-Jazari juga berhasil menciptakan sebuah robot pramusaji berbentuk manusia yang bertugas untuk menghidangkan air, teh, atau minuman lainnya. Minuman disimpan dalam sebuah tank dengan reservoir (penampung air). Dari penampung itu, air dialirkan ke dalam sebuah ember dan setelah tujuh menit mengalir ke sebuah cangkir. Setelah itu, robot itu mengeluarkan minumannya.
Penemuan penting lainnya di era kejayaan Islam yang tak kalah menarik adalah pencuci tangan otomatis dengan mekanisme pengurasan. Mekanisme yang dikembangkan Al-Jazari itu, kini digunakan dalam sistem kerja toilet modern. Robot pencuci tangan otomatis itu berbentuk seorang wanita yang berdiri dengan sebuah baskom berisi air.
Ketika seorang pengguna menahan tuas, air akan mengering dan robot wanita itu akan kembali mengisi baskom dengan air. Robot lainnya yang dikembangkan Al-Jazari adalah air mancur burung merak. Robot ini berfungsi sebagai pengganti pembantu atau pelayan. Robot ini memudahkan orang saat membersihkan tangan, karena robot burung merak itu akan menawarkan sabut dan handuk secara otomatis.
Robot lainnya yang diciptakan insinyur Muslim adalah burung merak otomatis yang bisa bergerak. Al-Jazari menggerakkan robot burung merak itu dengan tenaga air. Teknologi robot lainnya yang ditemukan Al-Jazari adalah pintu otomatis sebagai bagian dari salah satu jam air yang diciptakannya.

Teknologi automata yang dikembangkan Al-Jazari mencapai 50 jenis dan semuanya ditulis dan digambarkan dalam kitabnya yang sangat legendaris, Al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Karyanya ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Dalam kitab itu, Al-Jazari membeberkan secara detail beragam hal terkait mekanika.
Selain itu, Al-Jazari juga menciptakan teknologi automata lainnya yang berfungsi untuk membantu dan memudahkan tugas manusia. Ia antara lain menciptakan peralatan rumah tangga dan musik automata yang digerakkan tenaga air.
Semua robot yang ditemukan peradaban Islam lewat Al-Jazari sungguh sangat mencengangkan. ”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin,” ungkap sejarawan Inggris, Donald R Hill, dalam tulisannya berjudul, Studies in Medieval Islamic Technology.
Sejarawan lainnya yang terpesona dengan risalah penemuan Al-Jazari adalah Lynn White. ”Jelas sudah bahwa penemu roda gigi pertama adalah Al-Jazari. Barat baru menemukannya pada 1364 M.” Menurut Lynn, kata gear (roda gigi) baru menjadi perbendaharaan kata atau istilah dalam desain mesin Eropa pada abad ke-16 M.
Dalam pandangan Donald Hill, tak ada satu pun dokumen yang mampu menandingi karya Al-Jazari sampai abad modern ini. Menurut dia, risalah penemuan Al-Jazari begitu kaya akan instruksi mengenai desain, pembuatan, dan perakitan mesin-mesin.
”Al-Jazari tak hanya mampu memadukan teknik-teknik para pendahulunya dari Arab dan non-Arab, tapi juga dia benar-benar seorang insinyur yang kreatif,’‘ papar Donald Hill yang begitu mengagumi Al-Jazari. Ketertarikannya atas karya sang insinyur Muslim itu, Donal Hill pun terpacu dan terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974.
Al-Jazari Pemimpin Para Insinyur Muslim
Ra’is Al-A’mal. Gelar itu ditabalkan para insinyur Muslim di abad ke-13 M kepada Al-Jazari. Tak heran, jika nama lengkap sang insinyur fenomenal itu adalah Al-Shaykh Rais al-Amal Badi al-Zaman Abu al-Izz ibn Ismail ibn al-Razzaz al-Jazari. Sedangkan, titel Badi al-Zaman dan Al-Shaykh yang disandangnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang ilmuwan yang unik, tak tertandingi kehebatannya, menguasai ilmu yang tinggi, serta bermartabat.
Sedangkan, kata Al-Jazari yang melekat pada nama lengkapnya itu menunjukkan amsalnya. Keluarga Al-Jazari berasal dari Jazirah Ibnu Umar di Diyar Bakr, Turki. Namun, hipotesis lainnya menyebutkan bahwa Al-Jazari terlahir di Al-Jazira, sebuah kawasan yang terletak di sebelah utara Mesopotamia, yakni kawasan di utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Tigris dan Eufrat.
Di sanalah Al-Jazari mencurahkan hidupnya sebagai seorang insinyur dengan menciptakan berbagai mesin. Para penjelajah dan pelancong yang tandang ke wilayah itu pada abad ke-12 M, mengagumi kemakmuran yang diraih Dinasti Artukid. Pada saat itu pula, kedamaian dan stabilitas politik dan keamanan begitu terkendali.
Seperti halnya sang ayah, Al-Jazari mengabdikan dirinya pada raja-raja dari Dinasti Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari tahun 1174 M sampai 1200 M sebagai ahli teknik. Semasa hidupnya, Al-Jazari mengalami tiga kali suksesi kepemimpinan di Dinasti Artukid, yakni Nur al-Din Muhammad ibn Arslan (570 H – 581 H/1174 M – 1185 M); Qutb al-Din Sukman ibn Muhammad (681 H – 697 H/1185 M – 1200 M); dan Nasir al-Din Mahmud ibn Muhammad (597 H – 619 H/1200 M – 1222 M).
Atas permintaan Nasir al-Din Mahmud, Al-Jazari menuliskan seluruh penemuannya dalam sebuah risalah yang fenomenal. Dalam pengantar risalahnya, Al-Jazari mengungkapkan bahwa dirinya mulai mengabdi pada Dinasti Artuqid pada 570 H/1174 M. Ia risalah penemuannya, setelah 25 tahun bersama menjadi ahli teknik di bawah kepemimpinan tiga raja Dinasti Artuqid.
Berdasarkan informasi itu, dapat disimpulkan, kemungkinan Al-Jazari menulis risalahnya pada 595 H/1198 M, atau dua tahun sebelum Nasir Al-Din didaulat menjadi raja. Menurut naskah Oxford, Al-Jazari merampumgkam risalahnya yang mengguncang dunia teknik modern pada 16 Januari 1206 M.
Karya besar Al-jazari itu disempurnakan oleh Muhammad ibn Yusuf ibn `Uthman al-Haskafiat pada akhir Syaban 602 H/10 April 1206. Dari catatan Haskapi, saat itu Al-Jazari sudah tiada. Dari catatan itulah, Al-Jazari diperkirakan wafat pada 602 H/1206 M–beberapa bulan setelah dia menyelesaikan karyanya.



10. Geografi

Peninggalan Islam dalam bidang ini mempunyai peranan khusus yang amat penting, walaupun geografi bukanlah ilmu yang dilahirkan oleh kaum muslimin. Namun karya-karya umat Islam pada cabang ilmu geografi berpengaruh pada penjelajahan dunia bahkan penyebaran penduduk di muka bumi ini.
Bapak geografi Yunani, Hektatius, menyatakan bahwa bumi menggambar sebuah peta dengan dasar bulat pipih melingkar, walaupun teori Hektatius ini disanggah oleh Plato yang meyakini bahwa bumi itu bulat, namun Plato tak mampu mengungkapkan argument yang kuat atas teorinya tersebut. Kemudian ilmuan Islam, diantaranya Khalifah Abbasiyah, al-Makmun sebagai orang pertama yang merumuskan bumi itu bulat dengan mengadakan penelitian dengan memprediksi letak bintang kutub. Ilmuan lainnya adalah Ibnu Khardzabah, yang menyatakan “Bumi itu berputar sebagaimana bola, tempatnya seperti muhhah (kuning telur) dalam tengah telur.” (al-Masalik wa Mamalik, Hal: 4). Hal itu ia rumuskan berangkat dari kajian terhadap Alquran surat Az-Zumar: 5 dan An-Naziat: 30.
Ilmuan Islam juga berjasa membuat peta laut sehingga banyak orang mengadakan ekspedisi laut untuk mengelilingi dunia dan berdampak pada tersebarnya manusia di berbagai benua di muka bumi. Seperti peta yang dibuat al-Idris dan al-Mas’udi dalam bukunya Murawwaju adz-Dzahab. Pembuatan peta ini jauh sebelum Cristoper Columbus mengklaim menemukan benua Amerika –mengenai klaim Columbus sebagai penemu benua Amerika telah penulis sanggah dalam tulisan sebelumnya: Klaim Columbus-.

Gustave Le Bon mengatakan, “Buku-buku Arab yang telah sampai kepada kita dalam ilmu Geografi penting untuk satu tujuan, dan sebagian dasar-dasar ilmu ini menjadi pelajaran di Eropa selama berabad-abad.” (Gustave Le Bon, Hal: 469).
 






 11. Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina/Ibnu Sina/Syeh Al-Rais/Avicenna (986-1037)

Meneliti: kedokteran, pengobatan (medicine), fisika, geologi, mineralogi, matematika, astronomi, filsafat, ilmuwan ensiklopedi, psikologi, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.
Atau dikenal dengan nama Avicenna, hidup antara tahun 986-1037 M.  Ia adalah seorang ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais.
Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu. Bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy.


12. Ghiyatuddin Abu al-Fatah Omar ibni Ibrahim Al-Nisaburi Khayami/Omar Al-Khayyám (Nishapur, Iran/Persia, 18 Mei 1048 – 4 Desember 1131)
Sastra, Matematika, Astronomi.
Adalah seorang sastrawan, pemuisi (pembuat puisi), ahli matematik, dan ahli astronomi. Khayam yang lahir pada 18 Mei 1048 di Nishapur, Iran (Parsi) dan meninggal  4 Desember 1131 itu mempunyai nama asli Ghiyatuddin Abu al-Fatah Omar ibni Ibrahim Al-Nisaburi Khayami.
Khayam adalah perkataan pinjaman bahasa Arab yang bermakna “pembuat khemah.” Beliau paling dikenali kerena himpunan puisinya, Rubaiyat Omar Khayyam. Ia juga memecahkan persamaan pangkat tiga dan empat melalui kerucut-kerucut yang merupakan ilmu aljabar tertinggi dalam matematika modern, penyair.

13. Ibn Al-Nafis Damishqui/Ibnu Nafis (Damaskus, Suriah 1210 – Kairo, Mesir 17 Desember 1288)
Kedokteran (Peredaran Darah, Paru-Paru)
Merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia (pada 1242). Penggambaran kontemporer proses ini telah bertahan hingga kini. Namun, Harvey (1628) dianggap pertama yang menemukannya.
Khususnya, ia merupakan orang pertama yang diketahui telah mendokumentasikan sirkuit paru-paru.
Secara besar-besaran karyanya tak tercatat sampai ditemukan di Berlin pada 1924. Dia lahir di Damaskus (kini wilayah Suriah) tahun 1210 dan meninggal di Kairo (kini wilayah Mesir), 17 Desember 1288 pada umur 77/78 tahun).

14. Ibnu Khaldun (Tunisia, 27 Mei 1332/732H – 19 Maret 1406/808H)
Filsafat,  Sejarah, Sosiologi, Ekonomi.
Ibnu Khaldun,  lahir 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H adalah sejarahwan, pendidik ulung, pendiri filsafat sejarah dan sosiologi.
Ia adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).

15. Nasir al-Din Tusi/Al Tusi (17 February 1201 – 25 Juni 1274)
Astronomi, Filsafat, Teologi, Ilm Al-Kalam, Islamic Philosophy, Astronomy, Mathematics, Chemistry, Biology And Medicine, Physics, Non-Euclidean Geometry, Science.
Al Tusi lahir di Tus, wilayah Khorasan, Iran utara, adalah seorang astronom dan ilmuwan kawakan yang melakukan penelitian tentang gerakan planet-planet, membuat model planet (planetarium) jauh sebelum Copernicus.
Ia lahir pada tanggal 17 February 1201 (11 Jamadi al-Ula 597) dan meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 1274, pada umur 73 tahun (18 Dhu’l-Hijjah 672).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar