KEYAKINAN KEPADA PARA ROSUL
ALLAH
'ALAHIMUS SALAAM
Bagaimana keyakinan kita
kepada para utusan Allah Alaihim Salam ?
Hendaknya kita meyakini
bahwasanya Allah memiliki para utusan yang
diutusNya sebagai wujud rasa
sayang dan keutamaanNya. Tujuaannya
agar para utusan tersebut
memberi kabar gembira akan datangnya
pahala bagi orang yang
berbuat baik dan sebagai pemberi peringatan
akan datangnya siksa kepada
orang yg berbuat dosa. Selain itu juga
agar para utusan tersebut
memberi penjelasan atas permasalahan
agama dan dunia serta memberi
sesuatu yg bermanfaat bagi manusia
agar memperoleh derajat yg
mulia. Para utusan tersebut diberi penguat
berupa tanda yg jelas maupun
mukjizat yang luar biasa. Utusan yg
pertama adalah Nabi Adam
Alihis Salam dan yang terkahir adalah Nabi
kita, Muhammad 'Alaihi
Shalaatu Wasallam.
Apakah yang dimaksud dengan
Nabi ?
Yang dimaksud dengan Nabi
yaitu manusia yang diberikan wahyu
(pengetahuan) berupa aturan
Syara' meski tidak diperintahkan untuk
menyampaikan. Jika Nabi
tersebut diperintah Allah untuk
menyampaikan wahyu, maka
mereka juga dinamakan dengan Rasul.
Maka setiap Rasul pasti
seorang Nabi, namun setiap Nabi belum tentu
Rasul.
Berapakah jumlah para Nabi ?
Jumlah para Nabi tidak
diketahui secara pasti. Nama para Nabi yg
disebutkan dalam Alquran ada
25 orang, mereka adalah :
Adam, Idris, Nuh, Hud,
Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya'qub,
Yusuf, Ayyub, Syu'aib, Musa,
Harun, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas,
Yasa', Yunus, Zakariyya,
Yahya, 'Isa dan Muhammad 'Alaihimus
Shalaatu Wassalam. Dan mereka
semua adalah juga seorang Rasul.
Apa yang dimaksud dengan
Mu'jizat ?
Mu'jizat adalah sesuatu yang
tidak biasa terjadi yg muncul dari seorang
penyampai risalah kenabian yg
sesuai dengan dakwahnya, dengan
tujuan untuk menantang orang
yg ingkar untuk melakukan yg serupa
dengan mu'jizat tersebut.
Apa hikmah dibalik
dinampakkannya Mu'jizat dari para Nabi ?
Hikmahnya adalah sebagai
pertanda akan kebenaran dakwah mereka.
Karena setiap ajakan (dakwah)
yang tidak disertai dalil maka tidak akan
didengar. Selain itu,
mu'jizat juga berfungsi sebagai pembeda antara
para nabi dengan orang yg
berpura pura menyampaikan risalah
kenabian. Hal itu cocok
dengan hadist Qudsi Allah : “ HambaKu benar
atas apa yg disampaikannya”
Bagaimana bentuk penjelasan
yg menunjukkan bahwa mu'jizat sebagai
pembenar para Nabi serta
kecocokannya dengan hadist qudsi di atas ?
Penjelasan yg menunjukkan
bahwa mu'jizat sebagai pembenar para
Nabi bisa dimengerti dengan
contoh – dan bagi Allah sebaik baik
contoh - berikut :
Seandainya ada seseorang yg
berdiri dalam di balai pertemuan yg
besar, di depan seorang raja
besar yang bijak :
“ Wahai sekalian manusia,
saya adalah utusan dan kepercayan Raja yg
mulai ini bagi kalian. Dia
mengutusku untuk menyampaikan sesuatu
kepada kalian. Raja ini
mengetahui apa yg kukatakan, dia mendengar
apa yg kuucapkan dan dia juga
melihatku. Tanda bahwa saya tidak
berbohong adalah saya akan
meminta raja untuk berbuat sesuatu yg
tidak biasa dilakukan
(biasanya memerintah maka kali ini akan
diperintah), maka dia (raja)
akan menuruti apa yg saya minta.
Kemudian orang tersebut
berkata kepada raja
“wahai raja, jika Engkau
membenarkan apa yg saya sampaikan, mohon
anda berbuat sesuatu diluar
kebiasaan anda (dari memerintah menjadi
diperintah). Tolong anda
berdiri 3 kali berturut turut “!.
Kemudian raja yg bijak
tersebut melakukan apa yg diperintahakan
orang tersebut. Maka jamaah
yg hadir akan tahu seketika bahwa orang
tersebut benar dengan apa yg
telah disampaiakannya. Maka
perubahan kebiasaan Raja
tersebut cocok dengan ucapannya bahwa
dia benar2 telah
memerintahkan orang tersebut dan tidak ada lagi
manusia yg ragu bahwa dia
benar2 utusan raja.
Para Nabi 'Alahim Salam telah
menyampaikan risalah Allah yg
diturunkan kepada mereka
kepada manusia, dan Dia (Allah) Maha
Mengetahui, Maha Mendengar
dan Maha Melihat atas dakwah para
Nabi tersebut. Apabila mereka
memohon kepada Allah untuk
menampakkan mu'jizat luar
biasa dan diluar kebiasaan manusia yg
tidak bisa ditiru oleh
manusia biasa, maka Allah akan mengabulkannya
dan memberi para Nabi
tersebut kemampuan untuk menampakkan
mu'jizat tersebut. Maka hal
itu menjadi pembenar dari Allah atas apa yg
diperbuat bagi para Nabi
(dakwah mereka). Mu'jizat itu sama seperti
pembenaran dengan ucapan
bahkan lebih dari itu mu'jizat menjadi
sesuatu yg wajib sebagai
bukti akan kebenaran para Nabi dalam
menyampaikan risalah. Karena
pembenaran dari Allah yg Maha bijak
dan Maha Mengetahui serta
Maha Kuasa atas para pendusta, adalah
suatu hal yg jelas bisa
terjadi. Apalagi, mu'jizat adalah sebagai salah
satu bukti kebenaran para
Nabi disamping bukti lain akan kenabian
mereka, yakni sifat dan
perbuatan para Nabi tersebut yg benar benar
baik serta sangat sempurna.
Apakah perbedaan antara
Mu'jizat dengan Sihir ?
Sihir adalah hal luar biasa
di luar akal yg mungkin untuk ditandingi.
Karena sihir terjadi karena
sebab2 tertentu yg barangsiapa mengetahui
rahasianya dan bisa mendatangkan
sebab tersebut maka dia bisa
melakukan sihir tersebut.
Sebenarnya, sihir itu bukanlah sesuatu yg
luar biasa, karena menjadi
luar biasa karena orang yg melihatnya tidak
mengetahui rahasia penyebab
terjadinya sihir. Adapun mu'jizat adalah
benar2 hal luar biasa diluar
kebiasaan yg tidak mungkin ditandingi.
Maka tidaklah mungkin para
tukang sihir dapat melakukan apa yg
dilakukan para Nabi, baik
membuat orang mati menjadi hidup, ataupun
merubah tongkat menjadi ular.
Oleh karena itu, para tukang sihir
Fir'aun beriman kepada Nabi
Musa saat mereka melihat tongkat beliau
menjadi ular yg nyata, dan
mereka pun melempar tongkat serta tali
tamparnya karena mengetahui
bahwa apa yg terjadi pada tongkat Nabi
Musa bukanlah sebuah sihir.
Sihir itu bersumber dari jiwa yang penuh
nafsu amarah keburukan dan
menghasilkan kerusakan. Sedangkan
mu'jizat berasal dari jiwa
yang suci dan mengahasilkan kebaikan dan
petunjuk.
Apakah perbedaan antara
Mu'jizat dengan Karomah ?
Karomah adalah kejadian luar
biasa yg keluar dari seorang wali
(kekasih Allah) dan karamah
tidak berhubungan dengan dakwah
kenabian. Adapun mu'jizat
berhubungan dengan dakwah kenabian.
Wali adalah seseorang yg
mengetahui secara mendalam akan Allah
dan sifat2 Nya. Mereka adalah
orang2 yg taat dan menjauhi dosa serta
keburukan. Mereka menjaga
diri dari kesenangan dan syahwat.
Penampakan karomah pada diri
mereka adalah sebagai bentuk
kemulyaan dari Tuhan serta
tanda kedekatan dan terkabulnya doa
mereka. Karomah adalah juga -
seperti Mu'jizat para Nabi - diturunkan
bagi kaumnya, karena tidak
mungkin seseorang menjadi wali kecuali
karena mereka mengakui
risalah para Rasul Allah dan mengikuti jalan
mereka sepenuh hati.
Andaikata ada seseorang yg mengaku wali
namun tidak mengikuti para
jalan Rasul dan bebas membuat jalannya
sendiri maka tidak mungkin
muncul karomah pada dirinya serta ia
bukan wali Allah, bahkan dia
adalah musuh Allah dan Wali syaithan.
Sebagaimana telah disiratkan
oleh Firman Allah yg berbicara kepada
Nabi Alaihis Salam mengenai
klaim sebuah kaum yg mengaku
mencintai Allah. Firman
tersebut adalah :
" Katakanlah
(Wahai Nabi), jika kalian mengaku mencintai Allah maka
ikutilah jalanku
(Nabi), maka Allah akan mencintai kalian dan Dia akan
mengampuni dosa
kalian. Dan Allah Maha Pengampun serta Maha
Pengasih. Katakanlah
(Wahai Nabi), "Taatlah kalian kepada Allah dan
Rasul. Jika kalian
berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang2 Kafir" (Surah Ali 'Imron 32).
Sifat apakah yang wajib ada
pada diri para Nabi Alaihimus Salam ?
Sifat yang wajib ada pada diri
para Nabi Alaihimus Salam ada empat,
yaitu Sidq (Jujur), amanah (dapat
dipercaya), Tabligh (Menyampaikan
Risalah) dan Fathanah (Cerdas).
Makna Sidq bagi mereka adalah
bahwasanya berita yg dibawa
para Nabi tersebut cocok dengan
kenyataan dan sesuai dengan
perintah, tidak mungkin ada kebohongan
sedikitpun pada diri mereka.
Makna Amanah bagi mereka adalah
bahwasanya baik lahir maupun
bathin mereka terjaga dari hal2 yang
tidak diridlai oleh Tuhan yg
telah memilih mereka dari seluruh manusia.
Makna Tablgh bagi mereka
adalah bahwasanya mereka menerangkan
kepada manusia segala hal yg
telah diperintahkan oleh Allah untuk
disampaikan dengan penjelasan
yg paling baik dan mereka tidak
menyembunyikannya sedikitpun.
Seangkan makna fathonah bagi
mereka adalah bahwasanya para
Nabi tersebut adalah manusia paling
sempurna daya ingat dan
pemahamannya.
Sifat apakah yang mustahil
ada pada diri para Nabi Alaihimus Salam ?
Sifat yang mustahil ada pada
diri para Nabi Alaihimus Salam ada
empat, yaitu Kadzib (Pembohong),
'Isyaan (Durhaka), Kitman
(Menyembunyikan ajaran) dan Ghoflah (Pelupa).
Begitupun mustahil
ada pada diri para Nabi
setiap sifat cacat (kekurangan) yg ada pada
manusia meskipun itu tidak
berdosa seperti memiliki pekerjaan atau
nasab yg jelek atau sesuatu
yang menjadi kekurangan menyangkut
hikmah atas diutusnya mereka,
seperti bisu dan tuli.
Jika memang sifat durhaka
tidak terdapat pada diri para Nabi, maka
bagaimanakah dengan peristiwa
Nabi Adam yg memakan buah khuldi
yg dilarang untuk dimakan ?
Sesungguhnya peristiwa itu
terjadi karena Nabi Adam dalam keadaan
lupa. Allah Subhaanahu
Wata'ala berfirman dalam Surat Thaaha 115 :
“ Dan sesungguhnya
telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu,
maka ia lupa (akan
perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya
kemauan yang kuat “.
Dan orang yg lupa tidaklah
terhitung durhaka dan tidak dimintai
pertanggung jawaban. Adapun
penisbatan dosa bagi Adam dalam
firman Allah subhaanahu
wata'ala dalam surat Thaaha 121:
“ Maka keduanya
memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi
keduanya
aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan
daun-daun (yang ada
di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan
dan sesatlah ia.”
Maka Allah memilih Adam dan
Adampun bertaubat kepadaNya
sehingga Allah memberinya
petunjuk (hidayah). Karena sumber
kesalahan kepada Allah adalah
karena lupa yg timbul dari kesadaran
penuh Adam. Sementara
kesalahan yg diperbuat semata mata karena
lupa tidaklah terhitung
sebagai dosa bagi pelakunya. Namun hal itu
(melakukan kesalahan karena
lupa) terhitung sebagai maksiyat bagi
Nabi Adam untuk menunjukkan
kemulyaan kedudukan beliau dan
ketinggian derajatnya. Meski
kesalahan itu kecil namun dianggap
sebagai kesalahan besar.
Adapun keputusan Allah Subhaanahu
Wata'ala kepada Adam karena
kesalahannya – yaitu menurunkannya
ke dunia ini , pengakuan Adam
akan kesalahannya dan terus
menerusnya Adam beristighfar
– maka hal itu semata mata untuk
menambah ketinggian derajat
Adam. Karena hal itu membuat pahala
dan kebaikannya bertambah.
Semua itu juga dianalogikan
bagi setiap kesalahan dan dosa yg
diperbuat oleh para Nabi.
Karena kesalahan itu dirangkaikan dengan
ketinggian kedudukan mereka,
dan kesalahan mereka semata mata
terjadi karena berhubungan
dengan kesempurnaan ketaatan mereka
kepada Allah. Kesalahan dan
dosa itu tidak terjadi sebagaimana yg
terjadi pada manusia selain
mereka karena perbuatan itu terjadi
disebabkan taawwul atau
karena lupa dan tanpa sengaja. Adapun
kesadaran dan permohonan
ampuna mereka atas kesalahan tersebut,
hal itu adalah sebagai sarana
menambah ma'rifat (pengetahuan)
mereka akan Tuhannya,
ketinggian wara' (kehati hatian) serta taqwa
mereka. Juga semua itu
berfungsi sebagai penambah pahala dan
kedekatan mereka, serta
mempertinggi derajat dan pangkat mereka di
sisi Allah.
Hal apa saja kah yg Yajuuz
(boleh) ada pada diri para Nabi 'Alaihimus
Salam ?
Dibolehkan ada pada diri para
Nabi segala macam sifat kemanusiaan
yg tidak mengurangi derajat
kemulyaan mereka, seperti makan dan
minum, lapar dan haus,
menghindar dari panas dan dingin, capek dan
istirahat, sakit dan sehat,
begitupun berdagang dan bekerja dengan
pekerjaan tertentu yg tidak
nista, karena mereka adalah manusia yg
boleh melakukan apa yg
dilakukan manusia selain hal2 yg dapat
mengurangi derajat kemulyaan
mereka.
Apakah hikmah di balik
penyakit dan rasa sakit yg dialami oleh para
Nabi Alaihimus Salam ?
Hikmah di balik itu semua –
meski adalah manusia terbaik dan bebas
dari dosa, adalah agar
dilipatkan pahala serta semakin memperjelas
ketaatan, komitmen dan
kesabaran mereka kepada Allah Subhaanahu
Wata'ala. Juga semua itu
disebabkan agar umat manusia berpedoman
(mencontoh) mereka ketika mereka ditimpa bala'
dan berputus asa.
Dan juga agar umat manusia
mengetahui bahwa dunia adalah tempat
bencana dan cobaan, bukan
tempat yg penuh kemulyaan dan kebaikan
semata. Hikmah lain adalah
agar para Nabi tersebut mensifati diri
mereka dengan sifat ketuhanan
karena telah melihat keluarnya mu'jizat
yg jelas dari dirinya, dan
menyadari bahwa semua itu terjadi karena izin
dan ciptaan Allah Ta'ala
semata. Bukan yg selainNya. Hikmah
berikutnya adalah bahwasanya
meskipun mereka berkemampuan dan
kehebatan yg tinggi, mereka
tetaplah seorang hamba Tuhan yg lemah
yg tidak bisa mendatangkan
manfaat dan menolak bahaya.
Ringkasan apakah yg harus
kita yakini sehubungan dengan keadaan
para Nabi 'Alahimus Sholaatu
Wasallam ?
Kita wajib meyakini
bahwasanya para Nabi 'Alahimus Sholaatu
Wasallam memiliki segala
sifat elok. Mereka bersih baik lahir maupun
bathin, ucapan dan
perbuatannya bebas dari hal2 yg jelek. Para Nabi
juga dapat bersifat layaknya
manusia biasa yg tidak mengurangi
ketinggian derajat dan
martabatnya. Dan hendaknya meyakini bahwa
Allah Ta'ala telah memilih
mereka diantara penghuni seluruh alam,
mengutus mereka bagi alam ini
agar seluruh alam mengerti terhadap
perintah dan hukum Allah.
Kita juga meyakini para Nabi
tersebut tidak pernah melanggar
ketentuan pokok agama karena
pokok agama bergantung pada satu
keyakinan yg tidak bercabang
dan serta tidak akan berubah. Andaikata
para nabi menyelisihi
sebagian perkara syari'at maka itu adalah
perkara cabang bukan pokok
syariat. Karena perilaku para Nabi yg
menyelisihi sebagian perkara
cabang tersebut mendatangkan hikmah
di baliknya dan bahwasanya
perkara cabang tersebut selalu berubah
karena berbedanya umat, masa,
tempat, keadaan dan adat kebiasaan.
Ada berapa sifat jaiz yg ada
pada diri Nabi kita Muhammad
Shallallaahu Alihi Wasallam
yg membedakan Beliau dengan para Nabi
lain ?
Nabi kita Muhammad
Shallallaahu Alihi Wasallam memiliki tiga sifat
Jaiz yg membedakan Beliau
dengan para Nabi lain. Pertama, beliau
adalah Nabi yg paling utama.
Kedua, Beliau diutus bagi seluruh umat
manusia. Ketiga, Beliau
adalah penutup sekalian Nabi dan tidak ada
lagi Nabi setelah beliau.
Mengapa Nabi kita Muhammad
Shallallaahu Alihi Wasallam adalah
sebagai Penutup para Nabi ?
Karena hikmah dibalik
diutusnya para Nabi adalah untuk mengajak
makhluk Allah (manusia) untuk
menyembah Al Haq (Allah) dan
menunjukkan mereka jalan yg
benar baik dalam urusan dunia manupun
akhirat. Mengajarkan manusia
tentang perkara yg tidak nampak oleh
penglihatan mereka (ghaib),
serta hal2 yg tidak terjangkau oleh akal
fikiran mereka (syurga,
neraka dll) serta menetapkan dalil2 yg benar
dan menghilangkan
ketidakjelasan yg batil.
Dan sungguh syariat Beliau
telah sempurna karena menjelaskan
semua hal di atas dengan
bentuk yg tidak mungkin disamai oleh ajaran
yg lebih sempurna. Ajaran
beliau juga cocok bagi seluruh ummat, di
setiap masa, tempat dan
keadaan. Maka tidak ada lagi kebutuhan
makhluk terhadap Nabi setelah
Beliau Shallallaahu Alihi Wasallam.
Karena kesempurnaan telah
sampai pada batasnya. Dari pemaparan
tersebut menjadi jelaslah
rahasia di balik diutusnya beliau bagi seluruh
makhluk, karena beliau adalah
makhluk paling sempurna baik fisik
maupun akhlak nya.
Kenapa dikatakan bahwasanya
Nabi kita adalah penutup para Nabi,
padahal Nabi 'Isa 'Alihis
Salam kelak akan turun di akhir zaman ?
Sesungguhnya Nabi 'Isa
'Alaihis Salam akan turun di akhir zaman
dengan membawa ajaran Nabi
kita Muhammad Shallallaahu Alihi
Wasallam, bukan membawa ajaran
beliau sendiri. Karena ajaran beliau
telah dihapus karena lamanya
waktu dimana mengamalkan ajaran
beliau cocok dengan hikmah yg
telah disebutkan di atas. Maka beliau
menjadi khalifah (pengganti)
Nabi Muhammad, menjadi wakil Beliau
dalam menyampaikan risalahnya
kepada Ummat ini. Dan keyakinan itu
termasuk akidah Nabi kita
Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam.
Apa saja kah mu'jizat Nabi
kita Muhammad 'Alaihis Salam ?
Sesungguhnya mu'jizat Nabi
kita Muhammad 'Alaihis Salam itu banyak
sekali, diantaranya adalah
Alquranul Karim. Alquran adalah tanda
kenabian terbesar, terbaik
dan paling jelas. Dan telah disebutkan
sebelumnya beberapa bentuk
kemu'jizatannya. Alquran itu tanda
kenabian yg abadi selamanya
karena sang Pembawanya (Rasulullah)
adalah penutup para Nabi.
Diantara mu'jizat beliau yg lain adalah
mengalirnya air dari
sela-sela jemari saat perjalanan bersama para
shahabat beliau yg mulia,
sementara saat itu dalam kondisi sangat
kehausan dan tidak ada air
kecuali sedikit sekali. Maka kemudian
Beliau meletakkan telapak
tangan di dalam wadah air yg sedikit itu
maka air itu seakan akan
menjadi banyak sehingga cukup untuk minum
semua orang, bahkan lebih.
Dan hal itu terjadi berulang ulang.
Termasuk juga diantara
mu'jizat beliau adalah berubahnya makanan yg
sedikit menjadi banyak
sehingga banyak sekali orang yg hadir menjadi
kenyang karenanya, pun ini
terjadi beberapa kali. Dan masih banyak
mu'jizat yg lain yg
disebutkan dalam kitab “Dalaa-ilun Nubuwwah
(Tanda2 Kenabian) ”.
Bagaimanakah perjalanan hidup
(sirah) Nabi kita Shallallaahu Alihi
Wasallam ?
Telah sepakat dan sekata para
Ulama berpendapat bahwasanya
sejarah kehidupan Nabi kita
adalah sejarah terbaik secara mutlak. Dan
sungguh, orang2 kafir
(orientalis) pun telah mengakuinya. Bagaimana
tidak, sedangkan hal itu
(kehidupan Nabi) adalah terang bagaikan
matahari di seperempat siang
. Dan sungguh para ahli sejarah telah
menyebutkan bahwa Beliau
Rasulullah Shallallaahu Alihi Wasallam
adalah manusia paling baik
nasab keturunannya, dan manusia paling
elok perilakunya. Beliau
menyambung silaturahim (hubungan
persaudaraan), suka menolong
orang yg membutuhkan, suka
menanggung beban dan
kekurangan orang, serta penyabar. Diantara
sifat beliau adalah pemaaf,
suka memberi kemudahan dan welas asih
serta halus budinya. Tidak
berbuat sesuatu keculai yg ada hak
kebenaran atau hak ciptaan
Tuhan. Beliau adalah pendiam karena
dalam diam itu beliau
memikirkan rahasia-rahasia alam Malakut.
Apabila beliau berbicara maka
selalu tuntas, yakni kalimatnya
sederhana namun berisi makna
yg banyak berupa lautan hikmah.
Beliau adalah manusia paling
fasih dalam berbicara, seorang yg
humoris di beberapa keadaan
namun meski humoris, kata2 yg terucap
selalu berisi kebenaran.
Beliau sangat berserah diri kepada penjagaan
Allah bagi beliau di setiap
waktu (pasrah). Berada di garis terdepan
ketika kebatilan merajalela
dan terus berada dalam kondisi demikian di
setiap waktu. Beliau sangat
rendah hati (tawadlu'), namun di balik
kerendahan hati dan kearifan
beliau, menyimpan kewibawaan yg besar
yg tidak bisa ditandingi
satupun manusia, sampai2 para shahabat tidak
kuat menatap wajah beliau.
Dan di setiap majlis beliau keadaan selalu
tenang, seakan akan ada
burung yg sedang hinggap di kepala setiap
hadirin. Mereka tidak saling
memutus pembicaraan dan tidak pernah
ada pembicaraan seputar aib
seseorang di dalamnya. Semua orang
dewasa, bahkan anak2 Musyrik
pun menjuluki beliau dengan sebutan
Al Amin (Yg dapat dipercaya).
Dan setelah beliau mendakwahkan
risalah kenabian, musuh2
beliau - dengan segala sifat permusuhan dan
hinaan mereka – tidak
menemukan celah keburukan sedikitpun pada
diri beliau dan tidak ada
jalan untuk mencela pribadi beliau. Beliau
mengajarkan manusia
kebijaksanaan dan hukum agama dan mengajak
mereka menuju Darus Salam
(akhirat). Sungguh telah sempurna ilmu
dan amal siapa saja yg
mengikuti beliau, dan barangsiapa tidak mau
mengikuti beliau, maka
sungguh telah kehilangan hal diatas baik
sekarang maupun dimasa
mendatang. Dan sungguh Allah telah
menjadikan agamaNya (Islam)
jelas melebihi agama lain. Dan Dia
mengabadikan nama Rasulullah
yg indah ini baik pada lisan
pengikutnya maupun
penentangnya sepanjang masa. Barangsiapa
mempelajari buku sejarah
kehidupan Beliau yg menyebutkan akhlaknya
yg mulia dan elok, maka ia
akan mengetahui bahwa beliau adalah
manusia paling mulya di
seluruh alam, baik dalam sifat yg nampak
maupun yg tidak.
‘Sumber : Kitab Jawaahirul Kalamiyyah’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar