Rabu, 22 November 2017

KEUTAMAAN DALAM MEMPERINGATI MAULID NABI SAW.

Di dalam kitab "An-Ni'matul Kubra 'alal 'Alami fi Maulidi Sayyidi Waladi Adam" halaman 5-7, karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami (909-974 H. /1503-1566 M.), cetakan "Maktabah al-Haqiqat" Istambul Turki,
diterangkan tentang keutamaan-keutamaan memperingati maulid Nabi Muhammad saw sebagai berikut : 📜Sayyiina Abu Bakar RA. berkata:
من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم كانرفيقي في الجنة
Artinya : "Barangsiapa menyebarkan luaskan dan membelanjakan satu dirham (uang emas) untuk malam lahirku mengadakan pembacaan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanku di surga.
📜 Berkata Sayyidina Umar RA.:
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد أحيا الإسلام
Artinya : Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.
📜 Berkata Sayyidina Utsman RA.:
من أنفق درهما على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم فكأنما شهد غزوة بدر وحنين
Artinya : "Barangsiapa membelanjakan satu dirham (uang mas) untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi dimalam lahirku SAW, maka seakan-akan ia ikut-serta menyaksikan perang Badar dan Hunain.
📜 Sayyidina Ali RA. berkata:
من عظم مولد النبي صلى الله عليه وسلم وكان سببا لقراءته لا يخرج من الدنيا إلا بالإيمان ويدخل الجنة بغير حساب
Artinya : "Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi SAW, dan ia menjadi sebab dilaksanakannyapembacaan maulid Nabi dimalam lahirku, maka tidaklah ia keluar dari dunia melainkan dengan keimanan dan akan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab.
📜 Imam Hasan Bashri RA. berkata:
وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا فأنفقته على قراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم
Artinya: "Aku senang sekali seandainya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud, maka aku akan membelanjakannya untuk kepentingan memperingati maulid Nabi SAW.
📜Imam Junaedi al-Baghdadi, semoga Allah membersihkan sir (rahasia)-nya, berkata:
من حضر مولد النبي صلى الله عليه وسلم وعظم قدره فقد فاز بالإيمان
Artinya : "Barangsiapa menghadiri malam peringatan Maulid Nabi SAW dan mengagungkan derajat beliau, maka sesungguhnya ia akan memperoleh kebahagian dengan penuh keimanan.
📜Imam Ma'ruf al-Karkhi, semoga Allah membersihkan sir (rahasia)-nya:
من هيأ طعاما لأجل قراءة مولد النبي صلى الله عليه و سلم و جمع اخوانا و أوقد سراجا و لبس جديدا و تبخر و تعطر تعظيما لمولد النبي صلى الله عليه و سلم حشره الله يوم القيامة مع الفرقة الأولى من النبيينو كان فى أعلى عليين
Artinya:"Barangsiapa menyediakan makanan untuk peringatan pembacaan Maulid Nabi SAW, mengumpulkan saudara-saudaranya, menyalakan lampu, memakai pakaian yang baru,memasang harum-haruman dan memakai wangi-wangian karena mengagungkan malam kelahiran Nabi SAW, niscaya Allah akan mengumpulkannya
pada hari kiamat bersama golongan orang-orang yang pertama di kalangan para nabi dan dia akan ditempatkan di syurga yang paling atas (‘Illiyyin).
📜 Imam Fakhruddin ar-Razi berkata:
ما من شخص قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على ملح أو بر أو شيئ أخر من المأكولات الا ظهرت فيهالبركة و فى كل شيئ وصل اليه من ذلك المأكول فانه يضطرب و لا يستقر حتى يغفر الله لأكله وان قرئمولد النبي صلى الله عليه وسلم على ماء فمن شرب من ذلك الماء دخل قلبه ألف نور و رحمة و خرج منه ألف غل و علة و لا يموت ذلك القلب يوم تموت القلوب . و من قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على دراهم مسكوكة فضة كانت أو ذهبا و خلط تلك الدراهم بغيرها و قعت فيها البركة و لا يفتقر صاحبها و لا تفرغ يده ببركة النبي صلى الله عليه و سلم
Artinya:“Tidaklah seseorang yang membaca maulid Nabi saw. ke atas garam atau gandum atau makanan yang lain, melainkan akan tampak keberkatan padanya, dan setiap sesuatu yang sampai kepadanya (dimasuki) dari makanan tersebut, maka akan bergoncang dan tidak akan tetap sehingga Allah akan mengampuni orang yang memakannya.Dan sekirannya dibacakan maulid Nabi saw. ke atas air, maka orang yang meminum seteguk dari air tersebut akan masuk ke dalam hatinya seribu cahaya dan rahmat, akan keluar daripadanya seribu sifat dengki dan penyakit dan tidak akan mati hati tersebut pada hari

dimatikannya hati-hati itu.Dan barangsiapa yang membaca maulid Nabi saw. pada suatu dirham y

ang ditempa den gan perak atau emas dan dicampurkan dirham tersebut dengan yang lainnya, maka akan jatuhke atas dirham tersebut keberkahan dan pemiliknya tidak akan fakir serta tidak akan kosong tangannya dengan keberkahan Nabi saw.”
📜 Imam Syafi'i, semoga Allah merahmatinya, berkata:
من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم
Artinya:"Barangsiapa mengumpulkan saudara-saudaranya untuk mengadakan Maulid Nabi, dimalam kelahiranku kemudian menyediakan makanan dan tempat serta melakukan kebaikan untuk mereka, dan dia menjadi sebab atas dibacakannya Maulid Nabi SAW, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama golongan shiddiqin (orang-orang yang benar), syuhada (orang-orang yang mati syahid), dan shalihin (orang-orang yang shaleh) dan dia akan dimasukkan ke dalam surga-surga Na’im.
📜Imam Sirri Saqathi, semoga Allah membersihkan sir (bathin)-nya:
من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليهوسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع الا لمحبة النبي صلى الله عليه و سلم . وقد قال صلى الله عليه و سلم : من أحبني كان معي فى الجنة
Artinya:"Barangsiapa pergi ke suatu tempat yang dibacakan di dalamnya maulid Nabi saw, maka sesungguhnya ia telah pergi ke sebuah taman dari taman-taman syurga, karena tidaklah ia menuju ke tempat-tempat tersebut melainkan karena cintanya kepada Nabi saw. Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam syurga.
📜Imam Jalaluddin as-Suyuthi berkata:
مامن بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة ذلك البيت أو المسجد أو المحلة وصلت الملائكة على أهل ذلك المكان وعمهم الله تعالى بالرحمة والرضوان.وأما المطوفون بالنور يعنى جبريل و ميكائيل و اسرافيل و عزرائيل عليهم الصلاة و السلام فانهم يصلون على من كان سببا لقراءة النبي صلى الله عليه و سلم. و قال أيضا: ما من مسلم قرأ فى بيته مولد النبي صلى الله عليه و سلم الا رفع الله سبحانه و تعالى القحط والوباء والحرق والغرق والأفات والبليات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص من أهل ذلك البيت فاذا مات هون الله عليه جواب منكر ونكير ويكون فى مقعد صدق عند مليك مقتدر. فمن أراد تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم يكفيه هذا القدر. ومن لم يكن عنده تعظيم مولد النبي صلى الله عليه وسلم لو ملأت له الدنيا فى مدحه لم يحرك قلبه فى المحبة له صلى الله عليه وسلم.
“Tidak ada rumah atau masjid atau tempat yg di dalamnya dibacakan maulid Nabi SAW melainkan malaikat akan mengelilingi rumah atau masjid atau tempat itu, mereka akan memintakan ampunan untuk penghuni tempat itu, dan Allah akan melimpahkan rahmat dan keridhaan-Nya kepada mereka.”Adapun para malaikat yang dikelilingi dengan cahaya adalah malaikat Jibril, Mika’il, Israfil, dan Izra’il as. Karena, sesungguhnya mereka memintakan ampunan kepada Allah swt untuk mereka yang menjadi sebab dibacakannya pembacaan maulid Nabi saw. Dan, dia berkata pula: Tidak ada seorang muslimpun yang dibacakan di dalam rumahnya pembacaan maulid Nabi saw melainkan Allah swt menghilangkan kelaparan, wabah penyakit, kebakaran, tenggelam, bencana, malapetaka, kebencian, hasud, keburukan makhluk, dan pencuri dari penghuni rumah itu. Dan, apabila iameninggal, maka Allah akan memudahkan jawabannya dari pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dan dia akan berada di tempat duduknya yang benar di sisi penguasa yang berkuasa. Dan, barangsiapa ingin mengagungkan maulid Nabi saw, maka Allah akan mencukupkan derajat ini kepadanya. Dan, barangsiapa di sisinya tidak ada pengagungan terhadap maulid Nabi saw, seandainya penuh baginya dunia di dalam memuji kepadanya, maka Allah tidak akan menggerakkan hatinya di dalam kecintaannya terhadap Nabi saw.”
اللهم اجعلنا ممن يفرح بمولد النبي العظيم.......
واجعلنا يا رب من اهلينا واولادنا وذرياتنا والمسلمين اجمعين قرة اعين للنبي صلي الله عليه وسلم.......امين

Selasa, 14 November 2017

KEWAJIBAN MENGGODHO' SHOLAT

***TATA CARA MENGQODHA' SHOLAT YG DI TINGGALKAN***

Ada empat golongan, bila ia meninggalkan shalat maka tidak berkewajiban untuk mengqadha (mengganti) shalat yang ditinggalkannya, yaitu : Wanita haid atau nifas, anak kecil yang belum baligh, orang gila dan orang kafir. Selain itu makatidak ada satupun manusia yang terbebas dari kewajiban shalat. Entah shalat itu dikerjakan pada waktunya, ataupun waktu shalat itu sudah terlewat, tetap saja kewajiban shalatnya menjadi hutang yang akan ditagih di hari kiamat nanti. Empat imam madzhab sepakat bahwa mengqadha shalat yang ditinggalkan itu hukumnya wajib.

Shaikh Abdurrahman Al-Jaziri dalam kitabnya menegaskan :

قضاء الصلاة المفروضة التي فاتت واجب على الفور سواء فاتت بعذر غير مسقط لها أو فاتت بغير عذر أصلا باتفاق ثلاثة من الأئمة. الشافعية قالوا : إن كان التأخير بغير عذر وجب القضاء على الفور وإن كان بعذر وجب على التراخي

Hukum mengqadha shalat fardhu menurut kesepakatan tiga madzhab (Hanafi, Maliki dan Hanbali) adalah wajib dan harus dikerjakan sesegera mungkin baik shalat yang ditinggalkan sebab adanya udzur (halangan) atau tidak. Sedangkan menurut madzhab Syafi’i qadha shalat hukumnya wajib dan harus dikerjakan sesegera mungkin bila shalat yang ditinggalkan tanpa adanya udzur dan bila karena udzur, qadha shalatnya tidak diharuskan dilakukan sesegera mungkin. (Kitab Al-Fiqhu 'Alal Madzahibil Arba'ah, Juz I, halaman 757)

Tata cara mengqadha (mengganti) shalat yang ditinggalkan ada tiga prinsip mendasar, yaitu :

*1. Jenis shalatnya sesuai*

Bila shalat yang diringgalkan adalah shalat shubuh, maka shalat penggantinya juga harus shalat shubuh. Tidak bisa dan tidak sah kalau diganti dengan shalat dzhuhur, ashar, maghrib atau shalat isyak.

*2. Waktu penggantian*

Waktu untuk melakukan penggantian shalat ini sebenarnya bebas tanpa aturan. Sehingga shalat penggantian ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa harus terikat dengan waktu-waktu khusus.

Boleh mengqadha semua shalat yang ditinggalkan salam satu waktu. Qadha shalat dzuhur tidak harus pada waktu dzuhur, demikian juga shalat wajib lainnya. Cara qadhanya sebaiknya secara tertib (tertib ini tidak wajib), seperti melakukan dulu shalat dzuhur kemudian ashar, mahgrib, isyak dan subuh.

Memang ada sebagian kalangan yang menyarankan agar waktu penggantian disesuaikan dengan waktu shalat yang ditinggalkan. Misalnya untuk mengganti shalat maghrib maka dilakukan pada waktu maghrib. Untuk mengganti shalat subuh dilakukan penggantiannya di waktu subuh.

Sebenarnya ini cuma saran untuk memudahkan, tetapi ini bukan ketentuan baku. Buktinya justru Rasulullah saw sendiri malah tidak melakukannya. Beliau mengganti shalat yang terlewat justru bukan di waktu shalat itu. Dalam hadits disebutkan.

قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْعُوْدٍ إِنَّ الْمُشْرِكِيْنَ شَغَلُوْا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ يَوْمَ الْخَنْدَقِ حَتَّى ذَهَبَ مِنَ اللَّيْلِ مَا شَاءَ اللهُ فَأَمَرَ بِلاَلاً فَأَذَّنَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْعَصْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْعِشَاءَ

Abdullah bin Mas'ud berkata : Orang orang Musyrik telah menyibukkan Rasulullah saw dari melaksanakan empat waktu shalat, pada hari perang Khandaq sampai malam berlalu dengan kehendak Allah. Kemudian beliau memerintahkan Bilal (untuk mengumandangkan adzan), maka Bilal pun mengumandangkan adzan dan Iqamat. Beliau kemudian melaksanakan shalat zhuhur, kemudian Bilal iqamat lalu beliau shalat ashar. Kemudian Bilal iqamat lalu beliau shalat maghrib. Kemudian Bilal iqamat lalu beliau melaksanakan shalat isyak. (H. R. Tirmidzi no. 179, Nasa'i no. 661, Baihaqi no. 1967, dan lainnya)

Imam Nawawi dalam kitabnya menegaskan :

حَاصِل الْمَذْهَب : أَنَّهُ إِذَا فَاتَتْهُ فَرِيْضَة وَجَبَ قَضَاؤُهَا ، وَإِنْ فَاتَتْ بِعُذْرٍ اُسْتُحِبَّ قَضَاؤُهَا عَلَى الْفَوْرِ وَيَجُوز التَّأْخِير عَلَى الصَّحِيْحِ . وَحَكَى الْبَغَوِيُّ وَغَيْرُهُ وَجْهًا : أَنَّهُ لَا يَجُوز وَإِنْ فَاتَتْهُ بِلَا عُذْرٍ وَجَبَ قَضَاؤُهَا عَلَى الْفَوْرِ عَلَى الْأَصَحِّ ، وَقِيْلَ : لَا يَجِبُ عَلَى الْفَوْرِ ، بَلْ لَهُ التَّأْخِيْرِ ، وَإِذَا قَضَى صَلَوَات اُسْتُحِبَّ قَضَاؤُهُنَّ مُرَتَّبًا ، فَإِنْ خَالَفَ ذَلِكَ صَحَّتْ صَلَاته عِنْدَ الشَّافِعِيّ وَمَنْ وَافَقَهُ سَوَاء كَانَتْ الصَّلَاة قَلِيلَة أَوْ كَثِيرَة

Kesimpulan madzhab (atas hadits qadha) : bahwasanya apabila tertinggal satu shalat fardhu, maka wajib mengqadhnya. Apabila tertinggal shalat karena udzur, maka disunnahkan mengqadhanya sesegera mungkin tapi boleh mengakhirkan qadha menurut pendapat yang shahih. Imam Baghawi dan lainnya menceritakan suatu pendapat: bahwasanya tidak boleh mengakhirkan qadha. Kalau lalainya shalat tanpa udzur, maka wajib mengqadha sesegera mungkin menurut pendapat yang lebih shahih. Menurut pendapat lain, tidak wajib menyegerakan qadha. Artinya, boleh diakhirkan. Dan apabila mengqadha beberapa shalat fardhu, maka disunnahkan mengqadhanya secara urut. Apabila tidak dilakukan secara berurutan, maka shalatnya tetap sah menurut Imam Syafi'i dan yang sepakat dengannya baik shalat yang tertinggal sedikit atau banyak. (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz II, halaman 486)

*3. Jumlah Shalatnya Sesuai*

Jumlah shalat pengganti harus sesuai dengan jumlah shalat yang ditinggalkan. Prinsip ini sangat masuk akal dan logis. Orang yang berhutang 1 juta maka wajib mengganti 1 juta. Maka hutang shalat lima waktu dalam sehari semalam, maka wajib diganti dengan shalat yang sama sebanyak shalat yang ditinggalkan dalam sehari semalam.

Yang seringkai jadi masalah, ada sementara orang yang sampai lupa berapa kali meninggalkan shalat. Mungkin sebabnya boleh jadi selama ini dia berpikir bahwa shalat yang ditinggalkan itu tidak perlu diganti. Tentu pemikiran ini termasuk pemikiran sesat dan menyesatkan. Entah siapa yang awalnya berfatwa macam ini, yang jelas jumhur ulama empat madzhab semua sepakat bahwa shalat yang ditinggalkan wajib diganti.

Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitabnya menegaskan :

وَقَالَ الْمَالِكِيَّةُ وَالشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَقْضِيَ حَتَّى يَتَيَقَّنَ بَرَاءَةَ ذِمَّتِهِ مِنِ الْفُرُوضِ، وَلَا يَلْزَمُ تَعْيِينُ الزَّمَنِ، بَلْ يَكْفِي تَعْيِينُ الْمَنْوِيِّ كَالظُّهْرِ أَوِ الْعَصْرِ مَثَلًا

Ulama dari kalangan madzhab Maliki, Syafi’i, dan Hanbali berpendapat : Wajib baginya untuk mengqadha shalat yang pernah ditinggalkan sampai ia yakin bebas dari kewajibannya berupa shalat-shalat fardlu (yang pernah ditinggalkan), dan tidak harus menentukan waktunya, tetapi cukup dengan menentukan yang diniati (shalat yang pernah ditinggalkan) seperti dzuhur atau Ashar. (Kitab  Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Juz II, halaman 143)

Syaikh Ibnu Qudamah (bermadzhab Hanbali) dalam kitabnya menegaskan :

إذا كثرت الفوائت عليه يتشاغل بالقضاء ما لم يلحقه مشقة في بدنه أو ماله
Bila shalat yang ditinggalkan terlalu banyak maka wajib menyibukkan diri untuk menqadhanya, selama tidak menjadi masyaqqah (kesulitan) pada tubuh atau hartanya. (Kitab Al-Mughni, Juz I, halaman 681)

Minggu, 12 November 2017

SHOLATMU ADALAH CERMIN HIDUPMU

 
من تعود على تأخير الصلاة. رجل او إمراة ،

Barang siapa terbiasa mengakhirkan sholat, baik laki-laki maupun perempuan.
فليتهيأ للتأخير في كُل أمور
حياته.
Maka bersiaplah ia terlambat dalam segala urusan kehidupannya !!
زواج ، وظيفة ، ذُرية ، عافية ، تكملة ،. توفيق
. Nikah, pekerjaan, keturunan, kesehatan, kemapanan, petunjuk.

قالُ الحَسنُ البَصري:
Hasan Albashri berkata : 
إذَا هَانَت عَليكَ صَلاتك فَمَا الذي يَعزُ عَليـكْ ؟.

Jika sholat saja sepele bagimu, maka adakah urusan yg penting menurutmu ? 
بقدر ماتتعدل صلاتك تتعدل حياتك.

.Seperti apa engkau merubah sholatmu, sperti itulah engkau merubah hidupmu.
ألم تعلم أن الصلاة اقترنت بالفـلاح.

Tidakkah engkau tahu bahwa sholat itu bergandengan dg kesuksesan“.
حي على الصلاة حي على الفلاح”.

"Marilah melakukan sholat, marilah meraih kesuksesan". 
فكيف تطلب من الله التوفيق وأنت لحقه غير. مجيب.

Bagaimana mungkin engkau minta kesuksesan kepada Alloh, sedangkan kamu tidak tunaikan hakNya.
اللهم اجعلنا ممن يقيم الصلاة في. وقتها. ،،،Ya Alloh, jadikanlah kami termasuk orang yg mendirikan sholat tepat pada waktunya.

KALAM ULAMA SYECH ALI JUM'AH

*السلام عليكم و رحمة الله و بركاته*

Luqman al-Hakim menasehati anaknya, _"Anakku, Sesungguhnya dunia adalah Lautan raya yang telah banyak menenggelamkan sepanjang zaman. Jika kamu ingin bisa selamat; jadikan bahteramu adalah takwa, ikatanmu (penguatmu) adalah tawakal dan bekalmu adalah Amal Salih. Jika Kamu berhasil, itu karena rahmat Allah. Sedang jika gagal, itu karena dosa-dosamu."_

*Maulana Syeikh Ali Jum'ah*

Sabtu, 11 November 2017

APA ITU BID'AH ?

MEMBACA AL-QUR'AN BID'AH?

Salik dan Matin memegang mushaf Al-Qur'an hadiah dari Saudi Arabia. Dengan kualitas kertas, design, model tulisan Arab yang menarik dan indah membuat Salik teringat pertanyaan menggelitik dari tetangga sebelah.
Salik (S):  Di zaman Nabi belum ada Mushaf Al-Qur'an secantik ini, kan?
Matin (M): Betul...betul...betul.
S : Berarti bid'ah dong?!
M : Hahaha. Mulai lagi, deh.
S :  Nabi kan pernah bilang "kullu bid'atin dhalal" Tiap bid'ah itu sesat. Semuanya bid'ah dong?!
M : Pahami hadis secara cerdas, Bung.
S : Mereka bilang, seluruh hal yang ditambah-tambahkan dalam urusan ibadah itu bid'ah. Tahlil bid'ah, shalawatan bid'ah, maulid bid'ah. Semua yang tidak dicontohkan nabi bid'ah.
M : Hmmmm
S : Jadi, bagaimana ini?!
M : Hmmmm
S : Mushaf Al-Qur'an ini pun bid'ah dong?!

M : Ibadah itu terbagi 2, ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhoh. Semua ibadah mahdhoh, tata-cara tekniknya pernah diajarkan Nabi. Contohnya, shalat, zakat, puasa, dan haji.Tapi, ibadah ghairu mahdhoh tidak dicontohkan tata-caranya oleh Nabi, tapi dicontohkan sahabat, tabiin, tabi tabiin, ulama dari zaman ke zaman.
S : Contoh ibadah ghairu mahdhoh apa?
M : Membaca shalawat dan dzikir. Perintah Allah dan Rasul tegas, kita disuruh berdzikir setiap saat, kapan pun dan dimanapun. Sebanyak-banyaknya. Shalawat juga begitu. Sampai-sampai jadi rukun khutbah, kita harus bershalawat sebanyak-banyaknya kapan pun.

S : Jadi, mushaf Al-Qur'an ini pun bid'ah?
M : Bid'ah hasanah, untuk kemaslahatan, pendidikan, syiar, dan memudahkan. Ini tidak termasuk kategori sesat. Kalau semua hal baru dan tidak dicontoh Nabi sebagai bidah, bisa bahaya. Contohnya mushaf ini, bisa dianggap bidah. Sebab mushaf ini dipegang, dibaca, ditelaah sebagai bentuk ibadah. Setiap huruf yang kita baca bernilai pahala. Dan, kita memegang benda yang tak ada di zaman Nabi.

S : Hmmmm. Bukankah dulu Al-Quran diperintahkan Nabi untuk ditulis?
M : Betul. Ditulis di dinding, batu, kulit binatang,  tulang unta, kayu, dan sebagainya. Berserakan. Tak teratur. Belum terbukukan.
S : Bagaimana mereka membacanya?
M : Susah. Kebanyakan para sahabat menghafalkan langsung.Tulisan hanya dokumentasi.
S : Berapa lama menghafalnya? Seperti orang zaman ini?
M: Nggak. Nabi dan sahabat mengafalkan Al-Quran selama 23 tahun.

S : Koq begitu?
M : Ya iyalah. Karena Al-Quran turun berangsur-angsur.
S : Berarti bidah dong, kalau hafal 2 tahun?!
M : Hahaha. Baru dari zaman sahabat Al-Quran dihafal utuh hanya dalam waktu beberapa tahun.
S : Bidah juga dong?!
M : Kalau tak ada bid'ah, Islam tak akan bisa tersebar ke seluruh dunia, tidak relevan dari zaman ke zaman, dari waktu ke waktu.
S : Maksudnya?!
M : Meski kamu belajar di pondok Kediri 3 tahun, belum tentu bisa baca tulisan Al-Quran di zaman Nabi.
S : Maksudnya?!
M : Susah. Belum ada titik koma, apalagi fathah dhamah.
S: Ohhhh
M : Di zaman Khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman, Al-Quran baru mulai disusun, dikumpulkan dari batu, tulang, kayu, kulit hewan, dinding dan sebagainya.

S : Berarti sudah dibukukan?
M : Baru kodifikasi, dikumpulkan. Tapi, masih belum ada tanda baca. Sulit sekali orang non-Arab membaca dan memahaminya.
S : Terus bidah apa yang dilakukan sahabat?
M : Setelah khalidah Rasyidah berakhir, barulah di masa khalifah Muawiyah terjadi bidah lagi. Dia menugaskan Abu al-Aswad Ad-du'ali untuk meletakkan tanda baca pada tiap kalimat dalam bentuk titik. Agar tidak salah baca.
S : Baru sebagai tanda akhir kalimat? Lalu, belum ada titik di huruf ba, ta, tsa dan lainnya?

M : Belum. Untuk membedakan, ba, ta, tsa, jim dan sebagainya itu baru terjadi pada Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Beliau menugaskan Al Hajjaj bin Yusuf untuk memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya. Misalnya, huruf ba dengan satu titik di bawah, huruf ta dengan dua titik di atas, dan tsa dengan tiga titik di atas.
S : Subhanallah. Terus, belum ada harakat?
M : Belum. Di masa Dinasti Abbasiyah, baru diberikan tanda baris berupa dhamah, fathah, kasrah, dan sukun untuk memudahkan umat Islam dalam membaca Al-Qur'an. Berarti 250-an tahun setelah Nabi baru ada harakat. Contoh khat naskhi dalam mushaf Al-Quran juga baru pada masa ini.

S : Lalu, kapan lahirnya tajwid?
M : Itu baru terjadi di masa Khalifah Al-Makmun. Ulama melakukan "bid'ah" lagi dengan membuat ilmu tajwid, agar memudahkan orang-orang non Arab membacanya.
S : Berarti ada konvensi kebahasaan, kesepakatan, penelitian, dan pengembangan mushaf dari zaman ke zaman?
M : Betul. Ada bidah.hehehe
S : Oh begitu.
M : Di zaman ini, ulama pun membuat tanda lingkaran bulat untuk pemisah ayat dan mencantumkan nomor ayat. Sebelumnya tidak ada, Bro. Dan, hanya segelintir orang yang punya mushaf Al-Quran secara utuh. Hanya orang yang kaya raya yang memilikinya. Al-Quran bisa seharga mobil Alphad keluaran terbaru. Kertas atau papirus sangat langka.
S : Ohhhhh
M : Kalau tidak ada ulama hafidz, ulama fiqih, ulama arif dalam tradisi surau, madrasah, pondok, meunasah, yang langsung mengajarkan secara lisan, Islam tak bisa sahabat ini. Semuanya punya peran dan andil besar. Ini adalah kerja ibadah dalam bidang ilmu, politik, budaya, seni dan sebagainya.

S : Lalu, Al-Quran yang dicetak Kerajaan Saudi bagaimana?
M : Mereka mengambil Al-Quran dari proses kodifikasi tersebut. Mereka juga merem. Tanpa dalil. Mengambil hasil manuskrip dari zaman Abbasyiah, bukan dari zaman Nabi atau sahabat.
S : hmmm. Berarti bidah dong?!
M : Jawab sendiri deh!
S : Apa yang terjadi jika ulama tidak melakukan bidah dalam hal mushaf Al-Quran?
M : Islam tidak akan sampai ke Ujung Berung, Ujung Aspal, Ujung Pandang, Temerloh, Jurong, Batu Pahat, Sigli, Tidore, dan sebagainya. Kita akan saling mengkafirkan dan bahkan saling bunuh gara-gara tidak ada "TITIK"

S : Hmmmm. Kenapa?
M : Bukankah perbedaan waqaf dan tanda baca bisa membuat salah arti dan makna?
S : Ohhhh iya betul.
M : Karena itu, mari memberi makna pada keindahan yang pernah dihasilkan oleh ulama-ulama terdahulu. Pelajari dan hayati. Jangan gampang menghujat, mengkafirkan dan menganggap bid'ah.
S : Jadi, ungkapan populer "Mari kita kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah" itu bukan menafikan kontribusi para ulama dari zaman ke zaman ya?
M : Alhamdulillah. Berarti ente sudah faham.
S : Jawab dulu!
M : Betul. Berarti tidak cukup belajar Al-Quran dan Hadis saja. Anda harus belajar sejarah, bahasa Arab, fiqih, ushul fiqih, asbabun nuzul, asbabul wurud, tasawuf, mantiq, falaq, dan sebagainya.

Semoga bermanfaat.

Jumat, 10 November 2017

PESAN RASULALLAH SAW.KEPADA SAYIDINA ALI RA.DAN KECINTAAN ROSULULLAH KEPADA CUCUNYA SAYIDINA HASAN DAN HUSEIN RA.

Diriwayatkan dalam kitab Raudhatul-Ahbab bahwa Rasulullah SAW telah berkata kepada Fathimah putrinya, :
“Bawalah kedua anakmu kepadaku.”.
Kemudian Fathimah membawa Hasan dan Husein ke hadapan Rasulullah.

Keduanya kemudian memberi salam kepada Rasulullah, kemudian duduk di tepi pembaringannya dan kemudian menangis ketika melihat kakeknya sedang lemah seperti itu.

Keduanya menangis pilu sehingga orang-orang yang hadir di situ ikut menangis keras.

Hasan meletakkan wajahnya di wajah Rasulullah, sedangkan adiknya, Husein, meletakkan wajahnya di dada Rasulullah.

Rasulullah membuka matanya, kemudian ia menciumi kedua cucunya itu dengan penuh kasih sayang.

Itu juga sekaligus untuk memberikan pelajaran kepada semua orang bahwa mereka harus mencintai dan menghormati kedua cucunya itu.

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa para sahabat yang kebetulan hadir di sana pada saat itu, saat melihat Hasan dan Husein menangis mereka juga ikut menangis keras.

Di tengah-tengah suasana haru itu Rasulullah berseru, “Panggillah saudaraku Ali dan bawalah kepadaku.”.

‘Ali datang dan berdiri di sisi pembaringan sambil memeluk Rasulullah saw.

Ali kemudian mengangkat kepala Rasulullah dan meletakkannya di pangkuannya.
Rasulullah berkata:“

"Ya, Ali! Aku telah meminjam sejumlah uang dari seorang Yahudi untuk keperluan tentara ekspedisi Usamah. Tolonglah bayarkan hutangku itu.

Dan, Ali. Engkau akan menjadi orang pertama yang akan menemuiku di mata air al-Kautsar. Engkau juga akan mendapatkan banyaksekali masalah sepeninggalku.

Engkau harus bersabar menghadapinya dan apabila engkau lihat orang-orang lebih mencintai dunia, maka engkau harus lebih memilih akhirat.”.

Shahih Bukhori jil. 7 hal. 121; Shahih Muslim jil. 5 hal. 75.Shahih Bukhori jil. 3 hal. 68; Shahih Muslim jil. 2 hal. 14.Thabaqat Ibnu Saad Bag. 2 hal. 29.

Minggu, 05 November 2017

7 TANDA-TANDA HIDUP BAHAGIA DI DUNIA

🌷*TUJUH  TANDA2 KEBAHAGIAAN HIDUP DIDUNIA*🌷

Sayidina Ibnu Abbas RA mengatakan:

Ada 7 tanda2 kebahagiaan hidup didunia:

1) QALBUN SYAKIRUN

Hati yg selalu bersyukur, ertinya selalu menerima apa adanya (Qana'ah), sehingga tidak ada angan2 yg berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yg selalu bersyukur..

2) AL-AZWAJUS SALIHAH

Pasangan hidup yg saleh/salihah, pasangan hidup yg saleh/salihah akan menciptakan suasana rumah & keluarga yg sakinah..

3) AL-AULADUL ABRAR

Anak yg saleh/salihah.. Doa anak saleh/salihah kepada orang tuanya dijamin dikabulkan ALLAH, berbahagialah orang tua yg memiliki anak saleh/salehah..

4) AL-BAITUS SALIHAH

Lingkungan yg kondusif untuk iman kita..
Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk selalu bergaul dgn orang2 saleh yg selalu mengajak kpd kebaikan dan mengingatkan bila kita salah dan lupa..

5) AL-MA’ALUL HALAL

Harta yg halal.. Bukan banyak harta, tapi harta yg dimiliki mubah atau bahkan haram wal 'iadu zubillah.
Harta yg halal akan menjauhkan syetan dari hati. Hati menjadi suci, bersih dan kokoh.. Sehingga memberikan ketenangan dlm hidup..

6). TAFAQUH FID-DEEN

Semangat untuk memahami agama.. Dengan belajar ilmu agama, semakin cinta kpd agama, semakin tinggi cinta kpd Allah SWT & Rasulullah SAW. Cinta inilah yg akan memberi cahaya bagi hati..

7). UMUR YG BARAKAH

Makin tua makin saleh.. Setiap detiknya diisi dgn amal ibadah.. Makin tua makin rindu untuk bertemu dgn Sang Pencipta.. Inilah semangat hidup orang2 yg barakah umur nya..

Semoga Allah SWT memudahkan kita dalam perjuangan besar untuk memiliki tujuh tanda2 kebahagian yang disebut Sayidina Ibnu Abbas RA diatas.

Aamiin Ya Allah..
بارك  اللہ لنا ولكم

🌷Wallahu a'lam🌷

Jumat, 03 November 2017

KEMANAKAH PERGINYA AIR YANG UNTUK MEMANDIKAN ROSULULLAH SAW.

🚿💦Kemanakah Perginya Air Bekas Memandikan Jasad Rasulullah صلى الله عليه و سلم ?🚿...💦
===================================

Pada kisaran tahun 90-an, dalam sebuah Muktamar Tingkat Dunia yang diselenggarakan di Mesir, muncul pertanyaan dari Syeikh Mutawwali Asy-Sya'rawi tentang kemanakah perginya air bekas memandikan jasad Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam.
Semua peserta Muktamar yang merupakan para ulama perwakilan dari berbagai negara itu tak ada yang mampu menjawab.
Karena pertanyaan tersebut menarik dan belum pernah dibahas dalam sejarah Islam sebelumnya, maka sang pimpinan Muktamar meminta waktu untuk mencari jawaban tersebut. Beliau berkata bahwa besok beliau akan menemukan jawabannya.

Sepulangnya dari Muktamar, sang pimpinan langsung masuk ke perpustakaan dan membuka seluruh kitab yang ada guna mencari jawaban dari pertanyaan tersebut.
Namun setelah semua kitab dibuka, tak ada satupun kalimat yang membahas pertanyaan tersebut.

Karena kelelahan, akhirnya beliau tertidur.
Saat tidur itulah beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam yang sedang bersama seorang pembawa lentera. Bak pucuk dicinta ulam pun tiba, beliau menggunakan kesempatan tersebut untuk meminta jawaban yang dicarinya langsung kepada Rasulullah.
Rasulullah memberi isyarat agar beliau bertanya kepada pemegang lentera disampingnya. "Tanyalah kepada Shohibul Qindil (Lentera)."

Shohibul Qindil menjawab :
"Air tersebut naik ke langit dan turun kembali ke bumi bersama hujan. Setiap tanah yang dijatuhi air tersebut, maka di kemudian hari akan didirikan sebuah masjid."

Keesokan harinya, berdirilah sang pemimpin Muktamar untuk memberikan jawaban tentang perginya air bekas memandikan jasad Rasulullah.
Semua yang hadir terkagum-kagum.
Syeikh Mutawwali yang mengajukan pertanyaan tersebut, bertanya lagi, "Darimana engkau mengetahuinya?"
Sang pimpinan Muktamar menjawab :
"Dari seseorang yang saat itu sedang bersama Rasulullah dalam mimpiku semalam."

Syeikh Mutawwali bertanya lagi :
"Apakah ia membawa Qindil?"
"Bagaimana engkau tahu?" Tanya balik sang pimpinan.
"Karena akulah Shohibul Qindil tersebut." Jawab Syeikh Mutawwali.

Kisah ini amat masyhur di kalangan ulama, terlebih di Mesir.

Sekalipun banyak saksi mata yang menyaksikan langsung peristiwa ini, namun ulama-ulama dari kelompok Wahabi yang kala itu hadir juga, sedikitpun tidak mempercayai kisah ini, kecuali Syeikh Umar Abdul Kafi.

Beliau mengatakan bahwa dirinya telah banyak melihat berbagai karamah dalam diri Syeikh Mutawwali Asy-Sya'rawi, namun beliau enggan mengakuinya karena keyakinan yang dianutnya (faham Wahabi) menolak adanya karamah.

Tapi untuk kali ini, Allah telah menumbuhkan keyakinan dalam dadanya, sehingga beliau termasuk orang yang mempercayai kisah ini.
Beliau kemudian keluar dari Wahabi dan masuk ke dalam faham Ahlussunnah Wal Jama'ah......

HIKAM SYA’RAWIYAH ( Hikmah-hikmah syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi)
===================================
1 – إِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ قَوْلَ الْحَقِّ فَلَا تُصَفِّقْ لِلْبَاطِلِ

Jika engkau tidak mampu mengatakan kebenaran, maka janganlah bertepuk tangan untuk kebatilan.

2 – إِذَا لَمْ تَجِدْ لَكَ حَاقِدًا فَاعْلَمْ أَنَّكَ إِنْسَانٌ فَاشِلٌ

Jika engkau tidak menemukan seseorang yang mendengki-mu, maka ketahuilah bahwa engkau adalah manusia yang gagal.

3 – لَا تَقْلَقْ مِنْ تَدَابِيْرِ الْبَشَرِ فَأَقْصَى مَا يَسْتَطِيْعُوْنَ هُوَ تَنْفِيْذُ إِرَادَةِ اللهِ

Janganlah engkau merasa cemas terhadap “konspirasi” manusia, sebab, puncak dari kemampuan mereka adalah melaksanakan kehendak Allah سبحانه و تعالى.

4 – لَنْ يَحْكُمَ أَحَدٌ فِيْ مُلْكِ اللهِ إِلَّا بِمُرَادِ اللهِ

Tidak akan ada seorangpun “berkuasa” di kerajaan Allah سبحانه و تعالى kecuali dengan kehendak Allah سبحانه و تعالى

5 – لَا تَعْبُدُوْا اللهَ لِيُعْطِيَ، بَلْ اُعْبُدُوْهُ لِيَرْضَى، فَإِنْ رَضِيَ أَدْهَشَكُمْ بِعَطَائِهِ

Janganlah engkau menyembah Allah سبحانه و تعالى supaya Dia memberi kepadamu, namun, sembahlah Allah supaya Dia ridha kepadamu, maka, jika Dia ridha kepadamu, Dia akan membuatmu bingung dengan pemberian-Nya.